Jember, 18 Februari 2022
Universitas Jember menyediakan 2.372 kursi bagi mahasiswa baru angkatan 2022 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Informasi ini disampaikan langsung oleh Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna, saat membuka kegiatan open house Universitas Jember secara daring yang digelar hari Jumat pagi (18/2). Menurutnya, jumlah tersebut adalah 30 persen dari total mahasiswa Universitas Jember angkatan 2022 yang akan diterima. Sementara itu 50 persen mahasiswa baru akan diambil dari di jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan sisanya sebanyak 20 persen akan diperoleh dari Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Besuki Raya (SBMPTBR) yang merupakan ujian mandiri Universitas Jember.
“Tahun ini komposisinya tidak berubah, masih sama dengan tahun 2021 lalu. Namun dengan jumlah mahasiswa baru sebanyak 2.372 dari jalur SNMPTN membuat kami termasuk PTN yang menyediakan alokasi cukup besar di jalur tanpa tes dibandingkan dengan PTN lain. Jadi bagi siswa-siswi yang eligible, manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya,” jelas Iwan Taruna. Untuk diketahui, tahun lalu Universitas Jember bertengger di posisi ke delapan sebagai PTN di Indonesia yang paling banyak menerima mahasiswa baru dari jalur SNMPTN.
Kegiatan open house Universitas Jember memberikan kesempatan bagi siswa, guru dan orang tua untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai jalur SNMPTN dan tentang Universitas Jember. Apalagi pemateri yang tampil adalah Wakil Rektor I bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Slamin. Sehingga peserta bisa mendapatkan jawaban langsung dari pimpinan Universitas Jember. Dalam pemaparannya, Wakil Rektor I mengingatkan peserta agar selalu membiasakan membaca terlebih dahulu pedoman pendaftaran SNMPTN sesuai yang ada di laman ltmpt.ac.id agar terhindar dari kesalahan mengisi laman pendaftaran.
Guru besar teori Graph di Fakultas Ilmu Komputer ini lantas memberikan tips agar peluang diterima di PTN semakin besar. “Pertama, pilih program studi sesuai dengan cita-cita dan passion Anda. Lantas jangan lupa melihat kemampuan diri Anda, baik kemampuan akademis maupun kemampuan yang lain. Setelah itu cari data terkait program studi yang dituju, termasuk kondisi persaingan yang ada melalui laman LTMPT dan laman PTN yang dituju. Untuk daya tampung program studi di Universitas Jember beserta persyaratannya sudah kami unggah di laman unej.ac.id. Sebagai contoh tahun lalu peminat di Fakultas Kedokteran Universitas Jember mencapai 1.014 peserta namun yang diterima hanya 28 orang. Artinya keketatannya mencapai 1 banding 42, termasuk yang paling tinggi di Indonesia,” ujar Prof. Slamin.
Peserta pun benar-benar memanfaatkan kegiatan open house Universitas Jember secara daring dengan maksimal, terbukti dengan pertanyaan yang silih berganti ditujukan kepada Prof. Slamin. Diantara pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana PTN menilai data prestasi siswa dan sekolah yang masuk, apakah jumlah alumnus sebuah sekolah yang diterima di PTN akan menjadi pertimbangan, apakah ada nilai minimal atau passing grade, sertifikat apa saja yang akan mendukung kelulusan serta apakah peserta SNMPTN bisa memilih program studi secara lintas jurusan.
Sementara itu beberapa guru yang hadir, terutama guru Bimbingan dan Konseling ternyata menanyakan apakah ada sanksi blacklist bagi sekolah tertentu. “Universitas Jember tidak pernah melakukan blacklist kepada sekolah, namun jika memang ada siswa yang diterima di PTN melalui jalur SNMPTN namun tidak melakukan registrasi ulang, maka tentu menjadi rekam jejak negatif alias mengurangi nilai komitmen sekolah yang bersangkutan,” ungkap Wakil Rektor I Universitas Jember. Di akhir diskusi Prof. Slamin meminta agar siswa yang akan mengikuti pendaftaran SNMPTN namun mengalami kendala atau ingin berkonsultasi untuk tidak ragu-ragu menghubungi Help Desk LTMPT atau Humas PTN agar sukses menjalani SNMPTN. (iim)