Jember, 02 Juli 2022
Setelah hampir dua tahun melakukan aktivitas pendidikan secara online dan terbatas akibat pandemi Covid-19, kini aktivitas pendidikan di Universitas Jember mulai berangsur normal. Proses belajar mengajarpun kini sudah banyak yang dilakukan secara tatap muka (offline). Termasuk dalam pelaksanaan wisuda Periode V Tahun Akademik 2021/2022 yang hari ini (Sabtu, 02/7) digelar di auditorium Universitas Jember.
Sebanyak 900 wisudawan dari Program Pascasarjana, Program Sarjana, dan Program Diploma Universitas Jember mengikuti pelaksanaan wisuda secara tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Hari ini saya sangat berbahagia kenapa, karena untuk pertama kalinya setelah hampir dua tahun wisuda dilaksanakan secara online. Akhirnya hari ini kita semua dapat melaksanakan prosesi wisuda bersama 900 wisudawan secara luring 100 persen. Ini adalah momen yang lama ditunggu sebelumnya” ujar Iwan Taruna Rektor Universitas Jember saat memberikan sambutan.
Namun demikian, walaupun dilakukan secara tatap muka, wisuda kali ini orang tua tidak diperkenankan turut serta dalam acara prosesi wisuda. Hal ini dalam rangka untuk membatasi dan mencegah jumlah kerumunan yang berlebihan.
“Mohon maaf karena para orang tua tidak bisa mengikuti prosesi wisuda. Hal ini untuk meminimalisir hal-hal yang berpotensi mentransmisikan virus Covid-19 dalam kerumunan. Karena faktanya Covid-19 masih ada meskipun jumlah kasusnya sangat kecil,” jelas Iwan.
Dihadapan wisudawan Iwan mengatakan, ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus Universitas Jember harus dimanfaatkan sebagai bagian solusi menuntaskan permasalahan pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Iwan berpesan agar kompetensi yang dimiliki dapat membantu wisudawan menjadi generasi pemimpin berikutnya.
“Pemimpin dibidang apapun yang anda kejar. Namun demikian anda harus menyadari bahwa hidup yang akan anda jalani bukanlah jalan yang lempeng atau lurus tanpa hambatan hingga akhir. Pasti akan ditemukan tikungan belokan tanjakan turunan. Oleh karena itu terus bekali diri dengan keterampilan baru,” pesan Iwan.
Iwan menuturkan, masa pendemi telah memberikan pelajaran penting bagi masyarakat untuk bisa hidup dan bertahan dalam semua keadaan. Kemampuan beradaptasi dengan cepat sepatutnya harus dimiliki oleh semua wisudawan agar bisa bertahan atau bahkan merubah keterbatasan menjadi keuntungan.
“Selama dua tahun keadaan memaksa kita semua untuk mempelajari cara-cara baru untuk bekerja sama, saling berkomunikasi, belajar, berdagang, beribadah dengan komunitas kita. Kejadian tersebut memberikan pelajaran bahwa dunia dapat berubah dalam sekejap mata,” imbuhnya lagi.
Sementara itu Wilda Ismi Azizah wisudawan terbaik dari Fakultas Pertanian mengaku senang dirinya bisa mengikuti wisuda secara tatap muka. Wilda berhasil meraih IPK 3.99 dengan masa studi 3 tahun 8 bulan. Wilda merasa terharu karena dapat memberikan kebahagiaan kepada kedua orang tuanya melalui jalan pendidikan.
“Saya tidak pernah menyangka bisa menyelesaikan studi ini. Bersyukur dan berterimakasih kepada para dosen Prodi Agribisnis karena sudah mengikutsertakan Wilda dalam riset kolaborasi dengan Universitas Hokkaido Jepang,” ujar Wilda.
Walaupun sempat mengalami kesulitan dalam penyesuaian proses pembelajaran secara daring, Wilda tidak pernah putus asa. Bekal tekad ingin membahagiakan orang tua membuat Wilda tetap bersemangat belajar.
“Yang ada di fikiran saya hanyalah bagaimana saya dapat membahagiakan orang tua. Maka dari itu saya terus belajar dengan tekun. Kendala pasti ada namun saya selalu optimis, berdoa dan fokus untuk membanggakan orang tua,” jelas Wilda.