Jember, 30 September 2024
Mahasiswa yang tergabung dalam PPK Ormawa Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) Fakultas Teknik Universitas Jember, melalui program “Gubuk Rame”, berupaya memperkuat branding Desa Tegalwangi sebagai Kampung Gurami. Program ini dirancang untuk mendukung peningkatan ekonomi lokal dan memberdayakan masyarakat Desa Tegalwangi dalam mengembangkan potensi budidaya ikan gurami dari hulu ke hilir.
Ir. Nunung Nuring Hayati, S.T., M.T., Koordinator Program Studi Perencanaan Wilayah Kota, Fakultas Teknik Universitas Jember, menegaskan komitmennya untuk memperkuat branding Desa Tegalwangi sebagai “Kampung Gurami”. Upaya ini dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan yang diberi nama “Rame Gurame”, yang bertujuan untuk meramaikan kembali potensi lokal Desa Tegalwangi yang sudah lama dikenal sebagai sentra budidaya ikan gurami.
“Melalui kegiatan Rame Gurame, kami ingin memastikan bahwa potensi besar yang dimiliki Desa Tegalwangi, yaitu budidaya gurami, dapat terus dikembangkan dan menjadi salah satu daya tarik serta kekuatan ekonomi desa ini. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan menciptakan Gubuk Rame, sebagai pusat pengolahan dan pemasaran produk gurami olahan,” katanya kala ditemui awak media seusai menghadiri pembukaan Rumah UMKM “Gubuk Rame” di Balai Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember (30/09/2024).
Dalam pelaksanaan program ini, PPK Ormawa HMPWK tidak hanya fokus pada pengembangan budidaya, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat dalam diversifikasi produk dan pemasaran yang lebih luas melalui pemanfaatan teknologi digital.
Komitmen Berkelanjutan untuk Kampung Gurami
Melalui program ini, PPK Ormawa HMPWK Fakultas Teknik Universitas Jember berkomitmen untuk menjadikan Desa Tegalwangi sebagai sentra ikan gurami yang berdaya saing tinggi. Program Kampung Gurami yang dikembangkan ini mencakup seluruh aspek dari hulu ke hilir, mulai dari produksi pakan mandiri, diversifikasi produk, hingga pemasaran berbasis digital.
“Dengan adanya Gubuk Rame, kami berharap eksistensi Kampung Gurami di Desa Tegalwangi bisa terus berkembang dan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan potensi lokal. Ini juga bisa menjadi peluang bagi masyarakat untuk mandiri secara ekonomi dan meningkatkan pendapatan mereka melalui bisnis yang berkelanjutan,” ujar Ir. Nunung Nuring Hayati.
Program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga diharapkan mampu menciptakan dampak jangka panjang dalam mengembangkan perekonomian desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Tegalwangi. Dengan adanya kerjasama antara mahasiswa, petani, dan pemerintah desa, Desa Tegalwangi bisa menjadi ikon baru dalam budidaya ikan gurami di Kabupaten Jember.
Pengembangan Pakan Mandiri: Solusi Menghadapi Tingginya Harga Pakan
Salah satu tantangan utama yang dihadapi petani gurami di Desa Tegalwangi adalah melambungnya harga pakan. Hal ini, diungkapkan oleh Ir. Ratih Novi Listyawati, S.T., M.Eng, Dosen Pembimbing PPK Ormawa HMPWK Fakultas Teknik Universitas Jember, berdampak signifikan pada kestabilan pendapatan petani dan produktivitas budidaya ikan gurami.
“Desa Tegalwangi memang memiliki potensi besar dalam budidaya gurami dengan sekitar 50 titik kolam yang menghasilkan 3,8 kwintal ikan per tahun. Namun, masalah harga pakan yang tinggi menjadi tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, kami menginisiasi pelatihan bagi petani untuk memproduksi pakan ikan mandiri menggunakan sekam padi yang merupakan hasil panen lokal,” jelasnya.
Pelatihan pembuatan pakan mandiri ini dilakukan dengan memanfaatkan bahan baku lokal, seperti sekam padi, untuk menghasilkan pelet yang lebih ekonomis dan tetap berkualitas. Selain itu, hal ini juga menjadi bentuk inovasi industri hulu yang menghubungkan sektor pertanian dan perikanan di Desa Tegalwangi.
“Petani di sini sudah memiliki pengetahuan tentang budidaya ikan, namun mereka memerlukan pengetahuan lebih lanjut tentang pembuatan pakan mandiri untuk mengurangi ketergantungan pada pakan komersial yang harganya fluktuatif,” tambahnya.
Peran BUMDES dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Sebagai langkah lanjutan dari program Rame Gurame, BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) dan UMKM lokal dilibatkan untuk mendukung pengembangan bisnis gurami di Desa Tegalwangi. BUMDES berperan dalam mengelola aspek hilir dari budidaya ikan gurami, mulai dari pengolahan produk hingga pemasaran. Dengan demikian, Desa Tegalwangi bisa menjadi sentra ikan gurami yang mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional.
“Melalui BUMDES dan UMKM, kami ingin menciptakan ekosistem bisnis ikan gurami yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Dengan begitu, petani tidak hanya fokus pada budidaya, tetapi juga bisa memaksimalkan potensi ekonomi melalui pengolahan dan pemasaran produk gurami,” jelas Ir. Ratih Novi Listyawati.
Diversifikasi Produk: Membuka Pasar Baru bagi Petani Gurami
Selain tantangan pada harga pakan, petani gurami di Desa Tegalwangi juga dihadapkan pada persoalan pemasaran. Sebagian besar petani masih menjual gurami dalam bentuk mentah kepada tengkulak, yang sering kali membuat petani tidak mendapatkan harga yang optimal.
Menurut Dowan Rahma Seta, Ketua PPK Ormawa HMPWK Fakultas Teknik UNEJ, kondisi ini membuat petani terikat pada mekanisme pasar yang kurang menguntungkan. “Tantangan terbesar bagi petani gurami di sini adalah mereka masih bergantung pada tengkulak dalam menjual produk mereka, sehingga harga jual sering kali ditentukan oleh tengkulak. Padahal, ada banyak peluang untuk diversifikasi produk olahan yang bisa meningkatkan nilai jual ikan gurami,” ungkapnya.
Melalui program Gubuk Rame, PPK Ormawa HMPWK memberikan pendampingan kepada petani untuk memproduksi berbagai produk olahan ikan gurami, seperti gurami frozen dan abon gurami. Produk olahan ini tidak hanya memperpanjang umur simpan ikan, tetapi juga memberikan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dengan ikan mentah.
Tak hanya itu, mahasiswa PPK Ormawa HMPWK juga memberikan edukasi pemasaran digital melalui pengelolaan akun e-commerce. Dengan memanfaatkan platform digital, petani gurami di Desa Tegalwangi diharapkan dapat menjangkau konsumen yang lebih luas dan meningkatkan penjualan produk mereka secara signifikan.
“Kami juga membantu petani untuk mulai memanfaatkan platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee, sehingga produk mereka bisa dipasarkan tidak hanya di Jember, tetapi juga ke seluruh Indonesia.” tutupnya.(is)