Jember, 4 November 2022
Kampus Mengajar adalah salah satu kegiatan yang ada di program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Kampus Mengajar juga menjadi salah satu kegiatan favorit mahasiswa Universitas Jember. Pasalnya program Kampus Mengajar memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kelas dengan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pengembangan strategi dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif di satuan pendidikan sasaran. Mahasiswa diajak turut meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah sasaran.
Banyaknya mahasiswa Universitas Jember yang berminat turut dalam Kampus Mengajar mendorong Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) menggelar sosialisasi program Kampus Mengajar Angkatan V secara daring (3/11). Menurut Koordinator program Kampus Mengajar LP3M Universitas Jember, Banun Kusumawardhani, sosialisasi secara daring dipilih agar menjangkau lebih banyak mahasiswa. Dalam sosialisasi kali ini mahasiswa mendapatkan gambaran lengkap mengenai program Kampus Mengajar dan bagaimana cara mendaftarnya.
“Pendaftaran Kampus Mengajar dimulai dari tanggal 1 hingga 11 November 2022. Adapun benefit yang bisa diperoleh mahasiswa adalah konversi mata kuliah sebanyak 20 SKS, mendapatkan biaya hidup dan gratis Uang Kuliah Tunggal di semester berikutnya. Namun yang paling penting adalah mendapatkan pengalaman mengajar anak bangsa, serta berkontribusi dalam mengembangkan serta memberikan inovasi dalam pembelajaran di sekolah. Pengalaman yang belum tentu bisa didapat di bangku kuliah,” jelas Banun Kusumawardhani.
Penjelasan Banun Kusumawardhani disokong oleh testimoni peserta Kampus Mengajar Angkatan IV, Risky Prasetyo. Menurut Risky, banyak pengalaman berharga didapatnya selama menjalani Kampus Mengajar Angkatan lalu. Diantaranya memperoleh banyak ilmu, menambah kawan mengingat pesertanya berasal dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, dan tentu saja menjalin relasi. Risky yang awalnya susah berbicara di depan umum kini sudah piawai gara-gara sering mengajar di depan kelas.
“Saya di tempatkan di SMP 1 PGRI Probolinggo yang kondisi siswanya berasal dari kalangan menengah ke bawah, bahkan ada salah satu siswa yang harus berjalan puluhan kilometer ke sekolah dari rumah. Namun semangat mereka untuk mencari ilmu guna memperbaiki taraf hidup sangat tinggi, termasuk ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saya merasa kehadiran Kampus Mengajar memberikan sumbangan peningkatan kemampuan literasi dan numerasi bagi siswa. Saran saya bagi kawan-kawan yang akan mendaftar di Kampus Mengajar Angkatan kelima jangan lelah belajar, jangan mudah minder, tidak boleh merasa tidak bisa, bikin program berbasis ide baru serta persiapkan materi dengan baik, dan satu lagi harus siap ditempatkan di sekolah manapun,” ujar Risky.
Testimoni kedua disampaikan oleh Dena Arianingrum dari Program Studi Pendidikan IPA FKIP. Walaupun sudah mendapatkan bekal teori bagaimana mengajar yang baik, namun ternyata Dena merasakan tantangan saat mengajar sangat berbeda dengan teori yang didapatnya di bangku kuliah. Tidak selamanya teori bisa diterapkan di kelas mengingat kondisi di tiap sekolah berbeda. Kadang justru tantangannya bagaimana membuat murid tetap mau bersekolah.
”Saya mendapatkan tugas di SMPN 2 Silo Jember yang masyarakatnya didominasi suku Madura. Masalahnya saya tidak bisa berbahasa Madura, maka mau tidak mau saya harus belajar Bahasa Madura agar lancar dalam mengajar dan bersosialisasi dengan warga. Sebab kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa peserta Kampus Mengajar tidak hanya di dalam kelas, namun juga berkegiatan bersama warga sekitar, ingat keberlangsungan siswa belajar di sekolah sangat perlu mendapatkan dukungan dari keluarganya,” tutur Dena.
Kegiatan sosialisasi program Kampus Mengajar diikuti oleh 200 peserta dan dibuka oleh Wakil Rektor I Universitas Jember, Prof. Slamin. Dalam sambutannya Prof. Slamin mengajak para mahasiswa calon peserta program Kampus Mengajar Angkatan V merenungkan tujuan program ini, yakni memberikan kesempatan belajar di luar kampus agar bisa berkontribusi mengatasi permasalahan di luar kampus.
“Harapannya, mahasiswa sebagai generasi milenial bisa turut serta membantu pendidikan Indonesia dengan cara membawa inovasi-inovasi untuk proses pembelajaran kepada sekolah, guru dan siswa. Maka keikutsertaan Anda di program kampus Mengajar akan dicatat sebagai sumbangan penting bagi perjalanan pendidikan Indonesia,” kata Prof. Slamin memberikan semangat kepada calon segenap peserta program Kampus Mengajar Angkatan V. (sal/iim)