Jember, 5 Agustus 2021
Annisyah Nurmitha Oktarina, mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember sukses mencetak prestasi tingkat nasional. Nisya, panggilan akrabnya, berhasil meraih medali perunggu bidang Biologi di ajang Kompetisi Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KN MIPA) 2021. Prestasi Nisya tergolong membanggakan mengingat KN MIPA adalah ajang tertinggi unjuk kemampuan dan kebolehan mahasiswa di bidang MIPA yang digelar oleh Ditjen Dikti secara rutin.
“Alhamdulillah saya dapat medali perunggu, tentu sangat senang dan bersyukur sekali. Sebab saya sadar, semua peserta yang turun di KN MIPA pasti perwakilan terbaik dari PTN dan PTS-nya masing-masing. Apalagi peserta dari ITB Bandung yang langganan dapat medali. Saya bertanding dilandasi nothing to loose saja,” ujar Nisya memulai ceritanya (4/8). Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, maka KN MIPA tahun ini dilaksanakan secara daring selama dua hari pada tanggal 28 dan 29 Juli 2021 lalu.
Perjalanan mahasiswa angkatan 2018 ini untuk tampil di babak final KN MIPA 2021 sungguh berat. Awalnya Nisya mengikuti seleksi di tingkat fakultas di bulan April 2021 yang dilanjutkan seleksi tingkat universitas. Dari seleksi tingkat universitas terpilih lima wakil Universitas Jember untuk bidang biologi yang terdiri dari tiga mahasiswa dari Program Studi Biologi FMIPA, dan dua orang dari Program Studi Pendidikan Biologi FKIP, termasuk Nisya. “Kami semua anggota kontingen KN MIPA 2021 Universitas Jember menjalani pemusatan latihan selama kurang lebih sebulan dari Mei hingga Juni. Lantas mengikuti seleksi tingkat wilayah Jawa Timur pada tanggal 23 dan 24 Juni lalu,” urai Nisya.
Determinasi dan tekad kuat membawa Nisya lolos seleksi tingkat wilayah Jawa Timur dan menghadapi babak final. Di babak final Nisya menghadapi 64 kompetitor yang merupakan hasil seleksi dari 1.046 peserta dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dari seluruh nusantara. “Materi yang diujikan adalah biologi komprehensif dalam soal pilihan ganda dan analisis. Bagi saya soal yang paling berat tentang biodiversitas, karena soalnya spesifik pada tumbuhan atau hewan dengan ciri khas tertentu, dan pakai nama latin jadi harus benar-benar hafalan,” ungkap penyuka bidang Bioteknologi tumbuhan ini. Perjuangan Nisya, berbuah hasil manis. Medali perunggu dibawanya pulang ke Kampus Tegalboto.
Di balik kesuksesan Nisya, ada perjuangan dan pengorbanan. Putri pertama pasangan Agus Junaedi dan Eko Dwi Lestari ini membiasakan diri selalu memahami materi yang diberikan oleh dosen di perkuliahan. Nisya pun rajin mencari berbagai materi pendukung dan soal-soal biologi secara daring. Mendiskusikan materi kuliah dengan sesama rekan bahkan dosen menjadi aktivitas keseharannya. Tak heran jika Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) gadis berjilbab yang suka berkebun ini selalu bagus, saat ini mencapai IPK 3,91.
Kesukaannya akan bioteknologi tumbuhan karena menurutnya prospek kerja dibidang bioteknologi kedepannya sangat cerah. Tumbuhan bersinggungan luas dengan kehidupan manusia, mulai dari makanan sehari-hari, untuk obat, sampai sekedar hobi koleksi bunga. “Saya ingin meneruskan studi ke luar negeri memperdalam bioteknologi tumbuhan. Pengennya sih ke perguruan tinggi di Korea Selatan sebab sudah beberapa kakak kelas yang meneruskan studi ke Korea Selatan,’ ungkapnya lagi.
Sementara itu dikutip dari laman resmi kemdikbud.go.id, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Nizam, menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang berhasil meraih juara pada ajang KN MIPA 2021. Menurutnya, semangat pantang menyerah para mahasiswa untuk berprestasi amat diperlukan pada masa pandemi Covid-19. “Saya mengapresiasi semangat juang yang adik-adik tunjukkan lewat proses KN MIPA2021 yang panjang sekali. Anda sekalian adalah juara, yang telah dibuktikan dengan kerja keras, tekad dan semangat juang untuk terus berprestasi dan maju,” kata Nizam. (iim)