Jember, 12 September 2024
Bevo Wahono, salah satu dosen prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas jember (UNEJ), merupakan dosen yang berkesempatan menjadi tenaga pengajar Program Doktor Pendidikan Sains di Universidad Pedagógica y Tecnológica de Colombia (UPTC), Colombia Amerika Selatan. Sebelumnya ia juga pernah mengajar di beberapa universitas di luar negeri pada mata kuliah umum, namun di UPTC ini ia berkesempatan untuk mengajar selama satu semester pada program doktoral.
“Kalau di Taiwan saya sudah pernah mengisi kuliah umum, di Thailand juga pernah dan itu hanya satu kali. Tapi yang di Colombia ini bukan kuliah umum, tetapi kuliah selama satu semester mengajarnya di program doktoral jurusan Pendidikan Sains dengan sistem daring,” ungkap Bevo.
Ia juga menceritakan perjalanannya menjadi dosen UNEJ hingga bisa terpilih menjadi tenaga pengajar di UPTC Colombia, “Saya bisa mengajar di sana sebab saya memiliki banyak relasi dan teman di luar negeri seperti di Vietnam, Thailand, Taiwan, Colombia, Dubai, dan Afrika Selatan. Jadi ketika kita mengisi kuliah umum di beberapa negara maka terlihat dan terekam kapabilitas kita pada bidang yang diampu sehingga relasi di UPTC meminta saya untuk mengisi kuliah selama satu semester. Setelah saya menyanggupi, UPTC mengirimkan kontrak dengan ketentuan berapa kali pertemuan kuliah lengkap dengan materi apa yang harus diberikan,” jelasnya.
Relasi tersebut ia perbanyak sejak masih kuliah S3 di National Taiwan Normal University dan berlanjut juga ketika telah lulus. Ia memperbanyak relasi dengan sering mengikuti konferensi di luar negeri seperti di Australia, Perancis, Thailand, Singapura dan lain-lain. Dari banyak kesibukannya itu, ia bermaksud untuk mencari teman sehingga banyak juga relasi yang telah didapat. Adapun konferensi dan seminar ilmiah yang pernah ia hadiri sebanyak 10 pertemuan, baik kegiatan dalam negeri maupun luar negeri.
Di sisi lain, Bevo juga mengungkapkan pengalamannya mengajar mahasiswa doktoral di UPTC yang relatif memiliki keingintahuan yang tinggi dan sangat filosofis, “Durasi kuliah selama 3,5 jam saya bagi menjadi ceramah kuliah selama 1 jam dan lebih banyak diskusi di sisa waktunya. Itu pun waktu 2,5 jam untuk diskusi kadang masih kurang karena para mahasiswa sangat interaktif.”
Ia juga mengungkapkan suatu kendala yaitu perbedaan waktu yang cukup signifikan, “Jam kuliah saya di UPTC itu pukul 08.00 pagi waktu Amerika Selatan yang mana selisih 12 jam dengan Indonesia sehingga di sini sudah pukul 20.00 malam. Sehingga kuliah baru selesai pukul 23.30 waktu Indonesia.”
Selain itu ia juga memiliki banyak kesibukan di luar jabatannya sebagai dosen. Ia sering menjadi pembicara di beberapa kampus, menjabat sebagai Ketua Tim pemeringkatan di Universitas Jember, sebagai Kepala Pusat Publikasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan menjadi perwakilan Universitas Jember dalam tim SDM di kementerian.
Ia berharap ke depan bisa lebih mengenalkan nama Universitas Jember ke manca negara. Sehingga dapat jauh dikenal dengan orang-oarang luar negeri dan juga para dosen Universitas Jember bisa lebih mengenalkan almamaternya kepada orang luar.
“Saya ingin banyak orang-orang yang bisa berkontribusi mengenalkan nama Universitas Jember di luar. Dengan begitu banyak orang luar negeri bisa mengenal Universitas Jember. Saya berharap nanti lebih banyak lagi teman-teman dosen di sini yang juga bisa mengembangkan diri dan menambah kapabilitasnya sebagai akademisi dengan memulai aktifitasnya di luar negeri. Sehingga almamater kami juga bisa lebih banyak dikenal di luar negeri,” pungkasnya. (dil)