Jember, 10 Mei 2021
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember sepakat menjalin kerjasama dengan tujuh FISIP Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia. Yakni FISIP Universitas Lampung, FISIP Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta, FISIP Universitas Sam Ratulangi Manado, FISIP Universitas Sriwijaya Palembang, FISIP Universitas Nusa Cendana Kupang, FISIP Universitas Bangka Belitung, FISIP Universitas Bengkulu, dan FISIP Universitas Palangkaraya. Dengan adanya kesepakatan ini maka mahasiswa FISIP Universitas Jember bisa mengambil mata kuliah di tujuh FISIP PTN tersebut. Informasi ini mengemuka saat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara para ketua program studi di FISIP Universitas Jember dan FISIP Universitas Lampung secara daring (10/5).
Dalam sambutannya, Dekan FISIP Universitas Jember, Djoko Poernomo menjelaskan, langkah menjalin kerjasama dengan tujuh institusi FISIP ini selaras dengan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang digagas oleh Kemendikbud Ristek. Dimana Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di perguruan tinggi lain, termasuk kesempatan bagi dosen menjalin kerjasama di bidang pengajaran, riset dan pengabdian kepada masyarakat dengan koleganya, tanpa dibatasi ruang dan waktu.
“Setiap FISIP tentu memiliki kekhasan dan keunggulan masing-masing, baik dari sisi sumber daya manusia maupun dari keunggulan yang berbasis dari visi misi masing-masing FISIP. Keunggulan yang jika dikolaborasikan maka akan saling menguntungkan,” tutur Djoko Poernomo. Untuk diketahui kerjasama diantara delapan FISIP ini direncanakan dimulai untuk semester gasal tahun akademik 2021/2022 namun untuk beberapa kerjasama sudah berjalan. “Bahkan khusus kerjasama dengan FISIP Universitas Sriwijaya sudah berjalan untuk semester ini, sudah ada dosen kami yang memberikan kuliah secara daring ke mahasiswa FISIP Universitas Sriwajaya dan sebaliknya,” imbuh Dekan FISIP Universitas Jember.
Sementara itu Wakil Dekan I FISIP Universitas Lampung, Dedi Hermawan mendukung jalinan kerjasama diantara delapan FISIP ini. Menurutnya pandemi Covid-19 membatasi mobilitas namun di lain sisi membuka peluang kerjasama yang luas. “Kerjasama ini tidak hanya terbatas pada program studi yang sama di masing-masing fakultas, namun terbuka dengan program studi yang berbeda. Misalnya di FISIP Universitas Lampung tidak memiliki Program Studi Kesejahteraan Sosial sementara di FISIP Universitas Jember belum ada Program Studi Ilmu Pemerintahan. Diharapkan kerjasama kali ini akan menjadi pintu bagi kerjasama lain yang lebih luas,” ungkap Dedi Hermawan. (iim)