Jember, 3 September 2021
Menteri Keuangan Republik Indonesia mempersilahkan mahasiswa dan dosen untuk belajar dan magang di kementerian yang dipimpinnya. Termasuk mahasiswa dan dosen Universitas Jember. Pasalnya, Sri Mulyani Indrawati ingin agar Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi destinasi belajar dalam rangka menyukseskan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang sudah digagas KemendikbudRistek. Jaminan ini disampaikan olehnya saat memberikan arahan dalam kegiatan penandatanganan naskah kerjasama (Memorandum of Understanding, MoU) antara Kemenkeu dengan tiga Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yakni Universitas Jember, Universitas Padjdjaran dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta secara daring (3/9).
Kedua, Kemenkeu ingin agar semakin banyak warga Indonesia, khususnya mahasiswa dan dosen yang tahu dan paham bagaimana keuangan negara diatur dan dijalankan untuk kemakmuran bangsa. “Saya ingin agar tercipta sebuah pemahaman dasar atau basic understanding, khususnya di kalangan generasi millenial mengenai bagaimana kami sebagai bendahara negara mengolah pendapatan negara, mengalokasikannya, apa saja kebijakan yang dihasilkan serta menjaga prosesnya tetap transparan sekaligus akuntabel,” jelas Sri Mulyani yang hari itu didampingi Sekertaris Jenderal Kemenkeu, Heru Pambudi dan pejabat lainnya.
Generasi millenial, termasuk mahasiswa saat ini menjadi target sebab mereka ini generasi yang semenjak dini sudah mengenal kecanggihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang memiliki perbedaan dengan generasi sebelumnya. “Generasi millenial dengan keunggulannya diharapkan mampu berperan serta dalam pembangunan sesuai kapasitasnya, tentu dengan cara-cara dan pendekatan yang menyesuaikan dengan karakteristik mereka. Termasuk adanya program MBKM memberikan kesempatan bagi generasi millenial untuk belajar tidak hanya di kampus, namun juga di luar kampus,” tutur Sri Mulyani lagi.
Ketiga, Sri Mulyani melihat magang penting, mengingat masa magang menjadi masa tranformasi bagi mahasiswa dari masa belajar ke masa persiapan untuk bekerja. “Masa magang menuntut rasa tanggungjawab sebab dalam magang peserta dilatih dan disertakan dalam proses mengambil keputusan yang efeknya bisa berdampak bagi banyak orang. Artinya magang juga mendidik seseorang menjadi lebih dewasa. Sementara bagi Kemenkeu, melaksanakan program magang juga berarti menerima masukan dan inovasi baru. Artinya magang menjadi kegiatan yang menguntungkan semua pihak,” imbuhnya.
Sementara itu dalam laporannya, Sekertaris Jenderal Kemenkeu, Heru Pambudi menyampaikan jika Kemenkeu selama ini memang menjadi salah satu lokasi magang favorit bagi mahasiswa. Magang di Kemenkeu dibagi menjadi tiga, yakni magang mandiri, magang mikro kredensial dan magang kerjasama seperti yang dilakukan saat ini antara Kemenkeu dengan Universitas Jember, Universitas Padjadjaran dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. “Dari data yang ada, hingga bulan Agustus 2021 ini, tercatat ada 1.623 peserta magang di seluruh unit kerja yang ada di lingkungan Kemenkeu. Tidak hanya peserta magang dari PTN dan PTS saja, kami mencatat ada 5 mahasiswa asing yang magang di Kemenkeu,” kata Heru Pambudi.
Sebelum penandatanganan naskah kerjasama dilakukan, tampil memberikan sambutan adalah Plt. Dirjen Dikti KemendikbudRistek, Prof. Nizam. Dalam sambutannya Prof. Nizam menjelaskan salah satu tujuan program MBKM adalah untuk mendekatkan lulusan perguruan tinggi dengan dunia kerja serta meminimalisir missing link antara perguruan tinggi dengan dunia kerja. “Sebelumnya kurikulum yang kita buat berdasarkan masukan dari lulusan yang sudah bekerja, direvisi setiap lima tahunan. Namun pada saatnya kurikulum tersebut kita terapkan pada mahasiswa yang akan datang, maka kondisi dunia kerja saat itu sudah berubah. Oleh karena itu program MBKM memberikan kesempatan yang luas bagi mahasiswa untuk mencari ilmu di luar kampus, termasuk magang di dunia kerja agar kemampuan mereka sesuai dengan tuntutan jaman,” ungkapnya.
Penandatanganan naskah kesepahaman, dilakukan antara Sekjen Kemenkeu dengan masing-masing Rektor PTN, dan dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Kepala Biro SDM Kemenkeu dengan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari masing-masing PTN. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Jember menyatakan kesiapan pihaknya dalam mengimplementasikan kerjasama dengan Kemenkeu. “Termasuk mempersiapkan para dosen yang menjadi pembina magang atau bahkan ingin magang. Sebab jangan sampai nanti mahasiswa yang usai magang justru lebih banyak tahu daripada dosennya. Kami juga berharap para pemangku kepentingan di Kemenkeu bisa menyempatkan menjadi dosen di kampus kami,” kata Iwan Taruna.
Seusai penandatanganan naskah MoU dan naskah perjanjian kerjasama diteruskan dengan kuliah umum daring kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di tiga PTN. Materi yang dibawakan adalah Perkembangan ekonomi global dan nasional di masa pandemi Covid-19 oleh Direktur Penyusunan Anggaran dan Belanja Negara Kemenkeu, Rofyanto Kurniawan. Kedua, Kebijakan APBN untuk memulihkan ekonomi nasional di masa pandemi oleh Hidayat Amir, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, dan Roy Nugroho dari GoJek yang akan memotivasi mahasiswa untuk cerdik menggunakan kecanggihan TIK untuk berwirausaha. (iim)