Jember, 7 Juni 2024
Program Studi (Prodi) Peternakan Fakuktas Pertanian Universitas Jember yang berada di Kampus Bondowoso, Universitas Jember, berdiri sejak tahun 2018, prodi yang tergolong masih baru ini, rupanya memiliki kelebihan yang tidak dimiiki oleh bidang keilmuan lainnya, bisnis ini tidak akan lekang oleh zaman dan memiliki peluang yang menjanjikan untuk jangka panjang, Hal ini diungkapkan oleh Prof. Soetriono, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember kala wawancaranya dengan tim Humas Universitas Jember (06/06/2024) di Gedung Dekanat Fakultas Pertanian Universitas Jember.
“Sejak dibukanya Prodi Peternakan ini, hingga saat ini (tahun 2024) telah meluluskan 3 angkatan, prodi ini diletakkan di Kampus Bondowoso, karena potensi peternakan baik itu Sapi, domba maupun ayam, nah lokasi yang strategis itu akan mendukung prodi ini,”katanya.
Lali ia juga mengungkapkan, prodi ini memiliki revenue yang baik untuk jangka panjang jika dikembangkan menjadi sektor bisnis di Universitas Jember, “Hal ini untuk memdukung Universitas Jember kedepan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH),”ungkapnya.
Ia berharap Prodi aperternakan ini menjadi prodi unggulan di Fakultas Pertanian. Pasalnya, prodi tersebut dari hulu hingga hilir manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat.
Sementara itu, Adhitya Wardhono, S.E., M.Si., M.Sc., Ph.D. Koordinator Kampus 2 Bondowoso Universitas Jember mengatakan, keberadaan Universitas Jember ini di kawasan Bondowoso ini bisa berkembang, karena pada dasarnya sumber daya manusia yang ada di sini merupakan kapasitas terpasang pendidik yang bagus untuk saling bermitra dengan potensi bondowoso, “seperti kelompok tani, pemerintah ataupun OPD-OPD terkait tentang pertanian, harapannya semakin semarak dan semakin inten, serta potensi-potensi yang akan kita dorong sesuai dengan misi Universitas Jember,” lugasnya.
Himmatul Khasanah, S.Pt Ketua Laboratorium Agroindustri Peternakan, Prodi Peternakan, Fakuktas Pertanian Universitas Jember menjelaskan tentang ternak sapi, domba dan kambing yang dikelolanya menggunakan pakan konsentrat dan juga pakan hijauan, pakan konsentran di produksi menggunakan komplite fit yang mana pakan tersebut dapat memenuhi kebutuhan luminansia yang di produksi sendiri.
“Jadi kami memanfaatkan limbah yang ada disekitar Bondowoso terutama kulit kopi untuk dijadikan sebagai pakan, namun memskipun bahan dasarnya menggunakan kulit kopi yang di fermentasi, ini masih memerlukan bahan pelengkap lainnya, karena untuk pakan tidak bisa untuk satu bahan baku saja, tapi membutuhkan baham lain yaitu sumber protein dan sumbel lemak termasuh sumber serat dari bahan hijauan,” jelasnya.
Lalu ia menambahkan, untuk bahan pokok ternak luminansia adalah pakan hijauan, hanya saja sistem pemeliharaan penggemukan pada ternak dibutuhkan makanan yang memiliki protein tinggi dan energi tinggi yang biasa disebut konsentrat atau pakan komplit.
“Pakan komplit ini merupakan pakan campuran yang sudah diformulasikan sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, dengan demikian kita bisa menargetkan berapa berat bobot ternak perharinya, misalkan untuk sapi perhari 1 sampai 1½ Kilogram itu nanti akan disesuaikan, jadi jumlah pakan yang diberikan dan nutrisi dalam pakannya disesuaikan dengan tujuan pemeliharaannya,” imbuhnya.
Ia lantas mengungkapkan, sementara ini untuk pemeliharaan pakan ternak memproduksi pakan konsentrat sendiri untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada ternak, tidak diedarkan dipasaran karena masih dalam tahap perijinan ke Dinas Peternakan Provensi. (is)