Kampus Tegalboto Jadi Habitat Burung Di Jember

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Jember, 26 Desember 2019

            Kampus Tegalboto yang rimbun dan sejuk ternyata tidak hanya menjadi lokasi favorit bagi warga Jember dan sekitarnya untuk beraktivitas, bahkan burung pun memilih Kampus Universitas Jember sebagai habitatnya. Menurut Agung Kurnianto, dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, banyak burung memilih berkembang biak di Kampus Tegalboto karena vegetasinya beragam dan terjaga dengan baik. Dalam pengamatan awal yang dilakukannya, sudah terdata puluhan jenis burung yang hidup di Kampus Tegalboto. Bahkan Agung Kurnianto menemukan dua jenis burung yang seharusnya hidup di hutan malah ada di Kampus Tegalboto.

            “Dari pengamatan burung atau bird watching yang dilakukan tanggal 22 Desember lalu, kami menemukan ada 20 jenis burung yang berkembang biak di Kampus Tegalboto. Dari 20 jenis burung di Kampus Tegalboto. 1. Cekakak Jawa. 2. Tekukur. 3. Trucukan. 4. Cinemen Jawa. 5. Wiwek Kelabu. 6. Caladi Ulam. 7. Caladi Tilik atau Pelatuk. 8. Bondol Haji. 9. Bondol Peking. 10. Bondol Jawa. 11. Sipah Kacat. 12. Cekakak Sungai. 13. Kutilang. 14. Sepah Kecil. 15. Burung gereja. 16. Layang-layang loreng. 17. Walet Linci. 18. Cabai Jawa. 19. Madu Sriganti. 20. Takur Ungkut-Ungkut dan lainnya. Bahkan kami menemukan burung jenis Bondol Haji dan Takur Ungkut-Ungkut yang biasanya hidup di hutan malah ada di lingkungan Kampus Universitas Jember. Tentu saja penemuan ini menjadi hal yang menggembirakan, sebab beragamnya burung di suatu lokasi menjadi salah satu indikator bahwa ekosistem kita  tergolong baik,” jelas Agung Kurnianto saat ditemui di Fakultas Pertanian (26/12).

            Agung Kurnianto menduga, jumlah jenis burung yang hidup di Kampus Tegalboto lebih banyak lagi mengingat ada kemungkinan beberapa jenis burung migran juga menjadikan Kampus Tegalboto sebagai lokasi transit di Indonesia. “Secara teratur burung migran berpindah dari daerah asalnya karena menghindari musim dingin ke daerah yang lebih hangat guna mencari makan. Nah karena vegetasi di kampus kita bagus, maka mereka kerasan tinggal di sini. Biasanya burung migran ini mulai meninggalkan daerah asalnya di wilayah Asia Timur sekitar bulan September, nanti di bulan Maret akan kembali lagi ke wilayah Asia Timur,” tutur dosen yang baru bertugas di Universitas Jember pertengahan tahun ini.

            Menurut dosen asal Banyuwangi ini, keberadaan burung di kampus menjadi indikator sehatnya sebuah ekosistem. Pasalnya burung akan mencari daerah yang menyediakan banyak bahan pangan baginya. Keberadaan burung ini juga akan diikuti oleh fauna lainnya semisal burung predator seperti elang, ular, tupai dan hewan lainnya. “Keanekaragaman hayati di Kampus Tegalboto wajib kita jaga, sebab jarang ada wilayah di perkotaan yang memiliki jenis burung hingga 20 jenis. Salah satu cara menjaganya adalah dengan melarang perburuan hewan dan menjaga vegetasi yang ada. Setiap pembangunan fasilitas wajib diimbangi dengan penanaman bibit pohon agar Kampus Tegalboto tetap menjadi surganya burung di Jember,” pungkas Agung Kurnianto yang mulai mengajak mahasiswa dan anggota pecinta alam di Universitas Jember untuk aktif dalam kegiatan bird watching.  (iim)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Skip to content