Jember, 14 Juli 2025
Untuk menciptakan peternakan berkelanjutan yang ramah lingkungan, 5 mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember, diantaranya, Billah Noer Amien, Sylica Hersy Govenia, Siti Nuraini, Moh Rafli Rizal Andriansyah, dan Muchammad Rizki Fermanda, dengan dosen pendamping Ratih Apri Utami S.P., M.Si., berhasil menciptakan inovasi teknologi Biopond Machine Black Soldier Fly Maggot Separator (BIOMASTOR). Teknologi ini dirancang untuk mengintegrasikan peternakan ayam dengan maggot, melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI).
Billah Noer Amien, Ketua tim PKM-PI menjelaskan, teknologi BIOMASTOR dirancang dengan tiga tingkatan. Tingkat paling atas berupa biopond atau wadah budidaya maggot yang dapat dibuka ke bawah, tingkat kedua berupa ayakan untuk memisahkan hasil penguraian maggot, dan tingkat paling bawah berupa wadah penampung residu penguraian maggot.
“Melalui penerapan teknologi ini, peternakan terintegrasi dapat diwujudkan melalui pemanfaatan limbah kotoran ayam sebagai pakan maggot BSF. Maggot BSF akan menguraikan limbah kotoran ayam dan menghasilkan residu yang disebut dengan bekas maggot (kasgot), sedangkan maggot akan tumbuh dewasa menjadi maggot segar,” jelasnya, kala ditemui di FAPERTA UNEJ (14/07/2024).
Ia juga mengatakan, penerapan teknologi BIOMASTOR telah berhasil meningkatkan diversifikasi hasil budidaya yang diperoleh, mulai dari telur dan daging ayam, maggot segar (dewasa), baby maggot, hingga sisa hasil peguraian maggot atau biasa disebut kasgot.
“Maggot segar selanjutnya digunakan sebagai alternatif pakan unggas pengganti konsentrat dan kasgot digunakan sebagai pupuk organik. Durasi budidaya maggot menggunakan limbah kotoran ayam memerlukan waktu 14 hari dan dalam satu kali masa panen dapat menghasilkan 20 kg kasgot,” katanya.
Lebih lanjut ia menambahkan, teknologi BIOMASTOR diterapkan pada mitra usaha pilihan yakni Ahmad Hidayah Farm. Mitra peternakan ini dipilih berdasarkan latar belakang kegiatan usahanya yang bergerak dalam budidaya dua jenis peternakan sekaligus yaitu maggot BSF (Black Soldier Fly) dan ayam KUB (Kampung Unggulan Balitbangtan), usaha peternakan ini telah berjalan sejak tahun 2018 silam.
“Dalam menjalankan usahanya, mitra Ahmad Hidayah Farm memiliki beberapa kendala diantaranya peralatan yang digunakan masih manual, kurang optimalnya pengelolaan limbah kotoran ayam yang berpotensi mencemari lingkungan, dan biaya pakan konsentrat yang cukup tinggi. Sejalan dengan kondisi tersebut, keberadaan teknologi BIOMASTOR dapat menjadi solusi alternatif untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional peternakan maggot BSF dengan ayam KUB,” imbuhnya.
Ia berharap, keberhasilan teknologi BIOMASTOR ini dapat memberikan inspirasi dan contoh bagi peternak lain di wilayah Jember dan sekitarnya untuk mengadopsi prinsip Integrated Farming yang modern dan ramah lingkungan.
Baihaqi, pemilik usaha Ahmad Hidayah Farm, mengatakan, adanya teknologi BIOMASTOR ini sangat membantunya, sebab, teknologi ini berhasil meningkatkan hasil yang diperoleh apabila dibandingkan dengan sebelumnya.
“Hemat waktu dan biaya juga, kami berharap kedepannya teknologi ini dapat diadopsi oleh peternak lainnya karena juga mendukung program peternakan berkelanjutan” ujarnya.(is)