[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jember, 21 Oktober 2019
Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat pedesaan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut menambah kerentanan mereka terhadap terjadinya gangguan kesehatan. Selain persoalan ekonomi, terbatasnya akses pada layanan kesehatan masyarakat pedesaan masih menjadi persoalan pelik di masyarakat.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan pada penyelenggara layanan pendidikan kesehatan di Universitas Jember. Untuk itu Fakultas Kedokteran maupun Fakultas Kedokteran Gigi sering kali memberikan layanan kesehatan gratis. Seperti bhakti sosial yang dilakukan di Desa Grenden, Kecamatan Puger pada tanggal 20 Oktober kemarin. Bekerjasama dengan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Koordinator Tapal Kuda, tim dari FK dan FKG Universitas Jember telah memberikan layanan kesehatan gratis kepada 100 lebih pasien.
Dalam pidato pembukaan, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dr. Rahardyan mengatakan, dengan bhakti sosial kesehatan gigi dan mulut ini, setidaknya dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat khususnya di Desa Grenden yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani, pekembun, penambang kapur dan nelayan.
“Akses masyarakat pedesaan dalam bidang layanan kesehatan sangat terbatas. Selain persoalan ekonomi jumlah dokter juga tidak banyak walaupun ada puskesmas setempat. Namun secara umum kasus kerusakan gigi pada anak pedesaan cendrung lebih besar,” kata Rahardyan.
Menurutnya, salah satu penyebab utamanya karena kebiasaan gosok gigi dan kesadaran untuk memeriksakan gigi secara rutin ke dokter gigi masih kurang.
“Mungkin karena faktor kesibukan orang tua, ayah dan ibuk bekerja sehingga tidak sempat melakukan pemeriksaan. Apalagi jumlah praktek gigi sangat jarang. Maka dari itu kami memberikan layanan periksa gigi gratis,” pungkasnya.
Senada dengan Rahardyan, dr. Pulong Wijang Pralampita mengatakan masyarakat wilayah pedesaan biasanya enggan melakukan pemeriksaan kesehatan. Padahal gangguan kecil pada kesehatan dapat berdampak fatal bagi kesehatan mereka.
“Mereka kan aktivitasnya adalah petani yang akrab dengan aktivitas luar yang kotor dan penuh bakteri. Misalkan saja luka kecil yang dibiarkan maka sangat rawan sekali terkena infeksi apabila tidak segera diatasi,” ujarnya.
Sementara itu Ketua IJTI Kordinator Tapal Kuda Tomi Islandar menjelaskan, kegiatan bhakti sosial tersebut selain untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda, juga sebagai wujud pengabdian para Jurnalis kepada masyarakat utamanya di desa Grenden Kecamatan puger.
“Secara geografis kenapa kmi memilih desa grenden ini, karena desa ini terletak di daerah pesisir serta terletak dekat dengan penambangan gunung kapur, serta masyarakat disini jauh dari layanan medis, dan secara karakteristik penyakitnya juga berbeda dengan wilayah-wilayah lain di Jember,” jelas Tomi.
“Kagiatan Bakti sosial ini ditergetkan yang awalnya 50 pasien, dan itu terdiri dari warga sekitar, anak-anak usia sekolah dasar, namun justru melebihi target tersebut, pasalnya antusias masyarakat yang cukup tinggi dengan bukti 100 pasien yang sudah melakukan pendaftaran,” pungkasnya.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]