Padukan Metode Remote Sensing dengan Ecological Governance, Mahasiswa Universitas Jember Raih Juara

Jember, 9 November 2023
Prihatin melihat kondisi lingkungan di wilayah Kecamatan Puger Kabupaten Jember, tiga mahasiswa Universitas Jember mencoba menyumbangkan ide gagasannya. Caranya dengan mencoba memadukan metode Remote Sensing dan prinsip Ecological Governance. Kajian M. Rayhan Hanif, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional FISIP serta Maulana Garaudy Purnomo dan Biki Ramadhani, keduanya mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FKIP meraih juara III di ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) “Attraction 2023” yang digelar oleh Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya Malang.

“Awalnya kami mengetahui adanya ajang Attraction 2023 saat berselancar di dunia maya. Lantas kami putuskan mencoba mengikutinya, walau sebelumnya nggak pernah punya pengalaman ikutan LKTI,” ujar Raihan yang berkawan akrab dengan Maulana semenjak duduk di bangku SMP. Mereka berdua lantas sepakat mengajak Biki untuk memperkuat tim yang lantas diberi nama Tim Nusantara Universitas Jember. Ketiganya menceritakan pengalaman mengikuti LKTI Attraction 2023 di lobby gedung rektorat (9/11).

Tema yang dilombakan adalah “Inovasi Pembangunan Berkelanjutan Dalam Optimalisasi Networking Governance Untuk Mewujudkan ASEAN Vision 2025”. Mereka bertiga kemudian mulai mengumpulkan data dan observasi mulai bulan Agustus lalu. Obyek penelitian yang mereka pilih adalah kondisi lingkungan Desa Grenden Kecamatan Puger Kabupaten Jember sebelum dan setelah keberadaan perusahaan semen.

“Kami mulai dengan mengobservasi pegunungan karst atau kapur di wilayah Desa Grenden yang kini dieksploitasi sebagai bahan baku pabrik semen. Caranya dengan membandingkan data yang diperoleh menggunakan metode remote sensing atau penginderaan jarak jauh. Dari data tahun 2018 hingga 2022 tampak jelas perubahan pegunungan karst yang kian tergerus. Kami perkirakan lima tahun lagi pegunungan karst tadi bakal habis ditambang,” jelas Maulana yang memang mendapatkan materi kuliah tentang remote sensing di kampus.

Data tersebut kemudian dianalisa menggunakan prinsip Ecological Governance yang diterbitkan oleh United Nations Development Programme (UNDP). “Ada beberapa parameter yang dijadikan pedoman oleh UNDP dalam menilai sebuah kebijakan pembangunan sudah sesuai dengan prinsip Ecological Governance diantaranya adanya kepastian hukum, partisipasi dan representasi, akses terhadap informasi, transparansi dan akuntabilitas, desentralisasi, kelembagaan yang baik serta akses untuk memperoleh keadilan,” imbuh Maulana.

Dari hasil kajian ketiganya, kebijakan pemerintah memberikan ijin bagi perusahaan semen di Desa Grenden belum memenuhi prinsip Ecological Governance dari UNDP. Pasalnya justru membawa dampak negatif semisal berubahnya bentang alam berupa makin habisnya pegunungan karst dan sumber air yang berkurang debitnya. Tentunya kondisi ini membuat usaha pertanian warga terdampak. Begitu pula dengan usaha warga lainnya seperti warung yang makin sepi karena polusi membuat pembeli enggan datang.

“Dewan juri mengapresiasi paduan antara hasil data remote sensing dengan analisa berdasarkan prinsip Ecological Governance yang kami pakai. Sebab data remote sensing tersebut menjadi bukti kuat sementara Ecological Governance menjadi pisau analisa yang tajam. Untuk itu kami merekomendasikan agar pemerintah segera menanggulangi dampak negatif keberadaan pabrik semen, serta mulai mendengar dan melibatkan warga dalam setiap membuat kebijakan,” kata Biki.

Untuk diketahui, dari 29 peserta yang berpartisipasi dalam Attraction 2023, lima tim lolos termasuk tim beranggotakan Raihan, Maulana dan Biki. Di babak final akhirnya tim Universitas Airlangga menjadi juara pertama, disusul tuan rumah Universitas Brawijaya dan Tim Nusantara Universitas Jember membawa pulang juara ketiga. “Modal juara ketiga di Attraction 2023 ini menjadi bekal bagi kami untuk bersiap-siap untuk mengikuti lomba LKTI lainnya,” tutur Raihan diiyakan kedua koleganya. (iim)

Skip to content