Jember, 14 Oktober 2024
Dalam menghadapi dinamika baru terhadap kesehatan masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember menggelar Kuliah Tamu mendatangkan profesor dari Ramkhamhaeng University Thailand Prof. Anu Surach, Senin (14/10/2024). Bertempat di Aula Murdijanto, turut hadir para petani tembakau yang berasal dari Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan sebagai sasaran edukasi dalam program pengabdian masyarakat Universitas Jember.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Farida Wahyu Ningtyias mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara dua universitas dalam kolaborasi internasional. Selain itu juga dalam rangka memperingati Dies Natalis ke 22 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Dies Natalis ke 60 Universitas Jember. Menurutnya momen ini tepat untuk sekaligus memberikan edukasi dalam meningkatkan kualitas hidup para petani tembakau khususnya di Kecamatan Wuluhan, dengan meningkatkan kesadaran mengenai dampak pekerjaan mereka terhadap kesehatan.
“Profesional kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan petani tembakau. Dengan memahami dinamika baru dalam kesehatan masyarakat dan risiko yang dihadapi petani tembakau, Fakultas Kesehatan Masyarakat berperan mengembangkan program-program yang efektif salah satunya melalui Edukasi Green Tobacco Sickness (GTS) yaitu penyakit yang disebabkan oleh paparan nikotin secara berlebihan untuk meningkatkan kualitas hidup petani tembakau.”
Sementara itu Prof. Anu Surach menjelaskan, “Petani tembakau baik di Thailand maupun di Indonesia menghadapi risiko kesehatan yang tidak jauh berbeda dan unik, di antaranya terhadap paparan bahan kimia akibat proses pemetikan bahkan sampai proses pengeringan daun tembakau. Berdasarkan penelitian di Thailand, kondisi ini terjadi akibat penyerapan nikotin melalui kulit saat petani bekerja dengan daun tembakau.”
Ia menambahkan bahwa risiko ini semakin parah akibat banyaknya petani yang tidak menyadari risiko kesehatan yang terkait dengan pekerjaan mereka dan tidak mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Selain itu, petani tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai seperti sarung tangan, masker, dan pakaian pelindung, sehingga meningkatkan risiko paparan bahan kimia berbahaya.
Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat berkomitmen untuk memberikan solusi konkret bagi para petani tembakau. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mensosialisasikan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai saat bekerja di perkebunan tembakau.
“Kami menyadari bahwa petani tembakau memiliki peran penting dalam perekonomian, namun kesehatan mereka juga harus menjadi prioritas. Dengan memberikan edukasi dan menyediakan APD yang memadai, kami berharap dapat meningkatkan kualitas hidup petani tembakau dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi,” ujar Farida Wahyu Ningtyias.
Ke depannya, FKM UNEJ akan terus berupaya untuk menyediakan APD yang nyaman dan terjangkau bagi para petani tembakau. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan petani dalam menggunakan APD dan pada akhirnya melindungi kesehatan mereka. (dil)