Jember, 7 Februari 2025
Dosen Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (UNEJ) Andang Subaharianto merilis buku berjudul “Jalan Terjal Etika Politik, Catatan Pilu Pemilu 2024” di aula kampus FIB (6/02/2025). Acara peluncuran buku ini berlangsung gayeng. Kolega, jurnalis dan undangan terbatas yang hadir memberikan testimoni yang umumnya memberikan apresiasi kepada dosen senior yang akrab dipanggil Mas Andang ini.
Salah satunya dilontarkan oleh Dekan FIB UNEJ, Prof. Nawiyanto yang menyebut koleganya piawai menggunakan senjata sejarah masa lalu untuk menembak masa kini. Pasalnya banyak artikel di buku tersebut yang mampu mengaitkan peristiwa di masa lampau dengan beragam permasalahan kekinian. Guru besar FIB lainnya, Prof. Hairus Salikin memuji tulisan Mas Andang yang mengajak pembacanya melakukan refleksi tanpa harus menghakimi.
Tak heran jika Rektor UNEJ, Iwan Taruna dalam sambutannya mengajak segenap hadirin terutama para dosen untuk mengikuti jejak Mas Andang untuk terus menulis. “Menulis adalah tradisi intelektual yang dihasilkan dari proses meneliti. Menulis juga mencerminkan kepekaan seorang intelektual terhadap permasalahan yang ada di lingkungannya,” tutur Iwan Taruna.
![](https://unej.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/3-3-1024x682.webp)
Buku “Jalan Terjal Etika Politik, Catatan Pilu Pemilu 2024” menurut Andang Subaharianto berisi hasil perenungannya mengenai beragam peristiwa dan fenomena di seputaran pelaksanaan Pemilu 2024. Ditulis semenjak April 2023 dan ditampilkan secara teratur di laman kompas.com yang sudah dibaca satu juta orang lebih.
Andang Subaharianto mengatakan buku ini menjadi wakaf pemikirannya yang menjelaskan ternyata banyak jalan terjal menuju pemilu yang berkualitas sekaligus merefleksikan kematangan bangsa Indonesia dalam berdemokrasi. Tidak ada jaminan pengalaman melaksanakan pemilu berkali-kali akan menjamin kualitas pemilu yang diharapkan mampu memilih wakil rakyat dan pemimpin bangsa yang berkualitas.
“Namun bangsa Indonesia tidak boleh lelah dan menyerah, pemilu harus terus didorong , diperjuangkan dan dimenangkan sebagai instrumen demokrasi menuju cita-cita kemerdekaan dan tujuan bernegara Republik Indonesia,” jelas Andang Subaharianto.
Keesokan harinya digelar siniar (podcast) bertema “100 Hari Pemerintahan Prabowo dan Peluncuran Buku Jalan Terjal Etika Politik. Catatan Pilu Pemilu 2024” yang digelar di lobby gedung rektorat UNEJ (7/2/2025). Dalam siniar kali ini Andang Subaharianto menilai pemerintahan Prabowo – Gibran tengah menghadapi beban berat. Di satu sisi dituntut mewujudkan janji politik yang populis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga kucuran bantuan sosial. Sementara anggaran yang tersedia terbatas. Maka mau tidak mau pemerintah memilih kebijakan efisiensi di semua sektor.
![](https://unej.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/2-5-1024x682.webp)
Andang Subaharianto menambahkan Indonesia juga dihadapkan pada kewajiban pembayaran hutang yang cukup besar di tahun ini dan tahun depan. Belum lagi dengan beban proyek infrastruktu warisan Jokowi seperti Ibu Kota Nusantara (IKN). Kondisi ini menambah beban pemerintahan saat ini.
“Maka pemerintahan Prabowo – Gibran membuat prioritas, harus memilih program apa yang harus didahulukan. Efisensi di semua sektor juga dikhawatirkan menghambat target pertumbuhan ekonomi delapan persen yang sudah dicanangkan. Siapa pun presidennya akan menghadapi beban berat,” jelas Andang Subaharianto. Di lain sisi, naiknya pasangan Prabowo – Gibran yang menurutnya melalui sejumlah kontroversi dan polemik juga menjadi potensi permasalahan.
Penilaian ini didukung oleh Ikhwan Setiawan, koleganya di FIB UNEJ. Ikhwan Setiawan menyebut kondisi politik saat ini sebagai politik deg-degan. Walaupun modal dukungan parlemen hampir semuanya tertuju pada pemerintahan Prabowo – Gibran, namun mulai muncul drama. Semisal kasus pagar laut hingga kisruh LPG.
“Bahkan petinggi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad yang menyebut ada menteri-menteri yang kurang seirama. Ini kan peringatan keras. Kajadian-kejadian ini yang harus diorkestrasi oleh Prabowo dengan hati-hati agar tidak meledak,” ujarnya.
![](https://unej.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/4-3-1024x682.webp)
Ikhwan Setiawan lantas mengutip bagian epilog di buku karya Andang Subaharianto. Prabowo hari ini adalah sentral pemerintahan. Sosok Prabowo dengan masa lalunya, gagasan-gagasannya, orang yang mengelilinginya dan tantangan yang akan dihadapi akan menjadi variabel yang akan mewarnai dinamika Indonesia di masa depan. (iim)