Jember, 22 Juni 2020
Jajaran pimpinan Universitas Jember bertemu mahasiswa yang diwakili oleh pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) tingkat universitas dan fakultas (22/6).
Menurut Ahmad Fairuz Abadi, Ketua BEM Universitas Jember, pihaknya yang meminta pertemuan secara tatap muka untuk memilih membahas empat hal tersebut. βSebenarnya pengurus BEM sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan pihak rektorat, membahas mengenai kondisi mahasiswa di saat pandemi Covid-19. Pertemuan kita lakukan secara langsung maupun secara daring, namun dengan adanya kebijakan baru dari Kemendikbud maka kami menginginkan pertemuan dengan tatap muka agar diskusi lebih terarah. Sementara empat hal tadi dibahas karena empat hal tadi yang paling banyak ditanyakan oleh kawan-kawan mahasiswa,β kata mahasiswa Fakultas Teknik ini.
Dalam penjelasannya, Iwan Taruna menegaskan bahwa bagi mahasiswa yang terkena dampak pandemi Covid-19, maka diberikan relaksasi pembayaran UKT. Relaksasi berupa pergeseran kelompok UKT, mengangsur UKT, dan menunda UKT. βHari ini rencananya tata cara pergeseran kelompok UKT, cara mengangsur UKT dan penundaan UKT akan disebarluaskan kepada mahasiswa. Harapannya kebijakan relaksasi UKT ini dapat meringankan beban mahasiswa terdampak Covid-19. Namun perlu diingat, bahwa kebijakan ini bersifat situasional sebab jika suasana sudah membaik maka UKT akan kembali semula,β jelas Rektor. Sedangkan bagi mahasiswa yang sudah melakukan seminar proposal tugas akhir dan tengah mengerjakan tugas akhir maka bebas dari kewajiban membayar UKT sesuai ketentuan yang ada.
Sementara terkait anggaran penanganan pandemi Covid 19 di Kampus Tegalboto, Iwan Taruna menyebutkan Universitas Jember menerima anggaran sebesar 500 juta rupiah dari Ditjen Dikti Kemendikbud RI. Anggaran ini dikelola oleh Pos Covid-19 Universitas Jember untuk kegiatan pencegahan dan sosialisasi penanganan Covid-19 di lingkungan kampus. βKhusus bantuan paket data bagi mahasiswa, Universitas Jember berkomitmen tetap akan memberikan bantuan paket data selama masa perkuliahan daring. Temuan kami Jika ada mahasiswa yang belum menerima, biasanya disebabkan data yang disetor ternyata salah sehingga proses transfer terkendala. Oleh karena itu dalam proses pemberian paket data di tahapan selanjutnya maka Universitas Jember memilih bekerjasama dengan provider paket data sesuai anjuran Irjen Kemendikbud,β tutur Iwan Taruna. (iim)