Jember, 29 November 2024
Transformasi digital terus merambah berbagai sektor, termasuk usaha tradisional seperti Kafe Jamu Herbal Omahkui. Dalam upaya mempertahankan eksistensi di tengah persaingan modern, kafe yang dikenal dengan racikan minuman herbal kekinian ini menerima pelatihan pengembangan digital marketing dari Center for Tapal Kuda Studies (CTKS) Universitas Jember.
Kelompok riset Universitas Jember ini fokus pada penelitian dan pengabdian masyarakat, menggandeng para dosen lintas disiplin ilmu untuk mendukung pengembangan usaha mitra di wilayah Tapal Kuda. Tim pengabdian ini dipimpin oleh Septarina Prita Dania S., S.E., M.SA, Ak., dengan empat anggotanya yaitu, Prof. Dr. Akhmad Haryono, S.Pd., M.Pd., Margaretta Andini Nugroho, S.ST.Par., M.Par., dr. Ida Srisurani Wiji Astuti, M.Kes., FISPH, FISCM, dan Dr. apt. Siti Muslichah, S.Si., M.Sc.
Septarina Prita Dania S., S.E., M.SA, Ak., Ketua Tim Keris CTKS mengatakan, pelatihan dan pembiaan ini dilakukan sejak 14 September 2024 lalu di Kafe Jamu Herbal Omahkui, yang berada di Jalan Cendrawasih, Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Dengan melibatkan pemilik kafe, manajer kafe dan para karyawannya.
“Berdasarkan observasi, Kafe Omahkui menghadapi tantangan besar, yaitu penurunan jumlah pengunjung yang mengakibatkan operasional kafe sering terhenti. Dalam satu tahun terakhir, kafe ini bahkan memilih tutup sementara untuk mengurangi kerugian operasional, melihat kondisi ini, kami memutuskan memberikan pelatihan digital marketing sebagai solusi. Pelatihan ini bertujuan mempermudah interaksi antara pelaku usaha dengan konsumen, serta memanfaatkan media digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan lebih efektif,” tuturnya.
Ia lalu menjelaskan, digital marketing adalah kunci untuk memperkenalkan produk tradisional seperti jamu kepada generasi muda. Dengan strategi yang tepat, dirinya optimis usaha ini bisa kembali bangkit.
“Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada peserta, yaitu Konsep STP (Segmenting, Targeting, Positioning) untuk menentukan segmen pasar, target konsumen, dan posisi usaha dalam pasar, pemanfaatan Media E-Commerce yaitu untuk pengenalan platform seperti Shopee dan Facebook untuk pemasaran produk, promosi via Media Sosial dan AI, strategi memanfaatkan media sosial ini untuk menjangkau Gen Z, serta penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efektivitas promosi, menggunakan Aplikasi SIAPIK aplikasi ini berfungsi untuk pencatatan keuangan digital untuk usaha kecil menengah (UMKM) yang memungkinkan pelaporan keuangan otomatis dan sistematis, dan Platform Imooji yaitu membuat brosur interaktif dan katalog digital untuk menarik perhatian konsumen,” terangnya.
Tim CTKS berharap dengan pelatihan ini tidak hanya membantu Kafe Omahkui kembali eksis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain di wilayah Tapal Kuda. Dengan menggabungkan kearifan lokal dan inovasi digital, usaha tradisional seperti kafe herbal dapat bertahan dan berkembang di era modern.
Sementara itu, Nuraini, Pemilik Kafe Omahkui mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini, “Kami sangat berterima kasih atas pelatihan ini. Banyak hal baru yang kami pelajari, terutama dalam hal pemasaran digital,” ungkapnya.
Kafe Jamu Herbal Omahkui kini bersiap menyapa kembali pelanggannya, membawa semangat baru dalam menyajikan manfaat rempah-rempah Nusantara melalui strategi pemasaran yang lebih modern dan efektif. “Kami yakin, dengan langkah ini, kafe kami bisa kembali menjadi pilihan masyarakat,” tutupnya.(is)