[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Salam buat Rekan-Rekan Media.
Pertama, Perkenalkan saya Akhmad Munir adalah Staf Pengajar sekaligus Tenaga Fungsional pada Pusat Pengembangan Pendidikan Karakter dan Ideologi Kebangsaan (P3KIK) LP3M UNEJ yang menjadi Ketua Tim Pemetaan Pemikiran Keagamaan.
Kedua, berita di media yang berdasarkan pada pemetaan yang saya dan kami lakukan perlu diletakkan sesuai konteksnya agar tidak mengalami distorsi. Pemetaan itu dilakukan pertama kali pada tahun 2017, sudah hampir tiga tahun yang lalu. Jadi itu adalah data lama bukan fakta baru. Pemetaan ini dilakukan untuk melihat potensi atau benih-benih pandangan radikal mahasiswa di bidang keagamaan khususnya keislaman. Karena tujuan dan penggunaannya yang bersifat terbatas bagi internal UNEJ maka pimpinan LP3M pernah memerintahkan kepada saya untuk tidak mempublikasikan pemetaan ini ke pihak luar baik seluruhnya maupun sebagian. Dan perintah itu saya turuti sampai pagi ini.
Ketiga, karena pemetaan itu bersifat internal dan khusus untuk lembaga dan demi perbaikan kelembagaan dalam perspektif kampus kebangsaan, maka kami menjadikan hasil pemetaan internal itu untuk ditindaklanjuti ke dalam agenda-agenda yang sudah kami laksanakan. LP3M adalah ujung tombak dalam pelaksanaan agenda-agenda tersebut. Serangkaian agenda yang sudah dilaksanakan, yaitu: pengembangan kurikulum PAI yang berorientasi pada keseimbangan perspektif keislaman dan kebangsaan, seperti: tema teologi kebangsaan, demokrasi dan HAM dalam Islam, dan sebagainya. Agenda kedua termasuk penguatan kapasitas SDM dengan melibatkan organisasi islam yang berprinsip moderat; agenda lainnya yang juga sudah dilaksanakan antara lain agenda penataan dan pembinaan masjid kampus; serta laboratorium pesantren dengan membina langsung mahasiswa oleh para Kyai berpaham ahlussunnah wal jamaah; ditambah lagi konseling keislaman oleh Dosen-dosen PAI dengan tujuan agar mahasiswa memegang prinsip moderatisme islam. Intinya semua agenda bermuara pada pengarusutamaan moderatisme islam ahlussunnah wal jamaah.
Keempat, berita di media mengenai “22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme” sudah mengalami distorsi narasi hasil pemetaan. Pemetaan tidak dimaksudkan untuk mengeneralisir prosentase dari seluruh mahasiswa Universitas Jember. Pemetaan ini lebih menekankan untuk memotret potensi atau benih-benih pemikiran keagamaan khususnya keislaman yang ada di Universitas Jember. Dari pemetaan inilah berbagai kegiatan sebagaimana tersebut di atas dilaksanakan sebagai upaya untuk mencegah potensi itu berkembang lebih jauh.
Jember, 26 November 2019
Ketua Tim Pemetaan Pemikiran Keagamaan,
Akhmad Munir
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]