Jember, 8 Mei 2020
Sivitas akademika Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Jember punya cara tersendiri dalam memperingati Dies Natalis Universitas Jember ke 56. Caranya dengan menggelar kegiatan ultra marathon dari Universitas Jember Kampus Bondowoso ke Kampus Tegalboto sejauh 56 kilometer. Para peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa berangkat hari Sabtu malam jam 21.00 WIB (7/11) dan tiba di Kampus Tegalboto hari Minggu jam 07.30 WIB (8/11). Terdapat 20 peserta yang turut ambil bagian, dari jumlah tersebut 7 orang dosen dan 1 mahasiswa berhasil menyelesaikan target berlari sejauh 56 kilometer, sementara peserta lainnya menempuh jarak yang berbeda-beda sesuai kemampuan masing-masing.
Sesampainya di Kampus Tegalboto, para peserta disambut langsung oleh Iwan Taruna, Rektor Universitas Jember di halaman gedung rektorat. Didampingi oleh Wakil Rektor II dan III, Iwan Taruna menyatakan salut atas pencapaian yang ditunjukkan dosen dan mahasiswa FKG melalui kegiatan UNEJ Ultra Night Marathon 2020. Menurut Iwan Taruna, bukan soal waktu yang ditorehkan tapi lebih pada kesungguhan yang sudah ditunjukkan. Hal ini membuktikan jika ada niat dan ikhtiar, maka halangan bisa ditaklukan.
“Pelajaran yang bisa kita ambil hari ini dari UNEJ Ultra Night Marathon 2020 adalah, membangun perguruan tinggi itu bak seorang pelari marathon. Perlu persiapan dan strategi sebab jarak yang ditempuh cukup jauh. Maka harus tahu bagaimana mengambil napas, cermat mengatur strategi kapan harus memacu langkah dan kapan beristirahat agar mampu mencapai garis finish. Universitas Jember yang tahun ini berulang tahun ke 56 juga dibangun setahap demi setahap oleh para pendahulu kita, tentunya melalui kerja keras bahkan pengorbanan, maka mari mempertahankan yang sudah baik dan selalu berusaha meningkatkan layanan sesuai visi, misi kita dan kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ungkap Iwan Taruna.
Iwan Taruna tak lupa bersyukur mengingat semua peserta berhasil mencapai Kampus Tegalboto dengan selamat. Diantara peserta yang mampu berlari non stop dari Kampus Bondowo hingga garis finis adalah Prof. Mei Syafriadi, guru besar FKG Universitas Jember. “Salut buat para dosen FKG yang mengikuti UNEJ Ultra NightMarathon 2020, sebab banyak yang usianya sudah di atas kepala lima. Jujur saja semalam saya sempat khawatir jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada peserta seperti cedera, Alhamdulillah semuanya sehat hingga Kampus Tegalboto,” seloroh Rektor Universitas Jember.
Sementara itu, Rudy Djoelianto, pencetus kegiatan UNEJ Ultra Night Marathon 2020, menjelaskan ide marathon bermula dari diskusi di kelompok Dentistry Runner yang aktif menggelar kegiatan olah raga lari di kampus FKG. “Dari hasil hasil omong-omong tadi kemudian muncul ide mengapa tidak mencoba menggelar marathon sejauh 56 kilometer menyesuaikan dengan usia Universitas Jember tahun ini? Alhamdulillah ide ini didukung oleh dekanatFKG dan rektorat. Akhirnya kita putuskan berangkat dari Kampus Bondowoso dan berakhir di Kampus Tegalboto,” ungkapnya.
Sebelum terjun di UNEJ Ultra Night Marathon 2020, Rudy dan kawan-kawan mempersiapkan diri dengan berlatih secara teratur seminggu tiga kali, termasuk berlari di malam hari. Karena sudah rutin mengikuti kegiatan DentistryRunner, sebagian besar peserta telah memiliki dasar dan persiapan yang baik. “Kami pilih berlari di malam hari sebab kondisi suhu lebih dingin dan lalu lintas tak terlalu ramai. Kami juga menekankan kepada para peserta bahwa ajang ini bukan untuk mencari juara, jadi harus berlari dengan strategi yang tepat agar tidak malah cedera,” imbuh Rudy yang aktif mengikuti banyak lomba lari ini.
Tantangan terbesar bagi para pelari hadir selepas keluar dari daerah Nangkaan, Bondowoso menuju Jember. Betapa tidak, kontur jalan yang naik turun membuat para pelari harus pintar-pintar mengatur irama lari mereka agar tidak kehabisan napas. Setiap lima kilometer, panitia menyediakan lokasi untuk mengambil minum dan sekedar beristirahat. “Banyak warga yang heran melihat kami berlari di malam hari, bahkan ada yang menawari kami untuk istirahat dan sekedar minum. Warga juga tak segan memberikan dukungan kepada kami,” tutur Rudy sambil tertawa mengingat pengalaman semalaman berlari dari Bondowoso ke Jember.
Kisah serupa juga diceritakan oleh Joseph Karsten Omega Hariyadi, mahasiswa FKG angkatan 2020 yang turut serta. Joseph merasakan langkahnya makin berat kala memasuki wilayah Jember yang jalannya naik turun, apalagi asupan oksigen makin tipis di malam hari. “Jika sudah merasa berat berlari, saya selalu ingat pesan Mama, jika berani memulai maka juga harus berani mengakhiri, jangan setengah-setengah! Pesan Mama ini membuat saya tetap fokus dan akhirnya mampu mencapai Kampus Tegalboto,” kata Joseph, mahasiswa asli Jember ini. (iim)