Jember, 29 April 2024,
Sebanyak 27 kelompok Program Kreatifitas Mahasiswa PKM Universitas Jember berhasil lolos mengikuti seleksi hingga program tersebut di danai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun 2024, yang saat ini menjalani tahapan Bimbingan teknis pelaksaan kegiatan pengeloaan anggaran program tersebut, yang diselenggarakan (29/04/2024) di Aula lantai 3 Rektorat Universitas Jember.
Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Jember, dalam sambutannya mengatakan, dirinya menyadari betul kompetisi ini tidak mudah, menurutnya Universitas Jember telah berusaha maksimal telah mengirimkan proposal sebanyak 360, yang beruntung mendapatkan Program itu sebanyak 27 kelompok.
“Ketika saya lihat dari pengumuman itu memang, ada semacam kebijakan baru sepertinya, semakin banyak distribusi, termasuk Vokasi dan Perguruan tinggi swasta juga cukup banyak meskipun dengan pembiayaan yang relative tidak bisa, akan tetapi dengan pola distribusi agar merata dengan konsekuensi kuota semakin kecil,” jelasnya.
Ia lantas menjelaskan, dari 27 kelompok yang lolos itu marupakan satu prestasi membanggakan, dengan akumulasi anggaran yang diperoleh sebesar 225 Juta Rupiah, hal ini merupakan prestasi akan tetapi juga menjadi tantangan tersendiri.
“Jika dilihat dari buku panduan ini, memang cukup ketat sekali, terkait dengan bagaimana pengisian logbook, bagaimana pengalokasian anggarannya dan bagaimana pertanggung jawaban hasil dari kegiatannya,” jelasnya.
Ia berharap, agar akuntabilitasnya dijaga. Pasalnya, menyangkut kredibilitas Lembaga yaitu Universitas Jember, ia manegaskan agar jangan sampai ada kegiatan fiktif didalamnya agar tidak menjadi resiko temuan nantinya.
Di tempat terpisah, Ariska Zakiyatul Bariroh, salah satu ketua kelompok PKM dari Fakultas Hukum Universitas Jember yang merupakan kelompok lolos penerima program itu dengan mengangkat judul “Inklusi Profesional: Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Disabilitas YPAC Malang Melalui UPSkiling dan Penyediaan Kontrak Kerja Istimewa”, menurutnya, penyandang disabilitas kurang terwadahi dan banyak juga penyandang disabilitas ini memasuki dunia kerja.
“Kita fokusnya lulusan dari sebuah Yayasan Peduli Anak Cacat (YPAC) di Malang, kita berusaha membantu para penyandang disabilitas ini, apa sih yang bis akita bantu melalui kompetensi kelompok kami yaitu bantuan hukum dengan cara membantu membuatkan kontrak kerja istimewa yang nantinya akan mempermudah aktifitas mereka di dunia kerja,” terang gadis asal Kota Blitar ini.
Lalu Ia pun mengatakan, pengabdian yang ia akan lakukan dapat turut serta membantu para disabilitas agar dapat terpenuhi hak mereka, dimana banyak dari mereka yang merasa terdiskriminasi dari perusahaan atau dari berbagai dunia usaha, hal inilah yang mendorongnya untuk membantu para penyandang disabilitas di YPAC di Malang.
“Sebelum kita membuat proposal, kita terjun langsung ke YPACnya untuk melihat bagaimana kondisi yang ada disana, bahwa lulusan YPAC ini tidak ada wadahnya, jadi jika lulus ya hanya sekedar lulus aja, jadi kurang keberlanjutannya, jika dilihat 70% mereka dengan tingkat ekonomi menengah kebawah, jadi jika mengarahkan mereka untuk wirausaha cukup sulit, sebab membutuhkan banyak modal, oleh karenanya kami ingin membantu mereka mendapatkan hak-hak mereka, itu yang kami perjuangkan,” tutur mahasiswa semester IV Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Jember ini.
Ia pun berharap dengan adanya program ini, nantinya dapat berlanjut dan memberikan motivasi bagi seluruh aspek masyarakat untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas, sebab, mereka mempunyai hak yang sama dengan masyarakat pada umumnya. (is)