Pandhalungan Dalam Bingkai Akuntansi

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 24 Oktober 2019
Nilai kedamaian dan kesetiaan dalam masyarakat budaya Pandhalungan menjadi tema utama dalam acara tahunan Temu Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia (TEMAN) ke 07 di aula lantai 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember, (24-25/10). Tema ini sengaja diambil untuk mengedepankan nilai kearifan lokal dalam agenda tahunan ini.
“Karena selama ini nilai-nilai keilmuan yang dipakai dan berkembang di Indonesia masih didominasi oleh budaya barat. Padahal nilai ketimuran yang kita miliki sebetulnya yang paling cocok untuk dijadikan pijakan dalam keilmuan,” ujar Dr. Akhmad Toha selaku ketua pelaksana TEMAN 07 dalam acara penutupan.


Menurut Toha, jika dikaji secara serius dan mendalam nilai-nilai ketimuran yang kita anut sebetulnya dapat menjadi sebuah teori keilmuan baru yang memiliki ciri khas tersendiri. Makna khas disini adalah teori yang mengedepankan unsur ragam budaya yang ada.

“Bisa jadi teori itu memang sudah ada, namun teori baru itu akan menjadi dasar keilmuan yang bisa jadi lebih cocok dengan kehidupan masyarakat kita. Oleh karena itu perlu upaya bersama agar pengembangan keilmuan dengan pendekatan multiparadigma ini bisa semakin berkembang,” ujar Toha.
Toha mencontohkan, nilai kerukunan dan kesetiaan dari masyarakat Pandhalungan yang tersebar di wilayah Tapal Kuda dapat dijadikan sebagai dasar nilai dalam keilmuan akuntansi.
“Kita lihat masyarakat Pandhalungan selama ini bisa hidup rukun dan damai. Padahal mereka terdiri dari beragam suku, agama dan budaya yang kemudian melahirkan budaya baru dengan nama budaya Pandhalungan,” imbuh Toha.


Toha menjelaskan, pada TEMAN 07 ini diikuti oleh 41 peserta yang merupakan para akuntan pendidikan dari universitas negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Masing-masing dari peserta akan mempresentasikan hasil penelitian mereka,” lanjut Toha.
“Ini adalah kesempatan ilmiah yang sangat luar biasa. Karena bisa jadi akan ada 41 kajian-kajian baru khususnya bidang ilmu akuntansi dari berbagai paradigma. Sehingga semakin menambah khasanah keilmuan bidang akuntansi,” jelas Toha.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content