Jember, 2 Maret 2020
Iwan Taruna, Rektor Universitas Jember menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan kampus satelit, seperti Kampus Pasuruan dan Kampus Lumajang. Pengembangan ini akan berbasis pada potensi lokal yang sudah ada, sambil terus menyesuaikan dengan perkembangan dan kekhasan tiap daerah. Tekad ini disampaikan Iwan Taruna saat mengunjungi Universitas Jember Kampus Pasuruan, yang kemudian berlanjut ke Universitas Jember Kampus Lumajang (28/2). Kunjunganiniadalah kali pertama semenjak dirinya dilantik sebagai Rektor Universitas Jember. Turut mendampingi dalam kunjungan kali ini adalah Wakil Rektor II dan Wakil Rektor III, beserta Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Menurut Rektor Universitas Jember, keberadaan Program Studi Diploma 3 Keperawatan di Kampus Pasuruan dan Lumajang dapat menjadi pijakan untuk mengembangkan program studi lain di bidang kesehatan. Diantara usulan yang mengemuka adalah pembukaan Program Studi Diploma 4 Teknologi Transfusi Darah dan Program Studi Diploma 4 Fisioterapi di Kampus Pasuruan. “Fakultas Keperawatan kita memiliki kekhasan dengan konsep Agronursing, tentunya konsep ini bisa dikembangkan mengikuti kondisi tiap daerah, semisal Pasuruan yang selain memiliki potensi di bidang pertanian namun juga dikenal sebagai kawasan industri. Dan tidak menutup kemungkinan di masa datang akan dibuka juga program studi yang berkaitan dengan penyediaan SDM untuk kawasan industri,” tutur Iwan Taruna di hadapan dosen dan karyawan Kampus Pasuruan.
Kunjungan perdana ini juga dimanfaatkan Rektor Universitas Jember untuk mengetahui kondisi nyata di lapangan, termasuk menyerap aspirasi dan permasalahan yang mungkin ada. Seperti yang disampaikan oleh Nurul Huda, Ketua Program Studi Diploma 3 Keperawatan Kampus Pasuruan yang menjelaskan proses pembangunan bangunan tiga lantai di Kampus Pasuruan yang rencananya akan digunakan sebagai fasilitas kesehatan tingkat satu, laboratorium dan aula. “Pembangunan fasilitas kesehatan tingkat satu yang nantinya akan melayani masyarakat umum ini bertujuan sebagai fasilitas praktek bagi mahasiswa,” jelasnya. Nurul Huda juga melaporkan rencana re-akreditasi yang akan dilakukan pada bulan April 2020 nanti.
Pengembangan serupa juga dilakukan di Kampus Lumajang yang berencana akan membuka program studi baru, yakni Program Studi Diploma 4 Rekam Medis dan Program Studi Diploma 4 Akupuntur. Namun sedikit berbeda dengan saudara mudanya di Pasuruan, Kampus Lumajang menghadapi kendala keterbatasan lahan kampus guna penambahan program studi baru. “Lahan di Kampus Lumajang sudah tidak memungkinkan ditambahi fasilitas baru, alternatifnya adalah membangun kampus baru,” kata Nurul Hayati, Ketua Program Studi Diploma 3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang.
Menerima laporan ini, Iwan Taruna melalui Wakil Rektor II berjanji akan mengintensifkan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang, mengingat ada tawaran dari Bupati Lumajang yang menyediakan lahan seluas kurang lebih sepuluh hektar di daerah Kecamatan Klakah untuk ditempati sebagai lokasi baru Universitas Jember Kampus Lumajang. “Kita akan menempuh proses pengembangan kampus satelit seperti yang sudah sukses dilakukan di Kampus Bondowoso. Pertama harus ada kepastian bahwa tanah yang disediakan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lumajang harus dihibahkan ke Universitas Jember, sehingga proses pembangunan fasilitas pendukungnya bisa segera dilakukan,” jawab WachjuSubchan, Wakil Rektor II Universitas Jember. Hadir dalam pertemuan ini seluruh dosen dan karyawan Kampus Lumajang.
Khusus bagi para dosen di kedua kampus tersebut, Iwan Taruna mengingatkan agar fokus pada kewajiban melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “Dosen wajib meningkatkan kualitas diri, misalnya bagi yang belum memperoleh status fungsional maka wajib memenuhi persyaratan yang ada, melanjutkan studi hingga tingkat doktoral juga menjadi tuntutan. Peningkatan kualitas diri secara berkelanjutan inilah yang harus menjadi budaya sesuai dengan slogan Universitas Jember, tradition of exellence,” pungkas Iwan Taruna. (iim)