Jember, 8 Februari 2021
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan usaha Pertashop. Pasalnya semakin banyak jumlah usaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) berskala kecil dengan satu dispenser Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis pertalite ini, maka kebijakan pemerintah memberlakukan BBM satu harga akan lebih cepat terwujud. Pernyataan ini disampaikan oleh Bambang Utoro, Sekertaris BPH Migas kala memberikan kuliah umum bertema “Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi” dalam rangka acara BPH Migas Goes To Campus yang diadakan secara daring dan luring terbatas di auditorium Universitas Jember (8/2).
Menurut Bambang Utoro, keberadaan Pertashop diharapkan mampu melayani permintaan masyarakat akan BBM yang sesuai standar, memiliki kepastian satu harga, dan aman dalam distribusi maupun pembeliannya. “Pembukaan Pertashop kita arahkan ke daerah yang jumlah SPBU nya belum banyak tersedia seperti di daerah Kalimantan dan Sulawesi, tentu adanya Pertashop juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat. Dari data BPH Migas tahun 2020, saat ini sudah ada 1.091 Pertashop di seluruh Indonesia,” jelas Bambang Utoro. Dalam kuliahnya, Bambang Utoro memaparkan tugas dan fungsi BPH Migas dalam menjamin distribusi BBM dan gas bumi di Indonesia kepada peserta yang didominasi mahasiswa Universitas Jember dari berbagai fakultas.
Sementara itu, pembicara kedua, Sales Branch Manager Wilayah V Pertamina Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, Agung Surya Pranata memaparkan, saat ini baru terdapat 113 Pertashop di wilayah yang kini dipimpinnya. “Khusus di Jember sendiri baru ada dua Pertashop, yakni di Desa Klompangan, Kecamatan Ajung dan di Desa Kemiri di Kecamatan Panti. Jika Universitas Jember berminat, bisa mengajukan proposal kerjasama kepada kami untuk membuka Pertashop di wilayah kampus guna melayani keluarga besar Universitas Jember,” tutur Agung yang menegaskan Pertashop berbeda dengan usaha penjualan BBM yang oleh masyarakat disebut pertamini, baik dari sisi legalitas maupun SOP dalam menjalankan bisnis.
Kunjungan Sekertaris BPH Migas kali ini juga dalam rangka menjajaki rintisan kerjasama dengan Kampus Tegalboto. Menurut Bambang Utoro BPH Migas turut aktif dalam membangun Sumber Daya Manusia Indonesia, khususnya yang kompeten di bidang migas. “BPH Migas terbuka dalam menjalin kerjasama dengan dunia perguruan tinggi termasuk Universitas Jember, misalnya kerjasama kajian di bidang hilir migas, pertukaran informasi, bahkan magang bagi dosen dan mahasiswa. Kami berharap jalinan kerjasama ini akan segera bisa dimulai,” kata Bambang Untoro. Kedatangannya ke kampus didampingi oleh anggota Komite BPH Migas, Muhammad Ibnu Fajar, dan tim BPH Migas.
Tawaran kerjasama dari BPH Migas disambut hangat oleh Universitas Jember. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna menyampaikan bahwa Universitas Jember siap menjalin kerjasama dengan semua pihak dalam rangka mewujudkan program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang sudah dicanangkan Kemendikbud RI. Dimana program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar memfasilitasi mahasiswa dan dosen untuk belajar ilmu dan keterampilan di berbagai lembaga yang kompeten di bidangnya, tidak hanya di kampus saja.
“Universitas Jember siap bekerjasama dengan BPH Migas, apalagi kami memiliki program studi yang sesuai dengan bidang kerja BPH Migas seperti Program Studi Teknik Perminyakan, Program Studi Teknik Pertambangan dan juga Program Studi Teknik Kimia dan lainnya. Bidang kerja BPH Migas di wilayah hilir juga memungkinkan beragam bidang keilmuan turut serta berpartisipasi seperti bidang ekonomi dan hukum mengingat luasnya cakupan bidang kerja BPH Migas,” pungkas Iwan Taruna. (iim)