Jember, 16 Oktober 2024
Desa Seputih, yang merupakan desa terluas di Kecamatan Mayang dengan luas wilayah mencapai 33,07% dari total wilayah kecamatan, memiliki potensi besar dalam pemanfaatan limbah kotoran ternak. Hampir 80% masyarakat Desa Seputih memelihara sapi, menghasilkan limbah ternak yang melimpah. Namun, limbah ini sering kali terbuang percuma tanpa pengelolaan lebih lanjut, sehingga tidak hanya menghilangkan potensi manfaatnya, tetapi juga dapat menjadi ancaman pencemaran lingkungan.
Merespons peluang sekaligus ancaman tersebut, Kelompok Riset Pengabdian Masyarakat (Keris-Dimas) Penyuluhan Pembangunan Pertanian (PPP) Universitas Jember melaksanakan kegiatan pemberdayaan petani melalui program “Sekolah Lapang Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Sapi (KOHE) dalam Mendukung SDGs Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember”. Pada Minggu, (13/10/2024) beberapa hari yang lalu. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kotoran ternak sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan kualitas pertanian dan menjaga keseimbangan lingkungan.
Kegiatan ini dipimpin oleh Yustri Baihaqi, S.E., M.P., dengan anggota tim Dr. Sudarko, SP., M.Si, Lenny Luthfiyah, S.I.Kom., M.Sc., dan Lenny Widjayanthi, S.P., M.Sc., Ph.D. Program pemberdayaan masyarakat ini melibatkan 20 warga desa, penyuluh pertanian Desa Seputih, serta petugas pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT).
Dalam sambutannya, Lenny Widjayanthi, S.P., M.Sc., Ph.D., ketua Keris-Dimas, menegaskan, kegiatan ini adalah bagian dari tridharma perguruan tinggi sebagai dosen. “Kami sebagai dosen memiliki kewajiban menjalankan pengabdian kepada masyarakat, dengan memperhatikan permasalahan yang dihadapi. Desa Seputih memiliki potensi limbah ternak yang perlu dikelola, sehingga yang tadinya menjadi masalah bagi lingkungan dapat menjadi berkah dalam bidang pertanian,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, sekolah lapang ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan serta praktik langsung. Tim Keris-Dimas PPP Universitas Jember bersama masyarakat Desa Seputih dan petugas POPT melaksanakan praktik pembuatan pupuk organik dari kotoran hewan. Limbah kotoran ternak yang diambil dari lingkungan sekitar dicampur dengan bahan-bahan seperti bekatul, arang sekam, EM-4, tetes tebu, hijauan, dan air, kemudian diaduk merata. Campuran tersebut kemudian ditutup dengan terpal dan dilakukan pembalikan setiap hari selama 3-4 minggu hingga siap menjadi pupuk organik.
Pada kesempatan yang sama, Kawit, petugas pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT) yang juga mendampingi petani dalam pembuatan pupuk organik ini menyatakan bahwa Penggunaan pupuk organik dapat membatu memperbaiki kondisi tanah. “pelatihan dan aplikasi untuk memandirikan pupuk organik padat masih sangat dibutuhkan petani, apalagi di Desa Seputih ini bahan dasarnya melimpah. Pupuk organik ini penting untuk menambah, melengkapi dan menyeimbangkan agroekosistem tanah,” katanya.
Sementara itu, Didik Suciono, Penyuluh Pertanian Desa Seputih mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para akademisi Universitas Jember atas kontribusinya untuk ikut serta membangan desa Seputih ini, “Kami berterima kasih kepada insan akademisi pertanian Universitas Jember telah memilih desa binaan kami sebagai desa penerima manfaat program ini. Harapan kami semoga setelah terjadi transformasi ilmu ke petani akan berlanjut menjadi kegiatan yang mandiri, sehingga nantinya ketergantungan pada pupuk kimia akan berkurang,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, melalui sekolah lapang ini, petani Desa Seputih diharapkan dapat melihat potensi besar yang tersimpan dalam limbah kotoran sapi, yang mungkin selama ini dianggap sekedar sebagai sampah atau masalah.
“Adanya kegiatan ini membantu petani yang juga memiliki hewan ternak bisa mengetahui cara memanfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk. Tetapi kami juga berharap nanti pupuk organik yang dibuat ini bisa di tes kandungannya supaya nanti petani kalau mau menggunakan itu percaya,” Imbuhnya.
Program pengabdian kepada masyarakat ini didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Universitas Jember berkomitmen bahwa institusi pendidikan hadir dalam bentuk kolaborasi penerapan ilmu pengetahuan untuk membantu masyarakat desa menemu kenali dan memanfaatkan potensi lokal secara efektif dan bekelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan pedesaan. (is)