Jember, 7 Juli 2023
Robot REIVER karya mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember meraih juara kedua pada ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) 2023 di Semarang pada 21 hingga 26 Juni lalu. Prestasi ini membuktikan kemampuan arek-arek kampus Tegalboto yang mampu bersaing di tataran nasional. REIVER turun di kategori Robot Tematik yang menjadi salah satu dari tujuh kategori robot di ajang tahunan lomba robot tingkat nasional di Indonesia. Sebelumnya robot REIVER menjadi juara pertama ditingkat Wilayah II yang meliputi PTN/PTS di Indonesia timur.
“Alhamdulillah, target kami meraih juara di tingkat nasional terwujud. Sejak awal kami optimis bakal jadi juara sebab di tingkat wilayah II kami jadi yang terbaik. Paling tidak kami paham peta persaingan yang ada sebab tim yang lolos itu-itu juga,” tutur Hilal Tan Tsatry, salah satu anggota tim REIVER saat diwawancarai di kampus Tegalboto (7/7). Beserta tim REIVER, Hilal harus bersaing dengan 24 tim yang berhasil lolos ke babak final KRI 2023. Di Semarang, tim REIVER lolos dua babak penyisihan hingga melaju ke final yang menyisakan empat tim.
Uniknya, ternyata komposisi tim finalis di kategori Robot Tematik berbeda dengan prediksi banyak pihak yang menjagokan tim robot dari perguruan tinggi yang menyandang nama teknologi. Biasanya tim dari perguruan tinggi tersebut yang mendominasi percaturan dunia robot Indonesia. Akhirnya setelah melewati babak final, dewan juri memutuskan robot REIVER membawa pulang juara dua. Sementara juara pertama dan ketiga diraih oleh Tim Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dan Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya.
Di babak final, setiap robot diwajibkan memasang ‘koin’ yang diasumsikan onderdil ke dalam mesin dalam waktu maksimal 3 menit. Untuk diketahui tema untuk kategori Robot Tematik di KRI tahun ini adalah robot beroda yang bisa dioperasikan dari jarak jauh. “Kami sempat sport jantung saat REIVER mogok saat beraksi di babak final, untung problemnya cepat ketemu, yakni posisi baterai yang kurang pas,” cerita Hilal mengingat pengalamannya di Semarang.
Sebenarnya ada empat robot FT Universitas Jember yang melaju ke babak final KRI 2023, sayang dua robot belum memenuhi target membawa pulang predikat juara, yakni robot LAHBAKO-san yang berlaga di kategori Robot Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) dan robot JR-EVO yang turun di kategori Robot Sepakbola Indonesia Beroda.
Untungnya, robot UGER yang turun di kategori Robot Bawah Air mampu membawa predikat Pioneer Award. Pasalnya robot UGER mampu menyelesaikan tugas tambahan yakni mengambil benda di dalam air. Sementara misi utama untuk melaju secara lurus sepanjang 10 meter dan berhenti di dalam air dilokasi yang sudah ditandai dewan juri gagal dikerjakan.
“Sayang, UGER gagal saat menjalankan misi utama. Padahal di awal aksinya UGER mampu melaju di track yang sudah ditentukan dewan juri. Eh, di kesempatan kedua dan selanjutnya dia gagal. Tapi kami masih bisa berbangga hati karena tugas tambahan mengambil benda di air bisa dijalankan oleh UGER,” kata Firman Syauqi, sang ketua tim.
Kegagalan UGER tak lantas membuat mahasiswa FT Universitas Jember yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Robotika patah arang. Mereka berjanji akan memperbaiki kelemahan UGER untuk tampil di KRI tahun depan. “Salah satu hal yang harus kami perbaiki adalah sensor Gyros dan pemrograman ulang di robot UGER,” ulas Ni’mah Rohmah, satu-satunya mahasiswi dalam tim robot UGER.
Semangat memperbaiki performa robot bikinan FT Universitas Jember juga diutarakan oleh pembina UKM Robotika, Wahyu Muldayani. Menurut Wahyu Muldayani, ada beberapa program yang akan dijalankan guna menghadapi KRI 2024. Pertama regenerasi tim, dengan jalan mempersiapkan mahasiswa angkatan tahun 2022 sejak awal agar siap beraksi. Kedua, menggalakkan riset robotika dan fokus memperbaiki kesalahan yang dilakukan robot di ajang final KRI 2023 lalu.
“Selain itu bagi dosen seperti kami, riset robot terus kami lakukan sebab manfaatnya besar. Misalnya robot REIVER bisa dikembangkan menjadi robot yang dioperasikan di daerah berbahaya dari jarak jauh. Sementara robot UGER bisa dimanfaatkan melakukan perbaikan di dalam air bahkan mencari benda atau korban musibah,” kata Wahyu Muldayani. (iim)