Jember, 3 Juni 2024
Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan menghadapi tantangan global, Universitas Jember (UNEJ) bekerjasama dengan PT. Perkebunan Nusantara III Persero (PTPN) hal itu ditandai dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) oleh Rektor UNEJ dan Direktur Utama PTPN III Persero, Senin (03/06/2024) di Gedung Auditorium UNEJ.
Dalam sambutannya Iwan Taruna menyampaikan harapan besarnya agar kerjasama ini dapat berjalan dengan semestinya dan membawa banyak manfaat, “Saya harap apa yang kita lakukan pada hari ini dengan penandatangan MoU itu betul-betul bisa ditindaklanjuti dengan kegiatan yang bermanfaat bagi kedua pihak tentunya, dengan mutual benefit saling menguntungkan. Dengan ini kita bisa saling memperkuat peran masing-masing untuk menghadapi tantangan-tantangan ke depan dalam pembangunan pertanian secara luas khususnya perkebunan.” katanya.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan, kerjasama ini selaras dengan visi misi UNEJ yaitu unggul dalam ilmu sains dan teknologi di bidang pertanian agroindustri. Oleh karena itu, ia berharap MoU ini dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan yang bermanfaat bagi kedua pihak. Melalui sinergi ini, UNEJ dan Perusahaan Perkebunan Nusantara Holding berkomitmen untuk bekerjasama dalam berbagai program, termasuk penelitian, pengembangan sumber daya manusia melalui job training, dan implementasi teknologi terkini di bidang pertanian.
Sementara itu, Mohammad Abdul Ghani Direktur Utama PTPN III Persero mengatakan, kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang inovasi dan penelitian bersama yang akan mendukung pengembangan sektor pertanian Indonesia, khususnya dalam bidang perkebunan. Ia pun berharap kerjasama ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan link and match antara universitas dengan industri bisa membangun kekuatan indonesia.
“Di Jember sendiri kami memiliki industri tembakau, hortikultura yang tentu harapannya bisa membantu memberdayakan para petani. Dengan kolaborasi ini, kami persilakan kalau ada mahasiswa atau staf pengajar yang akan melakukan penelitian kita siap berkolaborasi.” ujarnya.
Pada kesempatan itu pula ia memaparkan tentang Peta Jalan Membangun Kedaulatan Pangan Indonesia menjelaskan bahwa dimana Indonesia saat ini masih mengimpor gula untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini tentu saja dapat membahayakan ketahanan pangan nasional, selain juga membebani devisa negara.
Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan produksi gula nasional menjadi prioritas utama. Salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan adalah membangun sinergi antara petani, industri gula, dan perguruan tinggi.
“Kalo kita cerita isu tentang pangan menurut analisis ketahanan nasional bahwa ketahanan di suatu negara yang paling pokok adalah bagaimana negara itu mampu memenuhi kebutuhan pangan, dan yang kedua adalah energinya.” jelasnya.
Lalu ia mengajak kepada seluruh stakeholder untuk bersama-sama bersinergi dalam upaya mendukung ketahanan pangan khususnya industri gula di PTPN untuk bekerja sama dengan para petani dan perguruan tinggi.
“Oleh karena itu kami meminta kepada seluruh jajaran PT. Sinergi Gula Nusantara yang mengelola seluruh industri gula di PTPN untuk berkolaborasi dengan petani juga dengan perguruan tinggi untuk bagaimana tani bisa diberdayakan, impor berkurang, devisa dihemat dan rakyat membeli gula dengan harga yang murah.” tutupnya.
Selain penandatanganan MoU, acara ini juga diisi dengan Seminar Nasional dengan Tema “Peran, Tantangan & Sinergitas Perusahaan Perkebunan Nusantara dan Universitas dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional dalam Menghadapi Isu-Isu Global Menuju Indonesia Emas” yang menghadirkan 5 pembicara yang mahir di bidangnya yaitu Mohammad Abdul Ghani Direktur Utama PTPN III Persero, Faturohman Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Yahya Taufik Alhabsyie Direktur Utama PT. Saraswanti Anugerah Makmur Tbk, Prof. Yuli Witono Kepala LPPM UNEJ, dan Hardian Susilo Peneliti KeRis-DiMas AM2B. (nil/dil)