Jember, 3 Oktober 2023
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember berinovasi mengubah arena balapan liar di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari menjadi destinasi Wisata Kanal Sungai Suko-Suko.
Dekan FEB UNEJ, Prof. Dr. Isti Fadah M.Si., CRA., CMA., saat meresmikan wisata kanal Suko-Suko, Senin (2/10/2023) menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa yang berhasil berkolaborasi dengan kepala desa setempat.
“Program yang didanai oleh dana hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi ini, adalah Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa FEB Universitas Jember”, terangnya.
Sementara itu, Ketua Tim PPK Ormawa FEB UNEJ, Yasmine Cahya Syifa menyampaikan, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Tim PPK Ormawa FEB UNEJ mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) masyarakat.
Menurutnya, potensi yang dimiliki warga Desa Sukorejo cukup banyak sehingga berpotensi besar untuk dikembangkan. Sejumlah gazebo yang didirikan di lokasi dimanfaatkan sebagai tempat berjualan UMKM.
Selain itu juga disediakan dua buah perahu karet untuk menyusuri kanal sungai sepanjang seratus meter. Kondisi sungai yang bersih dari sampah dengan suasana yang rindang cocok dimanfaatkan sebagai tempat untuk menikmasi sunset.
Dengan mengembangkan wisata dan UMKM diharapkan UMKM bisa berjualan di tempat sini, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.
Kepala Desa Sukorejo, Luluk Novita, mengaku senang dengan kehadiran mahasiswa yang membantu perizinan pengelolaan wisata kanal itu. “Dulunya tempat ini hanya dijadikan sebagai tempat kongkow-kongkow anak muda bahkan sering kali dijadikan arena balap liar, namun sekaramg telah berubah menjadi destinasi wisata menarik dan bisa memfasilitasi UMKM,” katanya.
Luluk juga berencana menggelar car free day di lokasi wisata setiap hari Minggu. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh UMKM Desa Sukorejo berjualan. “Jalan akan kami tutup total untuk car free day, namun akses jalan tembusan ada,” tuturnya.
Produk UMKM Desa Sukorejo cukup banyak, diantaranya kerupuk, pernik-pernik seperti manik-manik.
Ia melanjutkan, untuk sementara destinasi wisata ini akan digratiskan. “Uang seribu dua ribu rupiah di desa sangat berarti. Jadi kami gratiskan dulu,” kata Luluk.
Pemerintah Desa Sukorejo mengaku tidak membiayai destinasi wisata menggunakan dana desa. Ke depan pihaknya masih akan melihat perkembangannya. Jika dinilai bagus, tidak menutup kemungkinan akan dialokasikan anggaran dana desa.
“Yang penting dikelola bareng-bareng, ada pokdarwis, ada BUMDes, kita kolaborasi,” pungkasnya. (is)