Info Session UNEJ Dengan DAAD: Pendidikan Doktoral Tanpa Magister, Apakah Mungkin?

Jember, 28 Agustus 2024

Universitas Jember bekerja sama dengan DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) Scholarship mengadakan Info Session: Study and Research in Germany DAAD Funding Opportunities pada Rabu (28/08/2024) di Auditorium Lantai 5 – Gedung Soedjarwo Universitas Jember.

Bersama dengan Director of DAAD Regional Office Jakarta, Guido Schniders dan Prof. Kartika Senjarini selaku DAAD Research Ambassador dan alumni DAAD Scholarship Adhitya Wardhono mengulas dan berdiskusi bersama mengenai DAAD Scholarship ini. Menariknya ketiganya mengatakan ada kemungkinan “jump from bachelor to doctoral”.

Guido Schniders mengatakan bahwa hal ini mungkin terjadi tergantung pada masing-masing perguruan tinggi yang dituju. Beberapa hal yang dapat menjadi pendukungnya adalah ketika mahasiswa telah lulus pendidikan sarjana di Jerman kemudian bergabung dalam proyek penelitian bersama supervisor selama 2 tahun atau lebih. Dalam proyek penelitian tersebut mahasiswa berhasil mengikuti dengan baik dan mampu memiliki konektivitas yang baik dengan supervisor maka supervisor dapat mengundang mahasiswa tersebut untuk jump to doctoral program.

Dalam materinya Guido Schniders menjelaskan tentang beberapa materi menarik tentang belajar di Jerman. Di antaranya fakta menarik belajar di Jerman, pertukaran pelajar, sistem pembelajarannya, program doktoral, karir kerja setelah menempuh perkuliahan dan DAAD scholarships untuk mahasiswa Indonesia.

“Jerman merupakan negara yang memiliki banyak penemuan. Dari penemuan tersebut memiliki jangka waktu yang sangat panjang dan kita selalu mempunyai inovasi dan banyak penemuan produk yang bakal kalian perlukan di kehidupan sehari-hari. Seperti mesin cetak, mobil, sinar X, aspirin, pasta gigi, televisi, mesin scanner dan mp3,” ungkap Guido.

Ia juga menambahkan tentang DAAD Scholarship ini. Menurutnya jika mahasiswa di Indonesia mengikuti program ini, mereka akan memiliki banyak manfaat seperti pendanaan dan bimbingan akademik baik dari perguruan tinggi Jerman maupun beberapa universitas di seluruh dunia.

“Yang kami tawarkan pastinya beasiswa pribadi dan pendirian projek yang nantinya akan berkolaborasi dengan perguruan tinggi di Jerman. Contoh kampus dari Indonesia yang sedang berlangsung melalui program ini adalah ITS Surabaya, mereka mengikuti program double degree. Jadi bagi Universitas Jember juga berpeluang mendapatkan pendanaan ini dan juga telah mempunyai hubungan mitra dengan perguruan tinggi di Jerman melalui projek global PACE-UP,” pungkasnya.

Sementara itu Prof. Kartika Senjarini menjelaskan bahwa banyak beberapa beasiswa untuk bisa studi ke jerman yang tidak hanya membiayai program studi doktoral, namun bisa juga pembiayaan untuk jenjang magister.

“Jadi tidak hanya di DAAD, ada juga beberapa beasiswa studi di jerman dari Fraunhofer, Alexander von Humboldt Stiftung dan masih banyak lagi. Mereka mempunyai program sendiri yang juga bisa membiayai tidak hanya PhD, tapi juga bisa jenjang magister. Jadi tinggal mencari saja web sitenya mereka dan untuk DAAD ini merupakan yang paling besar,” jelasnya.

Diakhir materinya Prof. Kartika memberikan beberapa persiapan untuk mempersiapkan para mahasiswa untuk melanjutkan program ini. “Mahasiswa carilah program yang pas misal doktoral atau magister, persiapkan skill bahasamu setidaknya kalian memiliki TOEFL atau IELTS dan yang paling penting juga mencari potensial host missal di prospektif program di doktoral, prospektif program master degree pada program master,” pungkas Prof. Kartika. (dil)

Skip to content