Jember, 3 Juni 2022
Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Pusat UTBK Universitas Jember telah berakhir. Sebanyak 13.826 peserta telah menyelesaikan ujiannya pada hari Kamis tanggal 2 Juni 2022 lalu. Dari data yang ada, sebanyak 1.090 peserta absen mengikuti UTBK, terdiri dari 576 peserta absen di gelombang pertama dan 514 peserta tidak mengikuti UTBK di gelombang kedua. Secara keseluruhan tingkat kehadiran peserta di Pusat UTBK Universitas Jember cukup baik, sebab mencapai 92,12 persen. Selanjutnya hasil UTBK SBMPTN akan diumumkan pada tanggal 23 Juni 2022.
Menurut Wakil Koordinator bidang Humas Universitas Jember, Rokhmad Hidayanto, selain selalu memunculkan cerita perjuangan, pelaksanaan UTBK SBMPTN 2022 juga menyelipkan banyak cerita unik, bahkan terkadang mengundang tawa. Seperti juga yang terjadi di Pusat UTBK Universitas Jember. Selama pelaksanaan UTBK gelombang pertama dari 17 Mei hingga 23 Mei 2022 dan UTBK gelombang kedua yang digelar dari 28 Mei hingga 3 Juni 2022, panitia menemukan beberapa cerita unik seperti dalam tulisan berikut ini.
Keliru Membedakan Lokasi Ujian dan Pilihan Program Studi
Panitia di Pusat UTBK Universitas Jember selalu berusaha memberikan layanan prima kepada peserta UTBK SBMPTN. Salah satunya, ditunjukkan dengan menyediakan mobil yang akan mengantar peserta yang kebetulan tidak membawa kendaraan bermotor ke masing-masing lokasi ujian. Mobil ini bersiap di jalan di depan gedung auditorium Universitas Jember. Keberadaan mobil pengantar ini sangat membantu peserta, maklum saja luas Kampus Tegalboto hampir 100 hektar. Tentu saja lumayan capek jika peserta harus jalan kaki dari gerbang Kampus Tegalboto ke lokasi UTBK SBMPTN.
Suatu saat panitia mengantarkan salah satu peserta yang mengaku mendapatkan lokasi ujian di Fakultas Keperawatan. Begitu mendengar penjelasan si peserta, sebenarnya sang supir yang bertugas sudah merasa heran sebab sepengetahuannya hari itu tak ada UTBK di Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Namun si peserta ngotot bahwa dirinya akan ujian di Fakultas Keperawatan. Akhirnya mobil pun bergerak mengantar peserta menuju Fakultas Keperawatan. Ternyata dugaan sang supir benar, Fakultas Keperawatan pagi itu sepi dari kesibukan persiapan UTBK SBMPTN.
“Akhirnya saya tanya sekali lagi ke peserta, apa benar akan ujian di Fakultas Keperawatan ? Si peserta tetap ngotot bahwa akan ujian di Fakultas Keperawatan. Akhirnya saya minta dia menunjukkan kartu peserta UTBK SBMPTN-nya. Ternyata dugaan saya benar ! Sebenarnya si peserta ini ujian di Fakultas Farmasi, tapi pilihan pertamanya adalah Program Studi Keperawatan Universitas Jember. Mungkin saking tegangnya menghadapi ujian sampai keliru membedakan antara lokasi ujian dan pilihan program studinya. Untung waktu ujian belum mulai sehingga saya masih punya waktu mengantarnya ke Fakultas Farmasi,” ujar sang supir sambil tertawa.
Kaget Ditanya Polisi, SIM Pun Keluar
Panitia Pusat UTBK Universitas Jember memberlakukan aturan semua peserta UTBK SBMPTN 2022 harus memasuki wilayah Kampus Tegalboto dari satu pintu, yakni melalui gerbang Universitas Jember di Jalan Kalimantan. Kebijakan ini bertujuan menyaring peserta dan non peserta, agar benar-benar hanya peserta yang memasuki kawan kampus di saat UTBK SBMPTN dilaksanakan. Caranya, setiap mereka yang memasuki kampus akan ditanya, peserta atau bukan. Jika dia peserta maka petugas yang terdiri dari anggota Satpam akan memberikan cap stempel di tangan setelah peserta menunjukkan kartu peserta UTBK SBMPTN-nya. Sementara bagi bukan peserta akan diminta berputar balik dan masuk kampus dari akses jalan di dekat gedung Universitas Jember Medical Center.
Tentu saja cara ini sukses berkat kerjasama dengan banyak pihak, salah satunya berkat bantuan dari kepolisian setempat. Kehadiran anggota Polres Jember ini dalam rangka mengatur kelancaran lalu lintas di sepanjang Jalan Kalimantan, sekaligus menjamin keamanan di wilayah kampus. Setiap hari, Polres Jember rutin menempatkan personil Polantasnya di gerbang Kampus Tegalboto. Khususnya mengawasi saat peserta mulai memasuki wilayah Jalan Kalimantan lokasi gerbang kampus Universitas Jember. Tidak hanya membantu lancarnya lalu lintas, para Bhayangkara negara ini juga aktif bergabung membantu personil Satpam Universitas Jember.
