Jember, 20 Februari 2025
Ada yang menarik pada saat upacara pengambilan sumpah dan pelantikan Insinyur Program Studi Profesi Insinyur (PSPI) Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember (UNEJ) tahun 2025 di aula kampus setempat (20/2/2025). Setelah melantik 56 lulusan dengan gelar Insinyur, giliran Rektor UNEJ, Iwan Taruna yang ganti menerima gelar Insinyur profesional ASEAN atau ASEAN.Eng., dari Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, MT., IPU. ASEAN. Eng. Tidak hanya Iwan Taruna saja, ada sembilan dosen di lingkungan UNEJ yang menerima gelar yang sama, diantaranya Dekan FT dan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian.
Dalam sambutan pelantikannya, Rektor UNEJ mengajak seluruh Insinyur baru untuk tak henti-hentinya bersyukur atas pencapaian ini. Apalagi dibalik tambahan gelar ada amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Gelar Insinyur juga membawa kewajiban bagi penyandangnya untuk taat pada kode etik insinyur Indonesia. Serta selalu belajar karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat.

“Saya berharap semua Insinyur lulusan PSPI FT UNEJ menjadi lulusan yang profesional, beretika dan berkarakter ke-Indonesiaan yang kuat. Lulusan PSPI FT UNEJ harus turut berkontribusi menyelesaikan beragam permasalahan yang dihadapi masyarakat kita,” tutur Iwan Taruna.
Harapan Iwan Taruna tersebut senada dengan benang merah orasi ilmiah yang disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PII, Prof. Agus Taufik Mulyono. Dalam orasinya yang berjudul “Etika Profesi, Tantangan Transformasi Peradaban Manusia Insinyur Mencegah Malapraktik Keinsinyuran Pada Praktik Jasa Keahlian.” Dalam orasinya, ia mengingatkan semua Insinyur khususnya yang baru dilantik untuk selalu menjaga integritas.

“Integritas itu dibangun dari tiga komponen, yakni profesionalisme, karakter yang baik dan dilandasi oleh moral. Jika semua Insinyur memiliki integritas, maka malapraktik dalam melaksanakan jasa keahlian bisa dihindari. Selain itu Insinyur harus adaptif menghadapi perubahan jaman. Berjiwa humanistik sekaligus futuristik,” ujar guru besar FT Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Sementara itu Dekan FT, Triwahju Hardianto menjelaskan, semenjak dibuka tahun 2017, PSPI FT UNEJ telah meluluskan 389 insinyur yang berasal dari beragam latar belakang pendidikan, khususnya yang terkait dengan keteknikan. Diantaranya kebumian dan energi, rekayasa sipil dan lingkungan terbangun, teknik industri, konservasi dan pengelolaan sumber daya alam, pertanian dan hasil pertanian, teknologi kelautan dan perkapalan.

“Oleh karena itu yang dilantik menjadi insinyur hari ini tidak hanya lulusan keteknikan, namun ada kawan-kawan yang berlatar belakang pertanian, teknologi pertanian maupun peternakan,” jelas Triwahju Hardianto. (iim)