Jember, 8 Desember 2021
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jember telah memproklamirkan diri sebagai FK dengan keunggulan di bidang Agromedis. Semenjak pencanangannya di tahun 2018 lalu, satu persatu langkah mewujudkan keunggulan sebagai FK Agromedis terus ditapaki. Menurut Dekan FK Universitas Jember, dr. Supangat, M.Kes., PhD., Sp.BA., ada tujuh mimpi Agromedis yang akan coba diwujudkan hingga FK Universitas Jember bakal menjadi pusat Agromedis di Asia Tenggara pada tahun 2025. Target ini disampaikan oleh Dekan FK pada saat “Sarasehan Tujuh Mimpi Agromedis Fakultas Kedokteran Universitas Jember” yang digelar di auditorium FK Universitas Jember (8/12).
Sebelum memaparkan tujuh mimpi Agromedisnya, Dekan FK Universitas Jember menjelaskan kembali mengapa Agromedis, yakni layanan dan kajian kesehatan di masyarakat pertanian yang menjadi pilihan. “Ada 30 persen penduduk Indonesia yang bermata pencaharian sebagai petani termasuk di dalamnya pekebun, peternak dan nelayan. Bidang pertanian ini sudah membuktikan sebagai sektor yang mampu bertahan di berbagai krisis, termasuk krisis kala pandemi Covid-19. Namun sayangnya belum banyak yang memberikan perhatian akan kesehatan mereka. Jika 30 persen petani kita sehat, maka sehat pula lah Indonesia. Oleh karena itu kami memilih Agromedis sebagai keunggulan kami,” jelas Supangat bersemangat.
Dokter spesialis bedah anak ini lantas menguraikan tujuh mimpi yang akan coba diwujudkan oleh sivitas akademika FK Universitas Jember. Pertama pembangunan rumah sakit pendidikan Agromedis, kedua pendirian kampung Albumin, penyediaan layanan mobil ambulans agromedis, dan adanya laboratorium agromedis. “Kami merencanakan sebuah rumah sakit yang ramah lingkungan dengan dukungan penyediaan albumin yang dikelola oleh warga sekitar sebagai pendukung kesehatan pasien. Dan kami sudah memberikan contoh dengan pembuatan telaga dan kolam ikan bioflok di kampus,” tutur Supangat di depan hadirin luring terbatas dan daring. Tiga mimpi lainnya adalah pendirian museum Agromedis, pembukaan pusat pendidikan dan latihan Agromedis bagi tenaga kesehatan dan adanya memperkuat kurikulum serta fasilitas agromedis bagi mahasiswa.
Khusus pembangunan rumah sakit agromedis kini sudah mendekati kenyataan. Seperti yang diungkapkan oleh Rektor Universitas Jember saat membuka sarasehan. Menurut Iwan Taruna, mulai tahun 2022 nanti pembangunan Rumas Sakit Pendidikan Universitas Jember akan dimulai dengan bantuan dari Kementerian PUPR. Lahan rumah sakit pendidikan ini ada di lahan bekas kampus Fakultas Teknik di daerah Patrang. “Saya mendukung pilihan FK sebagai pusat keunggulan agromedis pasalnya sudah sesuai dengan visi misi Universitas Jember yang ingin mengembangkan pertanian industrial berwawasan lingkungan. Saya juga mendorong kawan-kawan di FK untuk mulai memikirkan membuka program studi spesialis yang relevan dengan kajian di bidang agromedis,” kata Iwan Taruna. Seusai membuka sarasehan, Rektor Universitas Jember memberikan penghargaan kepada dua orang perwakilan mahasiswa FK yang telah mencetak prestasi.
Pada sarasehan kali ini, panitia juga menghadirkan dua orang perintis pendirian FK Universitas Jember, yakni pengusaha Sgit H. Samsu dan guru besar bedah saraf, Prof. Satya Negara, Sp. BS (K). Dalam paparannya, Sigit H. Samsu menceritakan sejarah berdirinya FK Universitas Jember. “Dulu FK Universitas Jember dibangun sebagai sebuah pusat keunggulan dari ujung timur pulau Jawa. Dibangun dari sebuah mimpi sebagai perguruan tinggi yang mampu mendidik dokter yang akan menyehatkan Indonesia. Tentu banyak tantangan namun 21 tahun kemudian FK Universitas Jember berkembang luar biasa hingga meluluskan 1.115 dokter. Jadi jika kini punya mimpi menjadi pusat keunggulan agromedis maka itu bukan hal yang mustahil, salah satu kuncinya adalah memanfaatkan jejaring dengan stake holder yang dimiliki,” tutur Sigit H. Samsu yang selalu mendukung penuh FK Universitas Jember.
Dukungan juga disuarakan oleh Prof. Satya Negara. Dokter kepresidenan di era pemerintahan Soeharto ini mengingatkan jika kajian di bidang Agromedis sangatlah luas, oleh karena itu perlu melakukan pemetaan bidang kesehatan apa saja yang ada di wilayah Agromedis dan bidang apa yang bisa dikembangkan oleh FK Universitas Jember berdasar pada kondisi Jember dan sekitarnya. “Wilayah Jember dan sekitarnya sudah terkenal sebagai wilayah pertanian dan perkebunan yang subur, maka pilihan sebagai pusat Agromedis sudah tepat. Namun perlu diingat, keberadaan pusat Agromedis harus tetap ditunjang dengan riset dan inovasi yang menjadi ciri khas dunia pendidikan,” ungkap Prof. Satya Negara.
Tidak hanya menyediakan fasilitas pendidikan dan layanan Agromedis, mahasiswa FK Universitas Jember pun sudah turut aktif mempopulerkan keberadaan kampusnya sebagai pusat Agromedis. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa angkatan 2018, Aqib Husni dan kawan-kawan. Mereka tergabung dalam kelompok Dokter Trabas, kelompok mahasiswa FK Universitas Jember yang hobi mengendarai motor trail. “Awalnya kami sama-sama suka nge-trail bersama-sama lantas kemudian terpikirkan mengapa tidak nge-trail sambil membantu warga ? Maka jadi lah kelompok Dokter Trabas yang memberikan layanan dan sosialisasi kesehatan bagi warga yang ada di daerah terpencil,” ujar mahasiswa asal Klaten ini.
Ide senada juga datang dari Dandy Bahtiar, mahasiswa asal Situbondo. Bedanya, Dandy memilih mendirikan Dokter Traveller sebagai wahana berkumpul mahasiswa penyuka travelling sekaligus membantu warga. “Minggu kemarin kami mengadakan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan bagi warga Desa Sumber Jambe, jember. Jadi sambil berwisata kami membawa mobil yang memiliki fasilitas tenda dan dilengkapi alat-alat kesehatan,” pungkas Dandy Bahtiar. (iim)