Jember, 31 Juli 2024
Sebanyak dua belas pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang ada di Jawa Timur berkumpul di kampus Tegalboto Universitas Jember (31/7). Para pimpinan PTN dan PTKIN yang tergabung dalam Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur ini bertemu guna membicarakan strategi peningkatan pendapatan PTN di luar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Menurut Ketua Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur, Prof. Nurhasaan, pertemuan rutin kali ini sengaja diisi dengan pembahasan mengenai bagaimana meningkatkan pendapatan PTN di luar UKT mengingat permasalahan UKT yang beberapa waktu lalu mencuat.
Pria yang juga Rektor Universitas Negeri Surabaya ini menegaskan bahwa PTN harus mencari sumber pendanaan lain berdasarkan potensi masing-masing PTN, agar tidak bergantung semata pada UKT dari mahasiswa. Kedua, dirinya yakin peningkatan pendapatan perguruan tinggi bisa dilakukan dengan cara kolaborasi antar PTN di Jawa Timur. Oleh karena itu dalam pertemuan kali ini ada sesi diskusi mengenai pengalaman tiga PTN yang sudah berstatus Badan Hukum dalam meningkatkan pendapatan di luar UKT.
“Jawa Timur adalah barometer pendidikan tinggi di Indonesia, terbukti dengan pencapaian dan prestasi yang sudah diraih oleh perguruan tingginya. Maka suara PTN di Jawa Timur turut mewarnai pendidikan tinggi kita. Jadi hasil diskusi hari ini di Universitas Jember akan kami bawa ke tingkat nasional agar menjadi masukan bagi pengembangan kebijakan PTN Indonesia,” jelas Prof. Nurhasan.
Sesi diskusi dibuka dengan pemaparan oleh Wakil Rektor II Universitas Airlangga, Profesor Muhammad Madyan. Dirinya menjelaskan pengalaman Universitas Airlangga dalam meningkatkan pendapatan melalui fasilitas layanan kesehatan yang dimilikinya. Pilihan ini salah satunya berdasarkan pada sejarah berdirinya Universitas Airlangga yang dimulai dengan Fakultas Kedokteran. Saat ini selain telah memiliki Rumah sakit Airlangga, ada Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Rumah Sakit Hewan sampai perusahaan yang menghasilkan beragam produk kesehatan.
“Saat ini pendapatan dari fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Universitas Airlangga mencapai 65 persen dari total pendapatan selain UKT, selain tentunya dari usaha-usaha lainnya,” ungkap Prof. Muhammad Madyan.
Lain lagi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Pendapatan selain UKT terbesar justru berasal dari kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Seperti misalnya kerja sama dengan produsen elektronik, galangan kapal hingga perusahaan otomotif.
“Kuncinya inovasi dan efisiensi. Misalnya saja kami berinovasi membuat lampu khusus tambak udang hingga lampu untuk stadion sepak bola. Hasil inovasi ini kami tawarkan kepada perusahaan elektronik. Di kalangan internal, kami menerapkan efisiensi agar meminimalkan pengeluaran yang tak perlu,” kata Rektor ITS, Bambang Pramujati.
Sementara itu Wakil Rektor IV Universitas Brawijaya yang membidangi Perencanaan, Kerja Sama dan Internasionalisasi menekankan perlunya semua PTN yang ingin mengelola bisnis memahami dan memilih bisnis yang sesuai dengan keunggulannya masing-masing. Kedua, menempatkan orang yang tepat sebagai pengelola bisnis.
“Bisnis yang bakal digeluti sebaiknya sesuai keunggulan komparatif yang dimiliki oleh PTN tersebut. Dan lebih baik pengelola bisnis di PTN adalah mereka yang benar-benar profesional agar usahanya berjalan dengan baik,” ujar Andi Kurniawan.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. Salah satunya pendapat dari Wakil Rektor IV Universitas Negeri Malang, Prof. Arif Nur Afandi, yang mengusulkan agar seluruh PTN di Jawa Timur berkolaborasi dalam membangun bisnis. Nantinya bisa berupa kerja sama bisnis atau dalam bentuk penyertaan modal.
“Saya percaya semua PTN memiliki keunggulan masing-masing, oleh karena itu kolaborasi dan gotong royong menjadi kebutuhan agar semua PTN di Jawa Timur maju bersama,” tutur Prof. Arif Nur Afandi yang kemudian disepakati menjadi penanggungjawab kerja sama bisnis antar PTN se-Jawa Timur.
Sebelumnya dalam sambutan selamat datangnya, Rektor Universitas Jember menyampaikan rasa bangganya dapat menjadi tuan rumah rapat kerja Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur. Menurutnya keberadaan Paguyuban Rektor PTN sangat strategis mengingat menjadi ajang saling bertukar pengalaman dan berbagi informasi terkini mengenai dunia pendidikan tinggi, serta membahas permasalahan krusial seperti UKT.
Sebagai informasi, PTN yang hadir dalam rapat kerja kali ini adalah Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, UPN Veteran Jawa Timur, Universitas Negeri Surabaya, UIN Sunan Ampel, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim, Universitas Trunojoyo Madura, UIN KHAS Jember, UIN SATU Tulungagung dan tuan rumah Universitas Jember. (iim)