Jember, 1 September 2022
Kampus sebagai pusat pengembangan serta inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mempunyai kewajiban menyampaikan hasil riset yang sudah dikerjakan kepada publik. Tidak hanya hasil riset, tapi kiprah pengabdian kepada masyarakat pun perlu disebarluaskan. Tentu saja cara penyampaiannya berbeda dengan penyampaian kepada sesama ilmuwan dan kalangan akademis yang biasanya melalui jurnal ilmiah. Salah satu cara mengkomunikasikan hasil riset kepada masyarakat umum adalah dengan menulis dengan gaya tulisan ilmiah populer. Harapannya, makin banyak kalangan awam yang akan tercerahkan atau bahkan memanfaatkan hasil inovasi yang dihasilkan kampus.
Dorongan agar makin banyak warga kampus khususnya dosen untuk menulis dengan gaya tulisan ilmiah populer ini disampaikan oleh Firman Kurniawan, dosen, peneliti, penulis dan konsultan komunikasi dalam kegiatan lokakarya penulisan populer bagi dosen dan mahasiswa yang digelar secara daring (1/9). Menurut Firman Kurniawan, kalangan awam tentu tidak mungkin membaca jurnal ilmiah dan punya keterbatasan memahami karya tulis ilmiah, oleh karena itu perlu medium yang sesuai dengan kondisinya, dan salah satunya adalah tulisan ilmiah populer di beragam media massa.
“Jika banyak dosen Universitas Jember rajin menulis populer ilmiah maka diharapkan akan lebih banyak orang yang memahami sebuah fenomena, apalagi ilmuwan adalah pihak pertama yang paling valid menyampaikan pengetahuan kepada kalangan umum. Makin banyak dosen yang menulis, maka nama Universitas Jember makin terangkat dan dikenal di kalangan nasional bahkan internasional. Selain tentunya kepakaran sang penulis juga bakal diakui. Maka kampus tidak lagi terkesan sebagai menara gading saja, ” jelas pria asli Jember yang kini berkiprah di Ibukota.
Pendapat Firman Kurniawan didukung pemateri kedua, Ken Yunita yang memberikan materi bagaimana penulisan kolom. Menurut Chief Executive Officer sekaligus Editor in Chief media daring urbanasia.com ini, para pakar di Universitas Jember bisa memanfaatkan kolom guna menyampaikan gagasannya layaknya opini, bedanya kolom ditulis dengan lebih santai dan renyah.
“Dalam menulis kolom, ada baiknya memilih tema yang memang tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Oleh karena itu tulis sesegera mungkin mengingat issue yang berkembang di media massa cepat berubah. Sesuaikan gaya bahasa dan gaya penulisan dengan media massa yang dituju. Dan janga lupa mengawali tulisan dengan gaya story telling guna membangun koneksi dengan pembaca. Umumnya kolom ditulis dalam seribu hingga seribu lima ratus kata,” imbuh Ken Yunita yang sudah berkarier dua dekade lebih di media massa daring nasional.
Bertahun-tahun menjadi editor di media massa daring membuat Ken Yunita memiliki banyak pengalaman dalam menyeleksi kolom yang baik dan menandai kolom yang berpotensi berada di posisi atas di mesin pencarian. Resepnya adalah dengan menerapkan Search Engine Optimation (SEO) diantaranya dengan riset keyword, yakni dengan memakai kata di judul tulisan yang tengah tren terkait bidang yang akan ditulis, dan jangan terlalu banyak memakai kata kunci dalam tubuh tulisan mengingat bisa dicurigai sebagai spam.
Sebelumnya saat membuka acara, ketua pelaksana kegiatan, Rokhani menjelaskan lokakarya penulisan populer ini bertujuan memberikan wawasan dan kemampuan kepada dosen dalam menuangkan gagasan atau hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah populer. Sementara bagi mahasiswa dapat menjadi pemantik agar mulai turut menulis. “Harapannya lebih banyak dosen di Universitas Jember yang akan menulis, baik berbentuk tulisan ilmiah populer maupun kolom. Sebagai langkah awal kami juga membentuk tim beranggotakan dosen dan personil Humas yang akan membantu dosen yang mencoba menuliskan hasil penelitian atau kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan,” pungkas Rokhani. (iim)