30 Persen Mahasiswa Universitas Jember Ikuti MBKM

Jember, 14 September 2023
Rektor Universitas Jember mengungkapkan, 30 persen mahasiswanya telah mengikuti berbagai program yang diselenggarakan dalam kerangka Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Semenjak dimulai di tahun 2020 lalu, tercatat ada 13.531 mahasiswa Universitas Jember yang mengikuti delapan program yang ada di MBKM. Mulai dari Program Kampus Mengajar, Indonesian International Student Mobility (IISMA), Pertukaran Mahasiswa Merdeka, program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dan program lainnya.

Fakta ini disampaikan oleh Iwan Taruna kala memberangkatkan 648 mahasiswa Universitas Jember yang akan mengikuti program MSIB batch 5 di Gedung Soetardjo (14/9). Khusus untuk peserta program MSIB di semester ini mengalami peningkatan hingga 53 persen mengingat di batch 4 kemarin jumlah pesertanya hanya 409 mahasiswa. Sesuai rencana mereka akan magang dan studi independen di 98 perusahaan serta lembaga pemerintah dan non pemerintah sebagai mitra di seluruh Indonesia selama satu semester.

“Program MSIB bertujuan memberikan ketrampilan dan pengalaman kerja yang sesungguhnya bagi mahasiswa. Harapannya mahasiswa memiliki kompetensi dalam rangka memasuki dunia kerja. Keuntungan lainnya, mahasiswa bisa membangun jejaring bahkan sudah banyak peserta program MSIB yang langsung direkrut walau belum lulus kuliah. Karena mereka telah menunjukkan performa baik. Saya berharap agar kalian dapat menjalani program MSIB dengan lancar namun jangan sampai lupa menyelesaikan kuliah,” pesan Iwan Taruna kepada peserta program MSIB.

Dalam kesempatan sebelumnya, Wakil Rektor I Universitas Jember menyebutkan dalam laporannya, dari 648 mahasiswa peserta program MSIB, sebanyak 258 memilih magang dan sisanya sebanyak 390 orang mengikuti studi independen. Dari data yang ada di Universitas Jember, semenjak program MSIB batch 1 hingga batch 5 sudah diikuti oleh oleh 5.647 mahasiswa Universitas Jember. Sebanyak 3.944 mahasiswa memilih magang dan 1.703 orang menjalani studi independen.

“Kami menargetkan peserta MSIB di periode berikutnya bisa tembus seribu peserta. Caranya dengan mempergencar sosialisasi termasuk memviralkan kisah sukses para pesertanya, seperti yang kita lakukan hari ini dengan menghadirkan tiga peserta program MSIB yang memberikan testimoninya. Kedua, menjalin lebih banyak lagi mitra magang dan ketiga memaksimalkan peranan Dosen Pembimbing Lapangan dalam mendukung performa mahasiswa Universitas Jember yang mengikuti program MSIB,” tutur Prof. Slamin.

Dalam sesi testimoni, tampil pertama kali Valentinus Dave Sugiharto. Mahasiswa Fakultas Kedokteran ini berkesempatan mengikuti program MSIB sebanyak dua kali. Pertama magang di perusahaan aplikasi kesehatan Halodoc, dan kesempatan kedua di perusahaan Start Up Campus. Dave, begitu panggilannya, merasakan banyak manfaat mengikuti program MSIB. Salah satunya bisa mengetahui bagaimana sebuah kebijakan kesehatan dijalankan, termasuk belajar dari dekat bagaimana sebuah usaha layanan kesehatan secara daring.

“Tidak hanya belajar mengamati, tetapi saya juga memperdalam ilmu kedokteran dengan praktek, jadi saat kolega saya masih belajar menyuntik maka saya sudah belajar banyak hal mengenai bagaimana fasilitas kesehatan dijalankan,” ungkap Dave. Performa Dave yang bagus selama menjalani program MSIB mengantarkannya menerima predikat mahasiswa peserta program MSIB Terbaik tahun 2022 dari Ditjen Dikti.

Lain lagi dengan kisah Siti Nur Fadila. Mahasiswi Fakultas Pertanian ini magang di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat Yayasan Edu Farmer Internasional dan ditempatkan di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tugasnya mendampingi para petani mulai masa tanam hingga panen, termasuk mempersiapkan pemasaran hasil panennya.

“Padahal sebelumnya saya belum pernah pergi jauh hingga ke luar pulau Jawa. Kesempatan magang ini benar-benar menjadi pengalaman luar biasa bagi saya yang selama kuliah tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan. Banyak pengalaman berharga kala mendampingi petani, sebab selain bisa mempraktekkan ilmu yang di dapat di bangku kuliah, kita juga dituntut mandiri dan siap dengan segala kondisi yang ada. Enaknya, kita bisa pergi ke daerah yang belum kita singgahi,” ungkap Siti Nur Fadila. (iim)

Skip to content