Jember, 1 Desember 2021
Malam peringatan Dies Natalis ke 57 Universitas Jember yang digelar hari Selasa malam di gedung auditorium secara hibrid berlangsung meriah (30/11). Selain menggelar berbagai atraksi seni secara luring di gedung auditorium, di saat yang sama hadirin dan peserta secara daring bisa menikmati pentas seni yang dilakukan di lima titik, yakni di Universitas Jember kampus Lumajang, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Teknologi Pertanian dan FISIP. Berbagai unjuk kebolehan seni ditampilkan dari paduan suara mahasiswa, tari hingga atraksi reog Ponorogo. Walaupun diadakan secara luring semua pengisi atraksi mengikuti protokol kesehatan yang ketat seperti telah mengikuti swab antigen.
Menurut Wakil Rektor I, Prof. Slamin pelaksanaan malam peringatan Dies Natalis ke 57 Universitas Jember bisa menjadi contoh bagaimana sebuah kegiatan yang melibatkan banyak orang masih bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir, asalkan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan menggunakan model hybrid and distributed (campuran luring dan daring serta terdistribusi di beberapa tempat). “Kegiatan malam ini adalah puncak sekaligus penutup dari rangkaian kegiatan dalam peringatan Dies Natalis ke 57 Universitas Jember. Selain menghadirkan atraksi seni, kami juga menggelar penghargaan kepada mereka yang berprestasi,” ujar ketua panitia peringatan Dies Natalis ke 57 Universitas Jember ini.
Nuansa seni tradisi di malam itu terasa kental, tampak pada awal kegiatan panitia menampilkan kesenian Mamaca khas masyarakat Madura yang dibawakan oleh kelompok Mamaca Walisongo Kelurahan Karangrejo Kecamatan Sumbersari Jember. Lantunan Mamaca yang disuarakan seolah menyambut tetamu yang datang. Menurut dosen Fakultas Ilmu Budaya, Ikhwan Setiawan, kesenian Mamaca adalah seni sastra lisan yang berfungsi sebagai sarana penghilang sial sekaligus hiburan dalam berbagai acara penting di kehidupan sosial masyarakat Madura, termasuk masyarakat Pandhalungan seperti Jember, Situbondo, Bondowoso dan sekitarnya.
Sementara itu dalam pidatonya, Rektor Universitas Jember menyampaikan rasa syukur karena seluruh rangkaian acara peringatan Dies Natalis Universitas Jember telah berlangsung dengan lancar. “Alhamdulillah dari acara akademis seperti webinar, kegiatan olah raga hingga pementasan seni malam ini berjalan lancar dan sukses. Saya berharap semangat gotong royong yang menjadi tema peringatan dies natalis kita tahun ini akan terus menginspirasi dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan sebab dengan kolaborasi alias gotong royong maka Universitas Jember selalu mampu beradaptasi dengan tantangan zaman,” jelas Iwan Taruna yang malam itu berkesempatan menyerahkan penghargaan bagi para pemenang lomba.
Malam pun makin meriah dengan penampilan apik Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Jember yang membawakan lagu-lagu yang tengah populer seperti Kartonyono Medhot Janji hingga Ambyar Mak Pyaar. Penampilan mereka diikuti oleh penampilan tari Ombyak Trimurti yang ditampilkan oleh mahasiswi Universitas Jember yang tergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian. Tari Ombyak Trimurti merupakan cerminan dinamika masyarakat Ponorogo untuk mengagungkan kesakralan tiga pusaka yaitu Payung Songsong Tunggul Wulung, Sabuk Cinde Puspito dan Tombak Tunggul Nogo yang merupakan cikal bakal berdirinya Kabupaten Ponorogo. Malam kesenian kumdian dipuncaki dengan penampilan fragmen reog Ponorogo yang disajikan oleh UKM Reog Ponorogo Sardulo Anurogo.
Menariknya, secara bersamaan panitia juga menampilkan atraksi seni di lima titik. Semisal di Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan tampilan tari Emprak Blitar, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang menyanyikan lagu Mendung Tanpo Udan dengan musik patrol, hingga FISIP yang unjuk kebolehan menampilkan kesenian wayang kulit dengan lakon Lahire Gatot Koco dengan ki dalang Lambang Kurnia Pratama yang merupakan mahasiswa Program Studi Diploma Perjalanan Wisata FISIP. (iim)