Jember, 13 April 2020
Mualim Monteiro mahasiswa Universitas Jember asal Timor Leste memilih tetap tinggal di Jember. Di tengah merebaknya virus corona (Covid-19), Mualim bersama 4 orang rekan senegaranya memutuskan hal itu setelah adanya arahan dari pemerintah Timor Leste untuk tetap tinggal di tempat masing-masing.
“Kami semua mengikuti anjuran dari pemerintah Timor Leste agar tetap tinggal di kota tempat menempuh pendidikan masing-masing. Namun kami tetap mengikuti prosedur kesehatan yang harus dilakukan,” ujar Mualim usai menerima paket bantuan kesehatan dari pengurus Keluarga Alumni Universitas Jember (KUAJE) di Gedung CDAST, (13/3).
Menurut Mualim, kondisi di Jember masih lebih baik dari pada dirinya memutuskan untuk pulang. Karena menurutnya, resiko tertular virus Covid-19 akan lebih besar saat dia melakukan perjalanan pulang.
“Karena ada salah satu warga Timor Leste yang dinyatakan positif terjangkit (Covid-19) setelah dia pulang dari Indonesia. Mungkin itu sebabnya pemerintah menganjurkan kami untuk tidak pulang,” imbuhnya.
Mualim melanjutkan, untuk menunjang kebutuhan para mahasiswa yang tetap tinggal di Indonesia, pemerintah Timor Leste telah melakukan pendataan secara menyeluruh.
“Jadi bagi kami yang tetap di sini (Jember) ataupun di kota lain akan mendapatkan bantuan tambahan dari pemerintah Timor Leste untuk menunjang kebutuhan selama masa krisis Covid-19 ini,” pungkasnya.
Sementara itu Eliya mahasiswa asal Malaysia bersama seorang rekannya memutuskan untuk pulang ke negara asalnya. Hal itu dia lakukan setelah pemerintah Malaysia meminta agar mahasiswa Universitas Jember asal Malaysia segera pulang.
“Sebenarnya kalau saya sendiri inginnya tetap tinggal di Jember. Karena di Malaysia pun saya tidak tau bagaimana kondisinya. Namun pemerintah menghendaki saya pulang, ya saya harus pulang. Alhamdulillah ada pesawat yang difasilitasi oleh pemerintah,” ujarnya.
Menurut Aliya, awalnya keluaga di Malaysia menginginkan dirinya tetap tinggal di Indonesia. Namun setelah banyaknya jumlah warga Indonesia yang terjangkit Covid-19 keluarganya justru menyarankan agar Aliya segera pulang.
“Mungkin mereka takut saya tertular juga. Sebelumnya saya sudah sempat membeli tiket pulang, namun terpaksa harus saya batalkan karena tidak ada penerbangan. Alhamdulillah sekarang ada fasilitas pesawat dari pemerintah Malaysia,” jelas Aliya. [moen]