Jember, 23 Maret 2021
Keberadaan Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh Kemedikbud RI mengubah proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Diantaranya jika semula magang umumnya hanya bagi mahasiswa, kini dosen pun bisa magang. Hal ini tampak saat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (Memorandum of Agreement, MoA) antara Fakultas Teknik, FMIPA dan Fakultas Ilmu Komputer yang difasilitasi oleh Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) area Jember di lantai dua Gedung R. Soedjarwo hari Selasa (23/3). Rencananya ada lima dosen dan 14 mahasiswa yang akan magang di BSI area Jember selama enam bulan atau satu semester.
Menurut Ketua LP3M Universitas Jember, Prof. Bambang Soedjanarko, kegiatan magang penting bagi dosen, pasalnya dengan mengikuti magang maka dosen dapat mengetahui problema yang dihadapi oleh industri dan turut menyelesaikan persoalan dunia industri. Sekaligus membuka wawasan dosen agar mampu membuat kurikulum dan menjalankan proses pembelajaran di kampus yang relevan dengan kebutuhan dunia industri. “Oleh karena itu LP3M Universitas Jember giat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk memfasilitasi dosen bersama mahasiswa melaksanakan magang. Tidak hanya dosen yang magang, tetapi praktisi industri semisal bankir dari BSI pun bisa mengajar di kampus,” jelas Prof. Bambang Soedjanarko.
Kerjasama dalam bentuk magang ini disambut hangat oleh Area Manager Bank Syariah Indonesia Area Jember, Teguh Prasetya. Menurutnya, dunia industri saat ini tidak luput dari terpaan berbagai gejolak perubahan yang mesti disikapi dengan tepat. Dan salah satu cara menyikapi berbagai perubahan tersebut adalah dengan menjalin kolaborasi dengan banyak pihak, diantaranya dengan dunia perguruan tinggi. “Kami di BSI terkadang menggunakan tenaga konsultan asing untuk menyelesaikan suatu permasalahan, nah jika para dosen Universitas Jember mampu memberikan solusi maka mengapa tidak kami gandeng,” tutur Teguh Prasetya.
Teguh Prasetya kemudian menyebutkan beberapa permasalahan ekonomi makro Indonesia yang kini menunggu solusi, diantaranya masalah hutang luar negeri Indonesia, larinya dana investasi asing selama pandemi Covid-19, ancaman nyata pengangguran akibat pertumbuhan ekonomi yang melemah, serta tantangan mewujudkan tata kelola ekonomi yang lebih berkeadilan. “Sementara itu di sisi ekonomi mikro, bagaimana perbankan di Indonesia dituntut turut mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta membangun atmosfir usaha yang lebih baik lagi agar usaha rintisan baru yang digagas oleh anak muada makin bermunculan di nusantara,” kata bankir yang berlatar pendidikan Teknik Fisika ini.
Sementara itu Koordinator Pusat Pengembangan Karir LP3M, Rokhani menambahkan, bagi mahasiswa yang ikut program magang selama satu semester maka disetarakan dengan mengikuti kuliah sebesar 20 SKS, sementara khusus untuk mahasiswa Fakultas Teknik disetarakan dengan mengikuti kuliah 14 SKS. Untuk diketahui di hari yang sama, LP3M juga telah memfasilitasi penandatanganan perjanjian kerja sama serupa antara Fakultas Teknik serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan PDAM Tirta Pandalungan Jember. Khusus untuk kerjasama ini, ada empat dosen dan tiga mahasiswa Universitas Jember yang akan magang. Dalam waktu dekat, LP3M juga akan memfasilitasi kegiatan magang dengan industri, diantaranya dengan BPJS Ketenagakerjaan. (iim)