Jember, 29 April 2024
Thabed Tholib Baladraf mahasiswa yang baru saja diwisuda pada periode IX Sabtu (27/04) di Universitas Jember ini berhasil menerbitkan karya ilmiahnya dalam 15 publikasi ilmiah di jurnal berskala nasional dan internasional. Sehingga ia pun lulus dari program studi Teknologi Industri Pertanian sebagai mahasiswa berprestasi dengan IPK 3,98.
Putra dari ayah keturunan Yaman dan ibu kelahiran Blitar ini mengaku ketagihan menulis karya ilmiah dan ia merasa dapat memberikan manfaat lebih dengan menggeluti bidang tersebut. Bagi Thabed, berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi bukan suatu penghambat dalam menggapai kesuksesan, hanya saja memang membutuhkan kerja keras dan tekad yang lebih keras lagi untuk mencapai itu semua.
“Latar belakang keluarga yang menjadikan saya memiliki tekad untuk menjadi mahasiswa yang tidak biasa-biasa saja. Ayah saya meninggal pada tahun 2007 dan sejak saat itu saya yang merupakan anak tunggal hanya hidup berdua dengan ibu yang pekerjaan sehari-harinya berjualan jajanan tradisional di pasar dengan penghasilan 25-30 ribu cukup untuk makan sehari-hari.” ujarnya saat ditemui usai gelaran wisuda di Auditorium Universitas Jember Sabtu, (27/04).
Pada saat lulus dari Sekolah Menengah Atas sang ibu sudah tidak sanggup untuk membiayai Thabed ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi Thabed mengaku memberanikan diri dan bertekad untuk tetap melanjutkan studi di taraf perguruan tinggi meskipun tidak mempunyai biaya. Sehingga ia bisa berkuliah di Universitas Jember dengan beasiswa bidik misi atau Kartu Indonesia Pintar – Kuliah (KIP-K).
Meskipun mendapat beasiswa tidak lantas membuat Thabed berpuas diri, ia menegaskan bahwa tekad dan semangatnya datang dari alasan bahwa dia adalah tonggak satu-satunya dalam keluarga yang harus membawa perubahan nasib. Sehingga mau tidak mau Thabed harus bekerja lebih ekstra, hingga akhirnya ia memiliki 260 penghargaan di penelitian dan riset bidang pertanian.
Beberapa kejuaraan yang pernah Thabed antara lain Juara 1 International Scientific Paper Competition EJAVEC, Juara 1 Environmental Essay Competition Universitas Negeri Sebelas Maret, Peraih Gold Medal International Avvicena Youth Science Fair Iran. Tidak hanya menjadi peserta ia juga sering menjadi juri di berbagai perlombaan karya tulis ilmiah seperti menjadi juri di National Islamic Economic Essay Competition (NIEEC) STEI SEBI, Juri di SMAGA Essay Championship, Juri di Leads Article Competition Leads Indonesia, dan masih banyak lagi.
Selain aktif mengikuti berbagai kompetisi ilmiah dan menjadi juri, semasa kuliah Thabed ternyata juga bekerja sebagai mentor riset profesional di salah satu startup riset di Indonesia yaitu PT. Riset Prestasi Indonesia (Science Hunter Indonesia) dan juga bekerja sebagai data analis di salah satu e-commerce di Indonesia yakni PT. Setiap Hari Dipakai (Evermos).
Melihat kegiatannya yang begitu padat, pastinya Thabed memiliki cara tersendiri dalam mengatur waktu, saat ditanya mengenai bagaimana cara membagi waktu antara kuliah dengan kegiatan lainnya Thabed memberikan tips yaitu dengan rutin melakukan listing sebelum tidur mengenai kegiatan yang akan dilakukan esok hari.
“Daripada manajemen waktu, saya lebih meyakini teori manajemen aktivitas. Salah satu cara yang saya terapkan adalah ketika sebelum tidur saya akan melakukan listing mengenai kegiatan yang akan dilakukan besok. Jadi saya tau apa yang akan saya lakukan esok hari dan jumlah kegiatan itu tidak boleh lebih dari 3 kegiatan dalam satu hari. Berdasarkan penelitian yang pernah saya baca ketika seseorang mendapatkan konsumsi bahwa hari ini adalah hari yang berat maka kita akan menjadi malas. Saya juga menggunakan beberapa management tools seperti Notion, Trello ataupun To Do List biasa.” jelas Thabed.
Pria asal Pasuruan ini juga memberikan pesan bagi mahasiswa Indonesia khususnya mahasiswa Universitas Jember untuk terus berprestasi, “Berprestasi tidak menjamin kita akan sukses kedepannya, namun dengan berprestasi maka dapat membuka banyak peluang untuk menuju kesuksesan tersebut. Karena berprestasi saya bisa mendapatkan beasiswa. Karena berprestasi saya bisa mendapatkan pekerjaan sebelum lulus. Bahkan berdasarkan pengalaman, saya bisa jalan-jalan keluar negeri gratis hanya dengan berbekal karya tulisan lima lembar.” pungkasnya. (dil)