Jember, 13 Mei 2021
Takmir masjid Al Hikmah Universitas Jember menggelar sholat Idul Fitri (13/5). Pelaksanaan sholat Idul Fitri kali ini dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Diantaranya hanya menampung jamaah sejumlah 50 persen dari kapasitas tersedia, pemeriksaan suhu serta menjaga jarak antar jamaah sholat Idul Fitri. Pantauan di lapangan jamaah yang hadir hanya sekitar 500 orang, sedangkan kapasitas Masjid Al Hikmah mencapai 1.800 orang. Panitia pun memberlakukan pengaturan jarak antar jamaah, dimana jamaah laki-laki di lantai satu sementara jamaah perempuan di lantai dua. Sholat Idul Fitri kali ini adalah pertama kali semenjak Masjid Al Hikmah selesai direnovasi pada tanggal 9 April 2021 lalu.
“Jujur saja, awalnya kami maju mundur untuk memutuskan pelaksanaan sholat Idul Fitri di Masjid Al Hikmah. Pasalnya Kota Jember masih ada di zona orange, namun Alhamdulillah di saat-saat akhir mendekati Idul Fitri kota Jember menjadi zona kuning. Semoga Jember segera menjadi zona hijau, tentunya dengan dukungan kita semua warga Jember dengan cara tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan,” tutur Rektor Universitas Jember saat memberikan sambutan singkat sebelum sholat Idul Fitri dimulai.
Jamaah yang hadir mayoritas adalah keluarga besar Universitas Jember, baik para wakil rektor, dekan dan pejabat lainnya, dosen, tenaga pendidikan dan warga sekitar Kampus Tegalboto. Rektor Universitas Jember lantas mengajak hadirin, khususnya keluarga besar Universitas Jember untuk meneruskan kebiasaan baik di bulan Ramadhan di bulan-bulan selanjutnya. “Saya melihat banyak kegiatan akademik dan non akademik yang tetap dilaksanakan dengan baik di bulan Ramadhan, jadi jika kita bisa melaksanakan di saat berpuasa, maka tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan kualitas dan kuantitasnya di bulan-bulan selanjutnya. Mari jadikan spirit Ramadhan berlanjut di sebelas bulan berikutnya,” imbuh Iwan Taruna.
Sementara itu dalam khotbahnya, Abdul Majid, mengajak hadirin sholat Idul Fitri untuk menghadirkan semangat takbir yang dilantunkan pada akhir Ramadhan di kehidupan nyata sehari-hari. “Takbir sebagai tanda kemenangan yang kita baca di malam lebaran hingga sholat Idul Fitri hakekatnya mengagungkan dan menghadirkan Allah SWT. Jika semangat takbir ini mampu kita hadirkan di kehidupan nyata maka kita akan terhindar dari takabbur. Jadi mari kita hadirkan Allah SWT saat kita bekerja, saat kita belajar, saat kita berdagang dan di saat apapun sehingga setiap kegiatan yang kita lakukan akan bernilai ibadah dan menjadikan kita manusia yang senantiasa tasyakkur atau selalu bersyukur,” jelas dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember ini. (iim).