Bondowoso, 20 Agustus 2024
Mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) yang tergabung dalam tim Kuliah Kerja Nyata UNEJ Membangun Desa (KKN-UMD) memperkenalkan Jadam (perekat pestisida), sebagai alternatif pengolahan limbah minyak goreng untuk kebutuhan pertanian di Desa Kajar, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso.
Ide mengolah limbah minyak goreng menjadi jadam memang sudah direncanakan sejak awal. Koordinator Desa, Ignasius Nathaniel saat ditemui di lokasi KKN Desa Kajar Senin (19/08/2024) mengungkapkan program kerja KKN mereka disesuaikan dengan latar belakang desa yang unggul dalam bidang pertanian dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Ketika kami melakukan survey sebelum penerjunan. Kami menemukan fakta bahwa Desa Kajar ini memiliki potensi unggul di bidang pertanian dan UMKM kerupuk, sehingga kami berusaha memadukan kedua potensi tersebut menjadi satu program yang berguna. Selain itu, pengolahan limbah minyak juga sebagai usaha mewujudkan desa Kajar yang peduli terhadap lingkungan,” ungkap Nathan.
Dirinya juga menjelaskan, jadam adalah metode pertanian yang dikembangkan di Korea Selatan, dengan mengedepankan prinsip-prinsip sederhana, mudah, ilmiah, dan efektif. Salah satu bentuk dari jadam, adalah perekat pestisida yang menjadi prokernya.
Fungsi utama jadam adalah penambah daya rekat pestisida pada tanaman sehingga dapat melindungi tanaman lebih lama dari serangan hama. Dampaknya petani dapat mengurangi intensitas penggunaan pestisida yang dapat menekan biaya pertanian.
Saat ditanya mengenai keunggulan, Nathan dan tim menjelaskan produknya tidak kalah dengan yang dijual di pasaran, “Yang membedakan antara jadam dengan perekat kimia di pasaran adalah fungsinya sebagai pemberi lapisan lilin alami pada tanaman, sehingga pestisida yang diberikan oleh petani tidak cepat luntur akibat guyuran air hujan,” katanya.
Dalam menjalankan proker ini tim KKN bimbingan Himmatul Khasanah mendapat persetujuan dari Penyuluh Pertanian Desa Kajar, dan sudah sempat melakukan sosialisasi singkat ke beberapa kelompok tani.
Respon baik datang dari berbagai pihak, perangkat desa setuju dengan pelaksanaan program ini, dikarenakan sesuai dengan kondisi desa dan program ini belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga bisa menjadi inovasi baru. “Yang penting bisa berkelanjutan,” ucap Firman, selaku Sekretaris Desa Kajar.
Nathan dan tim berharap programnya bisa berkelanjutan dan bisa membawa petani di Desa Kajar lebih sejahtera, “Harapan kami, tentunya program ini dapat dilakukan terus menerus dan bersifat berkelanjutan. Mengingat cara penggunaan dan bahan yang digunakan cukup mudah ditemukan, semoga bisa membawa petani lebih sejahtera di Desa Kajar.” tutupnya. (nil)