Jember, 27 November 2020
Menjadi tua adalah sebuah keniscayaan, namun tetap kreatif di masa lanjut usia (Lansia) mungkin tidak banyak yang mampu mewujudkannya. Seperti yang ditunjukkan oleh Imam Soebagio, purna bhakti Universitas Jember yang tetap kreatif di masa pandemi Covid-19, dirinya menulis buku yang berisi pengalaman para koleganya, purna bhakti Universitas Jember dalam menjalani masa pensiun di masa Covid-19 merebak. Buku berjudul “Purna Bhakti Tangguh” diluncurkan secara resmi oleh Rektor Universitas Jember pada hari Kamis (26/11) dalam webinar bertajuk “Anugerah Lomba Pekan Ilmiah dan Peluncuran Buku” sebagai bagian dari Peringatan Dies Natalis ke 56 Universitas Jember.
“Semuanya berawal dari pertemuan rutin para purna bhakti yang tentu sudah Lansia bersama keluarga besar Universitas Jember. Pertemuan rutin bulanan di kampus dalam kegiatan Komunitas Sehat. Lantas kami, para purna bhakti berpikir, bagaimana jika jalinan silaturahmi para purna bhakti diwujudkan dalam paguyuban? Lantas berdirilah Komunitas Purna Bhakti Universitas Jember atau yang disingkat KPUJ pada tahun 2019 dan diresmikan oleh Rektor Universitas Jember pada awal 2020 lalu,” jelas Imam Soebagio.
Komunitas Sehat sendiri adalah kegiatan olahraga bersama, pemeriksaan kesehatan dan silaturahmi antara purna bhakti dengan yuniornya di Universitas Jember. Sayangnya gegara pandemi Covid-19, untuk sementara waktu kegiatan bulanan Komunitas Sehat dihentikan. “Tapi kami di KPUJ menolak diam, melalui berbagai media kami tetap bersilaturahmi, dan salah satu hasilnya adalah buku berjudul Purna Bhakti Tangguh yang menceritakan suka duka kawan-kawan dalam menjalani masa pensiun di era Covid-19,” imbuh pria yang akrab disapa Pakdhe Bagio ini.
Buku Purna Bhakti Tangguh menceritakan pengalaman menarik para Lansia menjalani kehidupan di era pandemi Covid-19. Ada yang istiqomah menjalankan kebiasaan membersihkan lingkungan sekitar seperti yang dilakukan oleh Soeharsono, mantan Dekan Fakultas Hukum, mengisi masa tua beternak lele yang dilakukan oleh Bambang Supiyanto yang mantan Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Teknologi Pertanian, atau kisah Budi Haryanto, mantan Kepala Humas saat berjuang menghadapi Covid-19 selama 17 hari hingga akhirnya berhasil sembuh total. Semua kisah dalam buku Purna Bhakti Tangguh menginspirasi bagi pembacanya.
Buku kedua yang diluncurkan tak kalah istimewanya. Buku berjudul “Biografi R. Soedjarwo, Pendiri Universitas Jember, Bupati Botol Kosong dan Pejuang Kemerdekaan” karya R. Soehardjo Widodo, menceritakan kisah perjuangan mantan Bupati Jember, R. Soedjarwo dalam turut mendirikan Universitas Jember. Penyusunnya adalah R. Soedjarwo, putra dari R. Soedjarwo yang juga purna bhakti Universitas Jember. Buku ini diharapkan dapat menambah khazanah sejarah kelahiran dan perkembangan Universitas Jember, terutama bagi generasi mudanya.
“Semasa menjabat sebagai Bupati Jember, Bapak memang punya perhatian terhadap pembangunan SDM di Jember. Oleh karena itu beliau membangun sekolah dari SD hingga SMA, termasuk mendukung penuh ide Triumvirat, dr. R. Achmad, R. Th. Soengedi dan R. Soerachman untuk mendirikan perguruan tinggi swasta yakni Universitas Tawang Alun di Jember kala itu,” tutur R. Soehardjo Widodo yang biasa dipanggil Pak Widodo.
Dukungan R. Soedjarwo ditunjukkan dengan membentuk Yayasan Pendidikan Kabupaten Djember (YPKD) pada tahun 1957. Melalui YPKD, R. Soedjarwo menghimpun dana dari masyarakat untuk mendukung operasional Universitas Tawang Alun, termasuk turut aktif mengawal penegeriannya menjadi Universitas Negeri Djember pada 10 November 1964. “Bahkan YPKD menyumbangkan gedung kuliah di Jalan Moch. Sroedji kepada Universitas Tawang Alun yang kemudian menjadi Universitas Negeri Djember. Dananya berasal dari sumbangan botol kosong dan kelapa dari masyarakat Jember. Makanya Bapak dikenal dengan julukan Bupati Botol Kosong,” ungkapnya.
Sementara itu Rektor Universitas Jember Iwan Taruna memberikan apresiasi terhadap capaian dua purna bhakti Universitas Jember ini. Menurutnya dengan tetap kreatif di masa pandemi Covid-19 akan mampu meningkatkan imunitas sehingga secara tidak langsung menangkal Covid-19. “Sekaligus menjadi contoh bagi kita para generasi muda Universitas Jember agar tetap kreatif di kondisi apapun,” pungkas Iwan Taruna. (iim)