Jember, 14 September 2024
Program Studi Penyuluhan Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Jember (FAPERTA UNEJ) menggelar Webinar Nasional dengan tema “Tantangan dan Strategi Pengembangan Penyuluhan di Era Digitalisasi Pertanian”. Kegiatan yang digelar secara hybrid (luring dan daring) diikuti oleh berbagai elemen mulai dari dosen, mahasiswa sajana dan pascasarjana, penyuluh pertanian, praktisi pemberdayaan masyarakat dan birokrat.
Dalam pemaparannya Lenny Widjayanthi selaku Korprodi Penyuluhan Unej, menyatakan bahwa saat ini penggunaan tehnologi digital sangat penting untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dalam keberlanjutan sektor pertanian. Bukan sekedar pertanian konvensional. Namun pertanian juga tak bisa menghindari fenomena smart farming, penggunaan big data dan analitik, aplikasi mobil untuk petani, sistem pengelolaan pert terpadu, penggunaan drone dan satelit, e-commerce dan platform digital. “Petani di Indonesia harus dapat memanfaatkan tehnologi digital untuk kepentingan pertanian” pesan Lenny.
Perhelatan ini secara resmi dibuka oleh Dekan Faperta Unej yang dalam kesempatan ini diwakili Wakil Dekan 1 FAPERTA UNEJ, Ir. Kacung Hariyono, MS., Ph.D. Dalam kesempatan ini Kacung menyampaikan dukungannya terhadap responsivitas PS Penyuluhan Pertanian dalam menghadapi digitalisasi di bidang pertanian. “Kami sangat mendukung langkah cepat dan tepat yang dilakukan oleh PS Penyuluhan Pertanian dalam merespons perkembangan pertanian ke arah digitalisasi. Hal ini sangat penting untuk memastikan mahasiswa siap menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.
Lalu ia menambahkan, dengan adanya webinar ini, Fakultas Pertanian Universitas Jember akan semakin memperkuat komitmennya dalam mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia pertanian di era digital. Para peserta diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan wawasan yang diperoleh untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan pertanian di masa depan.
Sementara itu, Rizali Anshar, SST, MM., seorang YouTube Content Creator, Agriculture Entrepreneur, serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Berprestasi dan Teladan Nasional dari Kalimantan Selatan, menyoroti pentingnya kemampuan adaptasi penyuluh di era digital. Dalam paparannya mengatakan, penyuluh harus siap berubah dan berinvestasi dalam pengembangan diri. “Jika penyuluh ingin tetap relevan, mereka harus berani berinvestasi untuk belajar keterampilan baru. Saya sendiri berani membayar mahal untuk belajar public speaking demi mengembangkan diri,” ungkapnya.
Di akhir paparannya, ia berharap kepada para mahasiswa untuk terus adaptif di era saat ini. “Pada dasarnya, untuk menjadi seorang YouTuber yang sukses, tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan saat ini. Harus terus belajar dan berkembang agar tidak tertinggal.”tutupnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Ihsannudin, S.P., M.P., Dosen Program Studi Penyuluhan Pertanian FAPERTA UNEJ, dalam pemaprannya membahas tentang pentingnya peran citizen journalism yang bertanggung jawab dan profesional dalam penyuluhan. Menurutnya, penyuluh pertanian harus memanfaatkan media digital untuk menyampaikan informasi dan gagasan dengan cara yang dapat memberdayakan masyarakat.
“Jurnalisme warga yang bertanggung jawab akan sangat membantu dalam menyampaikan pesan-pesan penyuluhan dengan lebih efektif dan dapat mendukung mainstreaming isu dalam pemberdayaan masyarakat serta advokasi” jelasnya.
Dalam perspektif berbeda, Dani Medionovianto, S.Pt., M.M., Pusat Standarisasi Instrumen Perkebunan BSIP Kementerian Pertanian, juga hadir sebagai narasumber. Ia menegaskan bahwa Kementerian Pertanian sangat mengapresiasi langkah strategis yang diambil Fakultas Pertanian UNEJ untuk membekali mahasiswanya dengan keterampilan yang relevan di era digital.
“Komitmen Program Studi Penyuluhan Pertanian UNEJ dalam memberikan bekal kepada mahasiswa agar siap bersaing di dunia kerja patut diapresiasi. Ini adalah langkah strategis untuk mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan di masa depan,” ujarnya.
Webinar ini dimoderatori oleh Dr. Rokhani, S.P., M.Si., Dosen Program Studi Penyuluhan Pertanian FAPERTA UNEJ, yang memastikan diskusi berjalan dinamis dan interaktif. Para peserta, baik dosen maupun mahasiswa, sangat antusias dalam mengikuti sesi tanya jawab dan diskusi yang berlangsung.
Dimas Wahyu Hidayat, salah satu peserta mengapresiasi terkait acara ini. seluruh narasumber memberikan materi yang relefan dan mudah diterima. “akhirnya kami jadi makin memahami penggunaan sosial media yang benar” pungkas Dimas. (is)