Jember, 10 Mei 2023
Diterima menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah impian banyak siswa di Indonesia. Tak heran jika kemudian mereka berusaha sekuat tenaga untuk lolos dari Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2023. Maka belajar rutin dan ditambah les tambahan dijalani agar mampu menjawab soal di Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Pendek kata semua tantangan akan dihadapi, bahkan rasa sakit pun tak dirasakan. Seperti yang ditunjukkan oleh peserta UTBK SNBT 2023 di Pusat UTBK Universitas Jember, Mukhamad Robitul Isror. Rasa sakit akibat terlibat kecelakaan rela ditahannya agar lolos SNBT dan diterima di PTN impiannya.
Hari Rabu (10/5) siang itu Robit, begitu panggilannya, tampak sedikit berjalan dengan terseok-seok memasuki ruang Laboratorium Komputer 3 di lokasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Luka di kedua kaki dan tangannya masih belum sembuh benar akibat kecelakaan yang menimpanya pada hari Sabtu malam tanggal 6 Mei 2023 lalu. Dengan dibantu salah satu kawannya Robit menapaki tangga menuju lokasi UTBK yang berada di lantai dua.
“Saya tengah berkendaraan motor di jalanan desa di Kecamatan Balung di Sabtu malam minggu lalu. Tiba-tiba ada pengendara motor tanpa lampu di depan saya berbelok. Kontan saya kaget dan berusaha mengerem, namun karena jarak yang terlalu dekat maka tabrakan tak terhindari. Sementara si pengendara motor itu kabur. Selanjutnya gelap, saya nggak sadar. Saya baru sadar keesokan harinya sudah terbaring di rumah. Kaki dan tangan saya luka, untuk sepeda motor rusak parah. Alhamdulillah saya tak mengalami gegar otak atau luka patah tulang,” cerita Robit yang tinggal di Kecamatan Ambulu, Jember.
Melihat kondisinya, sang Ibu Risna Ekawati memintanya untuk membatalkan saja ikut UTBK SNBT 2023. Tapi lulusan SMA Nurul Islam Antirogo Jember ini bersikeras tetap akan ujian. Menurutnya, rasa sakit masih bisa ditahan daripada harus menganggur setahun ke depan. Tekad anak pertama dari dua bersaudara ini lantas didukung sayang Ayah, M. Ishaq. Untuk penyembuhan lukanya, Robit dibantu sang bibi yang kebetulan seorang perawat sambil terus berkonsultasi dengan dokter.
Untuk menuju Jember dari rumahnya di Kecamatan Ambulu, Robit diantar sang paman yang adik ibunya. Dua hari sebelum hari H UTBK SNBT 2023, Robit memilih kost di seputaran kampus agar tidak terlambat ke Kampus Tegalboto. “Saya pilih ikut UTBK SNBT saja, toh saya masih kuat menahan sakit. Pilihan saya masuk ke Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum di pilihan pertama dan Program Studi Teknik Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Kesemuanya di Universitas Jember, semoga perjuangan ini berbuah manis,” kata Robit saat ditemui di ruang transit sebelum ujian dimulai.
Sementara itu Wakil Koordinator Kehumasan Universitas Jember, Rokhmad Hidayanto menambahkan jika pihaknya menerima email dari Robit hari Minggu (7/5) lalu. Dalam email, Robit melaporkan kondisinya. Laporan ini lantas diteruskan ke Ketua Pusat UTBK Universitas Jember, Prof. Slamin yang lantas memerintahkan panitia menghubungi Robit guna menanyakan bantuan apa yang bisa diberikan kepadanya.
“Sebenarnya kami sudah menyiapkan satu set perangkat komputer yang ditempatkan di salah satu ruang di lantai satu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tujuannya agar Robit tak perlu naik ke lokasi ujian di lantai dua. Namun Robit lebih memilih mengikuti ujian seperti kawan-kawannya yang lain. Sesuai arahan pimpinan panitia harus selalu bersiap jika memang peserta memerlukan layanan kesehatan. Prinsipnya kami berusaha memberikan layanan terbaik bagi semua peserta. Jika ada peserta UTBK SNBT 2023 di Pusat UTBK Universitas Jember yang mengalami kejadian seperti Robit atau membutuhkan layanan tambahan silahkan segera menghubungi Humas Universitas Jember,” pungkas Rokhmad Hidayanto. (iim)