Agronursing, Apa itu ?

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Lumajang, 21 Oktober 2019

Mungkin istilah Agronursing masih asing di telinga banyak orang, bahkan bagi mereka yang berkecimpung di bidang keperawatan. Untuk menyosialisasikan apa itu agronursing, Program Studi Diploma 3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang menggelar seminar dan bedah buku berjudul “Agronursing” karya Arista Maisyaroh, dosen Universitas Jember Kampus Lumajang di Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang (20/10). Selain bertujuan memperkenalkan agronursing kepada masyarakat, adanya buku Agronursing juga diharapkan menjadi pegangan bagi mahasiswa keperawatan, khususnya di Universitas Jember.

Agronursing adalah penatalaksanaan manajemen pelayanan keperawatan  dan asuhan keperawatan, dalam ruang lingkup pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan atau agroindustri. Jadi agronursing berfokus pada keperawatan keselamatan dan kesehatan kerja, promosi, pencegahan penyakit akibat pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan serta agroindustri dan rehabilitasi bagi pelaku di bidang agroindustri untuk mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif bagi pelaku agroindustri,” jelas Arista Maisyaroh sang penulis buku.

Pilihan fokus pada agronursing bagi Fakultas Keperawatan Universitas Jember dilandasi oleh visi Universitas Jember yang ingin menjadi universitas unggul dalam pengembangan sains, teknologi dan seni berwawasan lingkungan, bisnis, dan pertanian industrial. “Selain itu pilihan agronursing berbasis pada fakta dimana profesi petani, pekebun, peternak dan pekerja agroindustri jumlahnya jutaan di Indonesia yang merupakan negara agraris ini. Kedua, lingkungan kerja yang berbeda maka tentu saja menimbulkan masalah kesehatan yang berbeda pula. Penyakit yang diderita petani tentu saja berbeda dengan penyakit yang diidap oleh buruh pabrik,” imbuh Arista Maisyaroh.

Arista Maisyaroh lantas mencontohkan beberapa penyakit yang kerap diderita petani dari penelitian yang dilakukannya bersama para dosen Universitas Jember Kampus Lumajang yang tergabung dalam Kelompok Riset (KeRis) Disaster Emergency and Nursing Studies (Densus). “Dari penelitian yang kami lakukan problem kesehatan yang banyak diderita oleh petani diantaranya cedera pinggul, cedera punggung, cedera lutut, cedera leher. Petani juga berpotensi menderita keracunan akibat pemakaian pestisida,” ungkap Arista Maisyaroh.

Dirinya lantas berharap dengan adanya buku Agronursing ini dapat membekali calon perawat dengan ilmu agronursing serta mengenalkan agronursing kepada masyarakat luas. “Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami para dosen keperawatan, mengingat bidang agroindustri itu luas mulai dari pertanian, perkebunan,  peternakan, hingga kelautan. Pilihan pada agronursing ini bisa memberikan warna kepada masyarakat Indonesia terutama bidang kesehatan agrioindustri,” kata Arista Maisyaroh yang hari itu didampingi oleh rekannya, Enggal Hadi Kurniyawan yang membedah tuntas buku karangannya.

Arista Maisyaroh kemudian menambahkan, buku karyanya ini ditulis supaya dapat menjadi rujukan di tengah masih minimnya buku referensi keperawatan yang fokus ke pertanian dan agroindustri. Menurut rencana mata kuliah agronursing sendiri akan diajarkan kepada mahasiswa keperawatan, khususnya di janjang diploma di semester enam. “Buku ini memudahkan pembaca, karena isi buku berfokus langsung kepada kesehatan dan keperawatan berbasis pertanian dan industri pertanian, yang di dalamnya sudah merangkum perpaduan dari beberapa buku yang terdiri dari kombinasi buku kesehatan,  keperawatan,  keselamatan kerja, serta kesehatan masyarakat,” imbuh Arista Maisyaroh lagi.

Di lain sisi Arista Maisyaroh menyampaikan apresiasinya kepada KeRis Densus. “Adanya buku agronursing tidak terlepas dari adanya KeRis Densus karena buku ini memuat hasil riset dan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh KeRis Densus,  jadi buku  ini dikembangkan dari hasil penelitian dan pengabdian masyakarat,  hasilnya lantas menjadi model teori yang nantinya digunakan oleh para akademisi dan praktisi dalam melakukan pendekatan kesehatan dan keperawatan pada masyarakat di pertanian dan agroindustri. Tentu tidak sampai di sini saja, sebab nantinya tentu akan ada buku-buku lain mengenai agronursing sejalan dengan hasil riset dari KeRis Densus,” ungkapnya.

Adanya buku Agronursing disambut hangat banyak pihak. Salah satunya disampaikan oleh Murtaqib, Wakil Dekan ll Fakultas Keperawatan Universitas Jember yang turut hadir. Menurutnya agronursing merupakan hal yang relatif baru bagi masyarakat, oleh karena itu dirinya berharap setelah adanya seminar dan bedah buku ini maka pemahaman akan agronursing di kalangan akademisi keperawatan dan masyarakat luas mulai terbangun. Turtu hadir pula sivitas akademika Universitas Jember Kampus Lumajang, Universitas Jember Kampus Pasuruan, perwakilan dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian, serta seluruh rumah sakit dan Puskesmas di Lumajang.

“Kedua, konsep agronursing ini kami bangun dengan mempertimbangkan kekhasan masyarakat Indonesia khususnya Lumajang dan Besuki Raya yang karakteristiknya adalah masyarakat agrikultural. Sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan dapat lebih dipahami dan diterima masyarakat karena telah menyesuaikan dengan sosiokultural masyarakat kita,  serta sudah melalui kajian dengan pendekatan secara histori, budaya dan kekhasan masyarakat Indonesia dalam menerima layanan kesehatan,” pungkas Murtaqib. (tim UNEJ Kampus Lumajang)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content