Proyek Global PACE-UP, Expert Seminar dari Mancanegara Ulas Sebaran Penyakit Endemi

Jember, 24 April 2024

Dalam upaya merealisasikan hasil kerja sama Universitas Jember dengan proyek global PAN ASEAN Coalition for Epidemic and Outbreak Preparedness (PACE-UP) dengan menggelar seminar penelitian penyakit menular bertajuk “Expert Seminars and Workshop on Emerging and Re-emerging Infectious Diseases & Hands-on Training on Basic Principles of Biosafety” yang dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Jember di auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Jember (23/04/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa keynoted speaker yang berasal dari berbagai negara di antaranya Jerman, Vietnam, dan Zambia.

Iwan Taruna mengatakan, semenjak keluar dari masa covid banyak sekali muncul penyakit-penyakit baru yang merupakan realita yang harus kita hadapi bersama mengingat adanya teori evolusi virus. “Saya berharap dengan kontribusi Universitas Jember terjun dalam proyek global PACE-UP ini semoga hasil yang diperoleh nanti benar-benar dapat memberi manfaat bagi masyarakat.” ungkapnya.

Prof. Jonas Schmidt Chanasit, Peneliti, Bernhard Nocht Institute for Tropical Medicine Hamburg menjelaskan bahwa arbovirus adalah kelompok virus yang yang heterogen, yaitu memiliki beberapa variasi genetik yang ada dalam populasi virus dan kebanyakan arbovirus berasal dari nyamuk.

Prof. Jonas Schmidt Chanasit, peneliti dari Bernhard Nocht Institute for Tropical Medicine Hamburg menjelaskan tentang arbovirus

“Nyamuk sebagai faktor pathogen, terdapat beberapa spesies nyamuk pada penularan ini seperti spesies culex, spesies anopheles plasmodium dan spesies aedes virus, dimana kondisi geografis di Indonesia khususnya di Jember dengan iklim tropis dan sub tropis memiliki resiko tinggi terhadap penularan virus yang dibawa oleh nyamuk,” ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut, Prof. Thiru Velavan dari University of Tubingen menyampaikan bahwa pada dasarnya dalam penularan sekelompok virus banyak ditularkan oleh beberapa serangga tidak hanya nyamuk, bisa juga dari kutu dan tawon. Materi yang dibawakan lebih spesifik mengarah kepada virus yang menyebar akibat pengaruh letak geografis.

“Perlu dilakukan pengawasan berkelanjutan dan menganalisis genom terhadap infeksi, termasuk varian yang berpotensi menjadi epidemi pada manusia. Terutama di wilayah yang berbeda secara geografis, tetap penting untuk mengidentifikasi setiap perubahan dalam potensi penularan penyakit endemik dan epidemi,” pungkas Prof. Thiru Velavan.

Persembahan permainan alat music angklung

Pada kegiatan itu, Universitas Jember mengenalkan budaya Indonesia yaitu penampilan alat musik tradisional angklung yang dibawakan oleh SMP Katolik Maria Fatima Jember. Dalam kesempatan itu pula para peserta seminar beserta para keynoted speaker dari beberapa negara turut memainkan angklung yang dipandu langsung oleh guru pemandu,

“Angklung merupakan alat musik khas dari negara Indonesia, saya akan ajarkan kepada saudara sekalian bagaimana cara memainkannya dengan harmoni bersama band.” ucap pemandu permainan angklung kepada para peserta, keynoted speaker yang berasal dari mancanegara pun antusias mengikuti arahan sang pemandu.

Turut hadir dalam acara jajaran pimpinan Universitas Jember, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Slamin, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Prof. Sri Hernawati, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fendi Setyawan, dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Prof. Bambang Kuswandi.

Pemukulan gong oleh Rektor Universitas Jember Iwan Taruna didampingi oleh Porf. Thiru Velavan (berbaju batik di sebelah kanan), Prof. Kartika Senjarini, serta jajaran pimpinan Universitas Jember

Rangkaian acara akan terlaksana selama 6 hari mulai tanggal 23-26 April 2024 dan workshop pada 29-30 April 2024 dengan ulasan materi beragam oleh keynoted speaker yang berasal dari beberapa negara yaitu Prof. Dennis Nurjadi dari University of Lubeck, Dr. Bui Tien Sy dari Vietnamese German Center for Medical Research Vietnam, Prof. Nguyen Linh Toan dari Vietnam Military Medical University Vietnam, Prof. Claus Thomas Bock dari Robert Koch Institute Berlin, Dr. Nguyen Trong The dari Vietnamese German Center for Medical Research Vietnam, Dr. John Tembo dari University Teaching Hospital Zambia, Dr. Wolfgang Hoffman dari University of Tubingen, Dr. Tran Duc Khanh dari Vietnamese German Center for Medical Research Vietnam, beserta dosen Universitas Jember yaitu Prof. Kartika Senjarini dan Ulfah Elfiah dari Fakultas Kedokteran Universitas Jember. (dil)

 

Skip to content