Suatu saat kala antrean cukup panjang, beberapa anggota Polantas Polres Jember berinisiatif membantu anggota Satpam Universitas Jember. Caranya dengan mengatur antrean kendaraan bermotor sambil meminta peserta UTBK SBMPTN memperlihatkan kartu peserta UTBK-nya. Entah takut atau bagaimana, salah satu peserta yang diminta memperlihatkan kartu peserta UTBK oleh anggota Polri justru mengeluarkan SIM dan STNK-nya. Maka spontan meledak lah tawa panitia dan anggota kepolisian yang bertugas melihat kelakuan peserta satu ini. “Mungkin kaget ditanya oleh anggota Polri, sehingga yang ditunjukkan justru SIM dan STNK bukannya kartu peserta UTBK SBMPTN,” kata salah satu panitia sambil tertawa.
Peserta Pakai Sandal, Pengantar Justru Pakai Sepatu
Salah satu persyaratan mengikuti UTBK SBMPTN adalah memakai pakaian sopan, rapi dan bersepatu. Tapi entah mengapa masih ada saja peserta yang memakai sandal saat mengikuti ujian. Kejadian ini juga terjadi di Pusat UTBK Universitas Jember. Suatu kali panitia dibuat bingung oleh salah satu peserta yang memakai sandal, dengan alasan terburu-buru sehingga lupa memakai sepatu. Uniknya sang pengantar justru memakai sepatu dan berpakaian rapi. Walhasil panitia pun meminta keduanya bertukar alas kaki. Si peserta pun kini memakai sepatu dan mengikuti UTBK SBMPTN 2022.
Ngaku Belum Booster Tapi Sudah Divaksin Ketiga Pakai Pfizer
Panitia di Pusat UTBK Universitas Jember memberlakukan aturan bagi peserta UTBK SBMPTN 2022 yang belum mendapatkan vaksin ketiga atau vaksin booster wajib membawa hasil negatif swab antigen. Menurut Wakil Rektor I Universitas Jember yang juga Ketua Pusat UTBK Universitas Jember, Prof. Slamin, kebijakan ini bertujuan menjamin pelaksanaan UTBK SBMPTN di Kampus Tegalboto berlangsung sehat, aman dan lancar. Baik bagi sesama peserta maupun bagi petugas dan warga kampus. Di lain sisi tentunya mendorong makin banyak warga Indonesia yang mendapat vaksin ketiga atau vaksin booster sehingga herd immunity bakal segera terwujud.
Kebijakan ini memicu banyak peserta UTBK SBMPTN mengajukan pertanyaan mengenai keharusan sudah mendapatkan vaksin booster kepada panitia, dalam hal ini Bagian Humas Universitas Jember. Suatu hari ada peserta yang bertanya melalui akun Instagram (IG) resmi Universitas Jember yang dikelola oleh Bagian Humas. Peserta ini mengirimkan pesan melalui Direct Message (DM) yang berisi pertanyaan apakah benar peserta UTBK SBMPTN di Pusat UTBK Universitas Jember wajib mendapatkan vaksin booster?
Maka kemudian muncul dialog antara admin IG Universitas Jember dengan penanya.
Peserta UTBK : “Kak, apa benar peserta UTBK SBMPTN di Pusat UTBK Universitas Jember wajib sudah mendapatkan vaksin booster?”
Admin : “Benar Dik, memang kenapa ?”
Peserta UTBK : “Saya belum mendapatkan vaksin booster Kak, tapi saya sudah disuntik vaksin ketiga namun pakai vaksin Pfizer.”
Admin : “Lho, itu berarti Adik sudah mendapatkan vaksin booster, untuk vaksinnya boleh Pfizer, Moderna atau vaksin jenis lain sesuai ketentuan.”
Peserta UTBK : “Ooh jadi boleh yah, saya kira harus disuntik pakai vaksin booster…”
Admin : “Dik, vaksin booster itu hanya istilah yang artinya vaksin penguat bukan nama jenis vaksin yah.”
Ternyata masih ada yang salah paham mengenai vaksin booster.
Di akhir perbincangan, Rokhmad Hidayanto menuturkan bagi peserta SBMPTN 2022 yang belum beruntung diterima, dapat mendaftarkan diri melalui jalur mandiri. Khusus di Universitas Jember pendaftaran ujian mandiri disebut sebagai Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri Besuki Raya (SBMPTBR). Terdapat kata Besuki Raya sebab dalam seleksinya melibatkan PTS di wilayah Besuki Raya. “Jadi siswa dari seluruh Indonesia bisa ikut mendaftarkan diri. Pendaftaran akan kita buka dari tanggal 20 Juni hingga 30 Juni 2022, untuk pedoman dan tata caranya nanti bisa dilihat di laman unej.ac.id dan media sosial resmi kami,” pungkas Rokhmad Hidayanto. (iim)