Jember, 9 September 2023
Momen wisuda selalu membawa kegembiraan. Juga bagi Gregorio Quintao, wisudawan periode II Universitas Jember asal Timor Leste. Hari Sabtu (9/9) itu menjadi hari bersejarah baginya, perjuangan selama empat tahun bergelut dengan riset dan harus berpisah dengan keluarga akhirnya terbayar lunas. Gelar doktor Ilmu Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Jember kini siap dibawanya pulang ke bumi Timor Loro Sae. Namun meninggalkan Jember artinya bakal membuatnya kangen banyak hal, salah satunya lalapan !
“Saya sangat suka makan lalapan ikan bakar, ini yang bakal membuat saya kangen akan Jember saat pulang nanti. Di Dili pun ada masakan ikan bakar, tapi sepertinya nggak bisa menggantikan rasa lalapan ikan bakar beserta sambalnya di Jember. Selain enak harganya pun murah dibandingkan harga makanan di ibu kota Timor Leste, pas untuk kantong mahasiswa,” ujar Gregorio sambil tertawa. Siang itu keluarganya turut mendampinginya menjalani wisuda.
Gregorio datang ke Jember tahun 2019 silam bersama empat kawannya, kesemuanya kuliah di Universitas Jember. Empat orang menuntut ilmu di jenjang S-2, dan hanya Gregorio saja yang menjalani kuliah S-3. Mereka semua mendapatkan tugas belajar dari Pemerintah Timor Leste dan beasiswa dari Universitas Jember. Gregorio sendiri adalah pegawai negeri yang berdinas di Direktorat Nasional Karantina dan Biosekuriti, Kementerian Pertanian dan Perikanan Timor Leste.
“Universitas Jember menjadi salah satu tujuan mahasiswa dan pegawai Timor Leste untuk melanjutkan studi, sebab akreditasinya sudah unggul. Terutama kuat di bidang pertanian dan perkebunan. Seperti yang diketahui, kami di Timor Leste juga tengah berbenah dan mengembangkan sektor pertanian yang menjadi dasar perekonomian dan sumber nafkah mayoritas penduduk Timor Leste,” ujar pria yang juga menyelesaikan gelar S-2 nya di Fakultas Pertanian Universitas Jember di tahun 2014 lalu.
Selama menjalani kuliah doktoral di Fakultas Pertanian, Gregorio meneliti padi. Topiknya berkisar pada Kajian Ketahanan Cekaman Abiotik Melalui Pendekatan In Vitro Kalus Sebagai Model Dalam Mempelajari Respon Ketahanan Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Lokal Timor Leste. Menurut Gregorio produktivitas padi di negaranya belum sebaik di Indonesia.
“Mengapa memilih topik ini ? Saya memilih topik tersebut karena ingin mengangkat jenis padi lokal Timor Leste. Saya ingin mengembangkan plasma nutfah padi lokal untuk kegiatan pemuliaan tanaman padi. Agar ketersediaan benih padi lokal terjamin hingga di masa mendatang. Apalagi beras merupakan komoditi pangan utama di Timor Leste, sama dengan Indonesia. Saya bersyukur bisa mendapatkan dukungan dari dosen, tenaga kependidikan dan kolega selama kuliah di Universitas Jember,” ungkap pria asal kabupaten Viqueque ini.
Kini Gregorio bersiap meninggalkan Jember, pulang ke Timor Leste dengan sejuta kenangan indah tentang kampus Tegalboto dan kota Jember. Apalagi menurutnya selama tinggal di Jember kurang lebih enam tahun semua warga Jember yang ditemuinya bersikap ramah. “Semoga bekal ilmu pengetahuan yang saya dapatkan di Universitas Jember dapat membantu perkembangan dunia pertanian Timor Leste,” pungkas Gregorio Quintao. (iim)