Jember, 21 September 2022
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) komite lokal Universitas Jember mengenalkan pewarna alami berbahan batang tembakau kepada pengrajin batik di Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe, Jember. Kegiatan yang ditujukan kepada para perempuan pengrajin batik yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Raung Lestari ini bertujuan untuk meningkatkan softskill dan hardskill dalam melakukan penanganan limbah pasca panen berupa batang tembakau sebagai produk sampingan.
Kegiatan pemanfaatan batang tembakau sebagai pewarna alami ini dikemas dalam program pelatihan dan pendidikan bertema “Integrasi Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani dan Pengrajin Batik Berbasis Sociopreneur Melalui Pemanfaatan Pewarna Alami dari Limbah Batang Tembakau”. Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 17 September 2022 lalu. Menurut ketua program, Anisa Hakim, selain memberikan pengetahuan dan ketrampilan memanfaatkan batang tembakau sebagai pewarna alami, UKM IAAS juga membantu KWT Raung Lestari dalam melakukan pencitraan merek dan pemasaran produk batik.
“Kami melihat Desa Sumberpakem adalah penghasil tembakau selain warganya memiliki usaha batik khas Sumberjambe. Selama ini pewarna batik yang digunakan adalah pewarna sintetis berbahan kimia, padahal batang tembakau bisa digunakan sebagai pewarna alami untuk menghasilkan warna coklat. Pemakaian batang tembakau sebagai pewarna alami akan meningkatkan harga batik sekaligus mengurangi limbah batang tembakau saat panen,” ujar Anisa.
Anisa lantas menjelaskan cara pembuatan bahan pewarna alami dari batang tembakau. Pertama, batang tembakau dicacah dengan mesin pencacah, dilanjutkan dengan merendamnya dengan larutan cuka untuk menghasilkan bahan pewarna coklat alami yang pekat. Campuran tadi kemudian dijemur hingga kering dan digiling menjadi bubuk. Jika pengrajin membutuhkan pewarna coklat, maka cukup mencampurkan bubuk tadi dengan air mendidih dan mencelupkan batiknya beberapa saat sesuai kebutuhan.
Selain memberikan pelatihan pembuatan pewarna alami kepada anggota KWT Raung Lesatri, Anisa dan empat belas kawannya memberikan pelatihan pencitraan merek dan pemasaran. Pendampingan juga melibatkan dosen pembimbing lapangan dan dosen pendamping, yakni Dr. Nita Kuswardhani, STP., M.Eng dan Dr. Rokhani, MSi. Kali ini UKM IAAS Universitas Jember menggandeng Program Radhia Tani dan Yayasan Agrapana Teknologi Indonesia. Materi yang diberikan diantaranya segmentasi pasar, teknik pemasaran, membangun keunikan produk dan materi lainnya.
Untuk diketahui UKM IAAS menjadi salah satu UKM di Universitas Jember yang menerima pendanaan Program Penguatan Kapasitas (PPK) dari Direktorat Belmawa Ditjen Dikti Kemendikbudristek. Selama lima bulan ke depan Anisa dan kolega akan mendampingi pengrajin batik KWT Raung Lestari. Bahkan UKM IAAS turut membidani berdirinya Raung Lestari Activity Center berkerjasama dengan segenap pemangku kepentingan seperti Program Radhia Tani, Yayasan Agrapana Teknologi Indonesia, Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jawa Timur, Museum Tembakau Jember, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Koperasi dan UMKM serta pemerintah Desa Sumberpakem.
“Harapan kami pengrajin batik yang bergabung di KWT Raung Lesatri secara bertahap akan mengurangi pemakaian pewarna sintetis yang berpotensi merusak lingkungan. Digantikan dengan pewarna alami berbasis potensi Desa Sumberpakem. Kedua, adanya Raung Lestari Activity Center akan menjadi motor penggerak kerajinan batik khas Sumberjambe yang juga batik khas Jember sehingga makin dikenal publik dan pemasarannya makin meluas,” pungkas Anisa. (UKM IAAS/iim)