Jember, 26 Juli 2021
Universitas Jember gelar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Se-Besuki Raya (SBMPTBR) tahun 2021 sacara daring. Pelaksanaan UTBK daring ini merupakan kebijakan yang diambil di tengah perberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat oleh Pemerintah. Pelaksanaan ujian UTBK SBMPTBR sendiri harusnya dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 11 Juli 2021.
“Ini adalah kebijakan yang kami ambil mengingat kita tidak tau kapan PPKM darurat ini akan berakhir. Padahal sesuai kelender akademik Universitas Jember, pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru harus dimulai pada tanggal 16 Agustus 2021,” ujar Wakil Rektor I Universitas Jember, Prof. Slamin saat ditemui di ruang kerjanya, (26/7).
Menurut Prof. Slamin, jumlah peserta yang mendaftar dalam SBMPTBR tahun 2021 ada sebanyak 5.884 orang peserta. Sebanyak 2.801 peserta memilih untuk menggunakan nilai UTBK SBMPTN 2021 dan sebanyak 3.083 peserta memilih untuk mengikuti ujian daring.
“Mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dari zona hijau hingga zona merah. Sehingga jika tidak dilakukan secara daring susah kita untuk mengontrolnya dan akan sangat beresiko ditambah lagi memang ada pembatasan dari pemerintah,” imbuhnya.
Guru besar Teori Graph ini lantas menjelaskan, UTBK secara daring ini merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan di Universitas Jember yang akan berlangsung pada tanggal 26 sampai 28 Juli 2021. Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan ujian panitia dan tim UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Universitas Jember telah melakukan serangkaian persiapan.
“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh peserta. Selain melalui media sosial dan website kami juga menghubungi peserta melalui email dan nomer handphone yang telah didaftarkan oleh peserta,” jelas Prof. Slamin.
Selain sosialisasi peserta juga diharuskan mengikuti uji coba sehingga mengetahui teknis dan mekanisme yang harus dilakukan. Dalam UTBK daring ini peserta harus mengggunakan dua aplikasi yang wajib diinstal yaitu aplikasi zoom meeting dan Safe Exam Browser (SEB).
“Aplikasi SEB ini peserta hanya bisa membuka halaman soal dan zoom meeting saja. Sehingga cukup memudahkan pengawas dalam memantau para peserta yang sedang mengikuti ujian,” lanjut Prof. Slamin.
Selain mewajibkan menyalakan kamera dan suara pada aplikasi zoom, panitia UTBK SBMPTBR ini melibatkan sebanyak 146 pengawas yang terbagi ke dalam 23 ruangan dan 2 sesi.
“1 orang pengawas mengawasi sebanyak 20 peserta. Sehingga apa bila ada peserta yang gerak geriknya mencurigakan akan mudah diketahui,” imbuhnya.
Prof. Slamin menyampaikan, pada hari pertama pelaksanaan UTBK relatif berjalan dengan lancar. Namun demikian ada beberapa peserta yang tidak hadir mengikuti ujian. Biasanya menurutnya ketidak hadiran peserta karena sudah diterima di tempat atau seleksi yang lain.
“Peserta yang tidak hadir kira-kira 10 sampai 15 persenan lah. Alhamdulillah berjalan dengan lancar walaupun diawal pelaksanaan ada beberapa kendala teknis dari peserta namun bisa teratasi dengan baik. Kebanyakan dari mereka karena kurang memperhatikan panduan,” jelasnya.
Materi yang diujikan dalam ujian daring ini adalah Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan Tes Potensi Skolastik (TPS). Soal yang dikerjakan oleh setiap peserta berbeda beda namun dengan tingkat kesulitan yang sama.
“Sangat kecil sekali bagi peserta untuk mendapatkan soal yang sama. Sehingga ini adalah salah satu antisipasi kami dalam mencegah kecurangan diantara peserta,” pungkasnya.