Jember, 13 September 2022
Universitas Jember turut menggelar kegiatan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) jilid 2 dalam rangka Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Selama satu semester, sebanyak 172 mahasiswa dari 41 perguruan tinggi negeri dan swasta dari wilayah Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara hingga Papua kuliah di kampus Universitas Jember. Tidak hanya ikut kuliah, mereka juga belajar dan merasakan langsung denyut kehidupan serta budaya kota Jember dan sekitarnya. Seperti yang dirasakan oleh Neta Nia Limbong, mahasiswa asal Universitas Negeri Medan ini berkesempatan tinggal di Pondok Pesantren Ulul Azmi Bondowoso walaupun Neta adalah mahasiswi non muslim.
Pengalaman hidup di pesantren ini diceritakan oleh Neta seusai membawakan tari Tor Tor di auditorium Universitas Jember (13/9). Hari itu, Neta bersama empat mahasiswa asal Sumatera Utara lainnya menampilkan tarian khas suku Batak dalam kegiatan Penyambutan dan Pelepasan Mahasiswa Peserta PMM-2 di Universitas Jember. Dalam kesempatan ini selain menerima 172 mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta, Universitas Jember melepas 87 mahasiswanya yang mengikuti kegiatan PMM-2 di 28 perguruan tinggi dan swasta di wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Mereka juga akan mempelajari budaya dan adat istiadat setempat selain kuliah.
“Saya juga turut bangun jam tiga dini hari sebab aturannya memang semua santri harus bangun untuk sholat tahajud. Jadi saya berusaha mengikuti program yang diberlakukan di Pesantren Ulul Azmi ini. Selama tinggal bersama Ibu kost di lingkungan pondok saya diperlakukan bak anak sendiri, kalau kami nggak masak hari itu maka tinggal minta makan sama Ibu Kost. Pokoknya semua orang di pesantren baik kepada saya,” cerita Neta yang berasal dari Program Studi Ilmu Gizi Universitas Negeri Medan. Karena Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember berkampus di Bondowoso, maka Neta pun tinggal hingga bulan Desember 2022 di Bondowoso.
Pengalaman menarik juga disampaikan oleh Roslitha Uli Banjarnahor, kali ini terkait sikap warga Jember dan Bondowoso yang dinilainya sopan dan ramah. Mahasiswi asal Universitas HKBP Nommensen Medan ini semula mengira warga Jember dan Bondowoso yang banyak dari suku Madura perangainya bakal serupa orang Medan yang keras. Namun ternyata dugaannya keliru, warga Jember dan Bondowoso yang dia temui semuanya sopan dan ramah tehadap pendatang. “Cuman makanannya banyak yang cenderung manis, saya juga kaget melihat bakso di Jember dimakan bersama lontong,” tutur Roslitha sambil disambut derai tawa kawan-kawannya.
Sebelumnya dalam sambutannya, Rektor Universitas Jember menyambut hangat kehadiran mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kampusnya. Menurutnya, salah satu tujuan kegiatan PMM adalah mendorong mahasiswa saling belajar keberagaman agama, adat istiadat dan budaya sehingga menumbuhkan rasa cinta tanah air. “Bersyukurlah bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan PMM sebab bakal mendapatkan pengalaman berharga dapat hidup di luar domisilinya. Seperti motto kegiatan PMM yakni Bertukar Sementara Bermakna Selamanya. Anda diharapkan akan beradaptasi dengan kehidupan setempat yang bakal menjadi bekal Anda setelah lulus nanti. Sebab mereka yang adaptif yang akan sukses menjalani kehidupan,” pesan Iwan Taruna.
Hadir pula secara daring dalam acara Penyambutan dan Pelepasan Mahasiswa Peserta PMM-2 di Universitas Jember, Kepala Program PMM-2 Ditjen Dikti Kemendikbud, Rahmawan Budiarto dan Rektor Universitas Jambi, Prof. Sutrisno. Dalam sambutannya, Rahmawan Budianto berpesan agar seluruh mahasiswa peserta kegiatan PMM memanfaatkan kesempatan mengikuti PMM dengan baik, pasalnya mereka telah disaring dari 12 ribuan peserta. “Kegiatan PMM mencoba menghadirkan Indonesia mini di tiap-tiap kampus. Para peserta kegiatan PMM diharapkan punya cara pikir yang terbuka terhadap perbedaan sehingga mampu menjadi pemimpin Indonesia di masa depan,” ujar Rahmawan Budianto.
Selain menjalani kuliah sesuai dengan disiplin ilmu yang ditempuh, mahasiswa dari berbagai daerah ini juga diajak mengenal Jember dan sekitarnya. Seperti yang diutarakan oleh Rokhani, salah satu Dosen Pembimbing Lapangan yang bertugas menemani mahasiswa selama di Jember. Dosen Fakultas Pertanian ini menjelaskan ada empat program dalam kegiatan PMM. Pertama kegiatan Kebhinekaan, Reflektif, Inspiratif dan Kontribusi Sosial. Dalam kegiatan Kebhinekaan mahasiswa akan diajak mempelajari adat istiadat dan kehidupan setempat untuk kemudian direfleksikan dalam program inspiratif yang diwujudkan dalam kegiatan nyata melalui kontribusi sosial. Kesemuanya terangkum dalam Modul Nusantara dengan motto Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya.
Salah satu kegiatan Kebhinekaan yang sudah dilakukan adalah berkunjung ke Masjid Cheng Hoo Jember. Dalam pertemuan dengan takmir Masjid Cheng Hoo, para mahasiswa berdiskusi mengenai sejarah dan proses berdirinya hingga peran Masjid Cheng Hoo di Jember. Dalam kesempatan ini Moh. Kholili pembina Masjid Cheng Hoo menceritakan kehidupan keagamaan di Jember yang umumnya dijalankan dengan toleransi yang tinggi. “Saya berharap semua mahasiswa peserta PMM terus belajar dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing, sembari mengedepankan sikap moderat, toleran, ramah dan mengutamakan budi pekerti,” kata pria yang juga aktif di Aswaja Center PCNU Jember ini. (iim)