Jember, 10 September 2021
Mungkin tak banyak yang tahu jika dibalik berdirinya Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jember, ada peran pengusaha. Peran aktif pengusaha ini mengemuka saat kuliah umum bertema “Belajar Merdeka dari Pengusaha Agribisnis & Aviation” dengan narasumber Sigit Hendrawan Samsu yang dilaksanakan oleh FK Universitas Jember secara daring (10/9). Kegiatan kuliah umum ini menjadi perwujudan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan luas bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus dan belajar di luar bidang keilmuan yang ditekuninya. Termasuk mahasiswa FK Universitas Jember yang hari itu berkesempatan belajar pada pengusaha sukses.
“Awalnya saya datang ke Jember di dekade tahun 90-an untuk memulai usaha edamame melalui PT. Mitra Tani 27. Dan untuk mengembangkan usaha ini maka saya memutuskan berkerjasama dengan para ahli pertanian dari Universitas Jember saat itu,” cerita Sigit H. Samsu memulai kuliah umumnya kepada 452 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen FK Universitas Jember. Ternyata jalinan kerja sama ini tak berhenti di perkara pertanian saja. Melihat sepak terjang dan jejaringnya yang tersebar di berbagai bidang, maka Sigit H. Samsul kemudian diangkat sebagai anggota Dewan Penyantun Universitas Jember serta Yayasan Pengembangan Universitas Jember oleh rektor saat itu, Prof. Kabul Santoso.
“Suatu saat Pak Kabul menceritakan programnya untuk menambah fakultas eksakta di Universitas Jember, termasuk Fakultas Kedokteran. Akhirnya dibentuklah tim, sementara saya sebagai anggota Dewan Penyantun lantas bergerak menghubungi mitra guna mendukung pendirian Fakultas Kedokteran, diantaranya dengan Prof. Satyanegara dari RS Pertamina dan Tokyo Woman Medical University, Jepang. Dan Alhamdulillah FK berdiri pada tahun 2000,” lanjut direktur PT. Berkah Maju Sejahtera, perusahaan penyewaan pesawat termasuk melayani berbagai layanan teknis pertanian menggunakan pesawat seperti penyemprotan pupuk dari udara ini.
Sebagai pengusaha, jejaring pria kelahiran Jakarta 61 tahun lalu ini memang luar biasa seperti tercermin dari bidang usahanya yang beragam, mulai agribisnis hingga penerbangan, bahkan merambah usaha makanan siap saji beku. Menurutnya salah satu kunci sukses adalah menjadi sosok yang adaptif terhadap perubahan jaman. Sebagai orang Jawa, Sigit juga menjadikan falsafah kepemimpinan Jawa, Hastabrata sebagai tuntunan perilaku dan pengendalian diri. Sigit lantas mengajak mahasiswa FK Universitas Jember untuk berani bermimpi yang kemudian diikuti usaha mewujudkannya. Yang dalam istilahnya sebagai 5 M, yakni Melamun (bercita-cita), Mikir (memikirkan), Maos (membaca atau belajar), Muni (mengatakan atau mewujudkan) dan Mirengake (mau mendengarkan pendapat orang lain).
“Saya cinta pertanian, itu passion saya, tapi gak mau jadi petani biasa, harus jadi petani yang modern. Saya membuktikan pertanian juga harus dikerjakan dengan sentuhan teknologi semisal pemupukan dari udara dan lainnya. Contoh lainnya saya memutuskan membuka usaha di bidang penerbangan, maka saya harus tahu seluk beluknya, hingga akhirnya memutuskan ikut mengambil lisensi pilot helikopter walaupun di usia 58 tahun. Begitu pula saat ini, walau sudah tidak lagi berkecimpung di PT. Mitra Tani 27 tapi ilmunya tetap saya manfaatkan dengan membuka usaha makanan siap saji beku. Sudah ada 26 jenis makanan seperti rawon, nasi uduk hingga kari ayam yang masuk ke pasar Korea Selatan,” imbuhnya.
Walaupun sudah terbilang lama meninggalkan Jember, Sigit H Samsu tak ragu menyatakan kesediaannya membantu Universitas Jember, termasuk membantu mewujudkan FK Universitas Jember sebagai pusat Agromedis. “Jember dan Universitas Jember memiliki posisi istimewa dalam perjalanan hidup saya, tak mungkin saya lupakan. Saya menilai FK Universitas Jember dengan pilihan kekhususan pada agromedisnya bisa menjadi keunggulan. Sebagai contoh pengobatan herbal saat ini menjadi alternatif, namun kajiannya belum banyak dilakukan secara mendalam, begitu pula riset penyakit yang muncul di daerah agraris. Termasuk pengembangan bidang biologi molekuler yang kini kian menjadi tumpuan pengobatan,” tutur penyuka olah raga berkuda yang turut membidani lahirnya laboratorium biologi molekuler Universitas Jember yang kini menjadi Center for Development of Advanced Science and Technology (CDAST).
Sebelumnya saat memberikan sambutan pembuka, Dekan, dr. Supangat, PhD, Sp.BA., menjelaskan ada beberapa langkah yang ditempuh dalam mewujudkan FK Universitas Jember sebagai pusat keunggulan Agromedis. Pertama melalui jalan cendekiawan, dimana sivitas akademika FK Universitas Jember diharapkan giat meneliti dan berinovasi. Kedua, dengan jalan membangun jejaring dan kerja sama diantaranya dengan para pemangku kepentingan, seperti dengan kalangan pengusaha yang dilakukan dalam kegiatan kuliah umum hari ini dalam rangka program MBKM.
Sementara itu Rektor Universitas Jember yang membuka acara mengapresiasi FK Universitas Jember yang mengundang sosok pengusaha Sigit H. Samsu. Pasalnya rekam jejak Sigit H. Samsu tak perlu diragukan lagi. “Saat saya masih menjadi dosen muda di Kampus Tegalboto, saya sudah mendengar kiprah beliau dalam membantu Universitas Jember membangun fakultas di rumpun kesehatan mulai Fakultas Kedokteran, Farmasi, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan. Dan kuliah umum kali ini sudah selaras dengan Program MBKM yang diantaranya memberikan kesempatan bagi praktisi dan profesional untuk berbagi pengalaman mereka di kampus,” kata Iwan Taruna.
Sambutan positif juga diutarakan oleh peserta, diantaranya oleh Andrian Wibisono. Dokter muda yang tengah menjalani tahapan Ko Asistensi ini bertanya bagaimana cara menjadi pribadi yang sukses dalam menjalani profesi. Sementara itu salah satu dosen, Rony Prasetyo, berharap kerja sama dalam memperluas jaringan antara FK Universitas Jember dengan kalangan pengusaha seperti sosok Sigit H. Samsu dapat terus berlanjut, termasuk dalam mewujudkan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan FK Universitas Jember yang saat ini dalam proses. (iim)